25. First Kiss

79 8 0
                                    

"Ada yang ingin aku sampein ke kamu juga."

"Tentang?" Tanya Hiro penasaran.

"Aku udah ingat semuanya, hal yang secara gak sadar ingin aku kubur kemarin-kemarin."

"Terus?" Tanya Hiro yang melihat Nessa diam.

"Aku rasa aku harus keluar dari apartemen kamu. Sudah cukup kamu bantu aku disaat masa sulit aku kemaren. Sekarang aku bisa menerima dan mengatasi trauma aku. Hanya tinggal rasa bersalah aku ke pacar kamu yang masih belum hilang."

Mendengar Nessa akan keluar dari apartemennya, membuat Hiro marah. Hiro masih terlihat tenang walau ia marah. Ia gak ingin membuat Nessa gak nyaman dan ingin segera pergi.

"Kenapa harus keluar dari apartemen aku? Kamu mau tinggal dimana?" Tanya Hiro dingin.

"Karena aku bukan siapa-siapa kamu. Aku gak tau mau tinggal dimana, tapi aku rasa harus keluar dari sini. Dan jujur aku sedikit takut, masih terbayang di benak aku cara kamu mencekik aku." Jawab Nessa mengusap-usap lehernya.

Rasa kemarahan Hiro sepertinya akan meledak sebentar lagi. Mendengar Nessa berkata bahwa ia bukan siapa-siapa Hiro, rahang Hiro sudah menegang sempurna. Tapi ia tau, ia harus lembut menghadapi Nessa kalau tidak bisa jadi malam ini Nessa angkat kaki dari apartemennya.

"Rumah kamu masih digengaman orang lain, kamu sendiri gak tau mau tinggal dimana. Sementara kamu tinggallah disini sampai kamu tau kemana kamu akan tinggal."

"Tapi sampai kapan? Aku gak mau jadi parasit di kehidupan orang lain."

"Tunggulah sebentar lagi, aku akan ngembaliin rumah yang memang milik kamu. Setelah rumah itu jadi milik kamu lagi maka kamu boleh keluar dari apartemen ini." Ini adalah keputusan terberat yang Hiro ambil. Ia gak ingin Nessa keluar dari apartemennya, tapi bila gak menjanjikan sesuatu seperti ini maka Nessa akan lebih cepat keluar.

"Tapi-"

"Aku gak terima penolakan." Kata Hiro tegas. Hiro berdiri meninggalkan balkon dan Nessa ingin mengejar Hiro masih ingin mengajuan protesnya.

Tiba-tiba Hiro berhenti mendadak dan berbalik ada yang ingin ia sampaikan lagi ke Nessa, tapi Nessa yang berada di belakang Hiro gak sempat berhenti dan menabrak dada Hiro. Nessa mengusap-usap keningnya yang membentur dada Hiro sambil memajukan bibirnya.

Melihat Nessa memajukan bibirnya, membuat Hiro gemas dan reflek mengangkat dagu Nessa lalu menciumnnya. Bukan ciuman sekilas yang biasa Hiro lakukan tapi lebih. Ia lalu menggigit bibir Nessa sehingga memaksa Nessa membuka bibirnya dan Hiro terus bermain disana hingga Nessa memukul bahu Hiro karena ia sudah kehabisan nafas.

Hiro melepaskan ciumannya sehingga Nessa mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Hiro tersenyum melihat Nessa lalu ibu jarinya mengusap bibir Nssa yang basah akibat perbuatannya tadi.

"Kamu sembarangan banget cium orang." Kata Nessa merajuk.

"Kamu yang mancing dengan memajukan bibir kau jadi mirip bebek."

"Lagian kamu ngapain berhenti mendadak dan aku jadi nabrak kamu. Terus itu first kiss aku, kamu sembarangan aja asal cium." Kata Nessa kesal.

"Wow. Lagian itu bukan yang pertama kok buat kita, walaupun kemaren cuma kecupan-keupan ringan doank di bibir kamu. Dan berarti first kiss kamu tetep aku yang dapetin." Kekeh Hiro melihat Nessa hanya mengejap-ngejapkan matanya.

"Ada yang mau aku sampein lagi tadi maka aku berhenti mendadak." Lanjut Hiro.

"Apa?"

"Lupa aku, bibir kamu mengalihkan dunia aku, membuat aku lupa." Kata Hiro membuat Nessa merinding sendiri.

(Not) An Incurable Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang