"Abeoji tadi siang sudah tau apa yang kamu lakukan akhir-akhir ini dari Matius. Abeoji juga sudah mengambil semua data dari wanita itu." Kata Kim setelah Hiro dan Dania sudah berada di ruang kerjanya. Ia meletakkan amplop coklat berisi data tentang Nessa.
"Lalu." Kata Hiro.
Dania lalu mengambil amplop coklat itu dan mulai membaca semua informasi tentang Nessa, mengabaikan percakapan suami dan anaknya itu.
"Abeoji sudah membaca informasi tentang wanita itu dan beberapa perkembangan terbaru sampai siang ini. Apa yang terjadi dengan wanita itu dari Matius." Kata Kim masih tenang. Ia ingin masalah ini selesai dan Hiro kembali focus bekerja.
"And then." Hiro masih menunggu kelanjutan apa yang papanya tau.
"Abeoji mau kamu cerita. Mungkin masih ada yang abeoji gak tau." Kim menunggu cerita Hiro yang hanya diketahui Hiro.
Setelah menarik nafas berulang-ulang lalu Hiro mulai menceritakan apa yang ia lakukan beberapa hari ini.
"Hiro juga gak tau jelas. Yang pasti sejak kejadian itu Hiro selalu mengikuti jalannya sidang Nessa dan sidang anak dari pengacara Hanggara itu. Dari pengamatan Hiro selama ini dan juga informasi yang diberikan oleh Matius di amplop itu, banyak hal yang diluar dugaan kita."
Dania sudah mulai focus ke cerita Hiro tapi masih memegang lembaran-lembaran informasi itu ditangannya.
"Garis besarnya, malam itu yang menabrak Indi adalah Kurniando. Tapi yang menanggung kesalahan Nessa, malam itu Nessa sedang bersama Kurniando. Kurniando meminta Nessa bertanggung jawab untuk kecelakaan itu karena karirnya sebagai pengacara dan juga keluarganya kalau sampai ia masuk penjara maka ia bisa hancur. Keadaan Nessa yang sedang kacau karena merasa bersalah membuat ia tertekan dan gak memberikan keterangan apa pun ke pihak penyidik."
"Om nya Nessa ternyata polisi senior yang bertugas di Medan dan ke Jakarta untuk mebantu mengurus masalah Nessa. Mamanya meninggal akibat banyak pikiran, masalah yang dialaminya tentang Nessa ditambah ternyata keluarga Hanggara mengambil sertifikat rumah mereka untuk bayaran jasa kepada Nessa dan juga kerusakan mobil."
"Sekarang Nessa ada di apartemen Hiro abeoji. Dia diusir dari rumahnya keadaanya sudah parah. Malam itu Hiro menemukan dia menyiksa diri, membenturkan kepalanya. Tadi pagi saat orang suruhan keluarga Hanggara mengusir dia, dia memukul dadanya berulang-ulang. Hiro cuma gak mau dia kenapa-kenapa. Nanti kalau keadaan sudah membaik juga dia pasti keluar dari apartemen Hiro."
"Astaga Hiro, mau gimana juga kamu lelaki dewasa dan dia perempuan dewasa walaupun umurnya belum genap dua puluh tahun. Kalau kamu khilaf bisa bahaya." Kata Dania terkejut dan berkomentar setelah dari tadi hanya mendengarkan cerita Hiro.
"Eomma, Hiro masih waras kali yah. Janji Hiro gak akan macem-macem."
"Kenapa gak dibawa kesini aja sih. Mama bisa bantu urus."
"Mama kan bantu kerjaan kantor walau sekali-sekali. Lagian dia kaya orang linglung. Gak mungkin aku bawa ke rumah ini. Gak ada yang dia kenal disini."
"Emangnya dia kenal kamu?" Pertanyaan Kim mengejutkan Hiro.
"Enggak kayanya." Jawab Hiro dengan cengiran khasnya dan juga menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Dania terbahak mendengar jawaban polos anaknya. "Sama kamu aja gak kenal, kok bisa bilang disini dia juga gak ada yang kenal. Jadi disana atau disini sama aja kan?"
"Sudahlah ma sementara biarkan dia di apartemen Hiro dulu." Hiro rasanya berat jika Nessa pergi dari apartemennya.
"Sudah, sudah. Gak akan selesai kalau membahas sana sini aja. Jadi solusi kamu apa buat masalah ini. Abeoji mau kamu kembali fokus ke perusahaan. Jangan sampai masalah ini berlarut-larut." Kim memutus perebatan antara anaknya dan istrinya. Karena kalah berdebat, Dania lalu kembali focus dengan kertas yang ada di tangannya.
"Garis besarnya kan Hiro udah tau titik lemah keluarga Hanggara, Hiro lagi atur satu persatu pembalasannya sambil kerja. Setelah itu Hiro janji bakal kembali focus ke kantor. Sementara waktu biar Nessa tinggal dan diurus di apartemen Hiro. Mama bantu abeoji dikantor, pasti sebelum masalah selesai Hiro akan terbagi antara masalah itu dan kantor." Kata Hiro.
"Abeoji terserah kamu mau gimana sama wanita itu. Tapi nan-."
"Oppa." Panggil Dania kepada suaminya dan memutus ucapan suaminya. (oppa=panggilan kakak lelaki)
"Museun il-iya?" Tanya Kim kepada Dania. (museum il-iya=ada apa)
"Disini aku baca papanya Nessa dulunya sebelum meninggal adalah polisi dan meninggal karena tertembak oleh perampok, kejadiannya hampir sepuluh tahun lalu kan. Nama lengkap Nessa, Vanessa Junika. Kamu ingat nama polisi yang dulu tertembak saat menyelamatkan kamu? Prambudi Juniko. Besok mama mau suruh Matius cari tau apakah ada hubungan antara Nessa dan Prambudi." Dania sambil membereskan kertas itu dan memasukkannya kedalam amplop.
"Maksud kamu Nessa ini anaknya Prambudi, polisi yang nolongin aku dulu?" Tanya Kim sambil mengerutkan keningnya.
"Bisa jadi sayang. Disini tertulis kejadian hampir sepuluh tahun lalu dan kejadian itu juga hampir sepuluh tahun lalu. Nama belakang Prambudi, Juniko dan nama belakang Nessa, Junika." Jawab Dania mengkaitkan ini dan itu.
"Maksudnya apa sih ma?" Tanya Hiro heran mendengarkan percakapan kedua orang tuanya itu.
"Dulu pas liburan kelulusan SMP kan kamu lama di Korea tempat halmeoni, nah ingat gak mama ada cerita tentang perampokan yang dialami abeoji kamu?" (halmeoni=nenek)
"Hmmm kayanya iya mama pernah cerita tapi Hiro lupa." Kata Hiro berusaha mengingat cerita mamanya dulu.
"Dulu pas perusahaan papa kamu belum semaju sekarang kan apa-apa papa kamu urus sendiri. Kejadiannya pas papa kamu ambil uang buat gaji karyawan, kemungkinan besar perampok itu udah ngikutin papa dari di bank. Hari itu Prambudi yang bertugas mengawal papa bawa duit. Ditengah jalan ban mobil kempes, saat supir ngecek ban itu dimanfaatin sama perampok buat ngambil tas yang berisi uang gaji kayawan."
"Prambudi menarik tas yang mau dibawa perampok itu, salah satu perampok berhasil di tembak Prambudi, tapi yang satunya panic melihat temennya ke tembak jadi dia juga mau menembak papa atau Prambudi. Prambudi yang melihat itu terus berusaha menghalangi tembakan perampok itu, palah dia yang tertembak di kepalanya dari jarak dekat dan meninggal di tempat."
"Astaga." Kaget Hiro mendengarkan cerita mamanya dan hanya mampu mengucapkan ini.
"Besok ingatkan mama untuk menyuruh Matius mencari informasi hubungan antara Prambudi dan Nessa. Mama yakin seratus persen mereka adalah ayah dan anak. Dulu anak Prambudi juga perempuan dan masih kecil."
"Kalau memang Nessa adalah anak Prambudi dan dia gak punya siapa-siapa lagi, kita yang urus Nessa. Kita punya hutang nyawa dengan ayahnya. Mungkin kalau saat itu Prambudi gak menghalangi, papa lah yang jadi korban tembakan itu." Kata Kim setelah merenung beberapa saat. "Kalau sudah jelas, nanti baru kita ambil keputusan apa yang akan kita lakuan untuk keluarga Hanggara yang tidak bertanggung jawab dan melimpahkan kesalahan kepada orang lain." Putus Kim akhirnya.
Tangerang, 8 Agustus 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) An Incurable Heart
RomanceTAMAT ~Novel 3~ Rank 25 mama (180519) Rank 33 kebebasan (250519) Rank 134 rahasia (050619) Rank 394 penyesalan (080619) Aku amat sangat menyesal tentang kejadian kemarin yang menjungkir balikkan duniaku, seseorang yang tak bertanggung jawab yang me...