Hiro POV
Aku selalu mengikuti setiap sidang yang berkaitan dangan kecelakaan Indi, bahkan dengan sidang yang baru juga aku mengikuti. Semua fakta yang sebenarnya kini terungkap.
Aku melihat semuanya dari kursi ini, kursi di ruang sidang yang selalu aku hadiri. Kali ini aku melihat drama keluarga Hanggara dan wanita itu, siapa namanya Nessa yah Nessa. Wanita yang masih dibilang muda, umurnya pun belum sampai dua puluh tahun kata Matius orang kepercayaanku.
Seorang Dwi Hanggara yang kalah telak dan hanya mampu berdiam diri dengan kekalahannya. Sanggat lucu saat semua kasus yang ia tangani dapat menang dengan mudah tapi dengan kasus anaknya ia harus menerima kekalahan. Nyonya Dwi Hanggara yang langsung memukul Nessa sambil terus mengomelinya, wanita kecil yang rapuh.
Dan tiba-tiba seorang wanita yang pingsan dibagian akhir. Ternyata itu adalah istri dari Kurniando Hanggara. Dan yang aku lihat keluarga wanita itu bukan dari kalangan biasa. Kemungkinan dari kalangan pengusaha, seingatku beberapa kali aku melihat ayah dari wanita ini di majalah bisnis.
"Sudah dapat berapa banyak info tentang keluarga Hanggara?" Tanya ku kepada Matius setelah menyuruhnya berdiri disampingku. Dari tadi Matius hanya berdiri di dekat dinding, setelah aku memberi kode barulah Matius mendekat.
"Sudah semuanya bos, sudah dalam amplop di meja kerja bos."
"Wanita itu?"
"Ada dalam amplop yang berbeda juga. Dia adalah korban." Kata Matius langsung membuat ku menoleh ke samping dimana Matius berdiri. "Bos baca aja amplop tentang wanita itu, jangan memberikan hukuman kepada orang yang tidak bersalah."
Aku melihat raut wajah Matius seperti seseorang yang banyak mempertimbangkan sesuatu.
"Hidupnya sudah hancur tanpa dihancurkan." Gumam Matius tapi masih terdengar olehku dan membuat aku bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.
Semua sudah jelas sekarang, aku hanya perlu kembali ke kantor dan memeriksa tentang keluarga Hanggara dan juga wanita kecil itu. Aku akan mengatur penghancuran yang terbaik untuk mereka, sesuatu yang tak mungkin akan mereka lupakan seumur hidup karena telah membuat Indi meninggal. Mungkin keluarga Indi sudah rela, tapi aku akan terus membalas sema itu sampai mereka menjadi kepingan kecil.
***
Sampai dikantor aku langsung membuka amplop yang diletakkan Matius di meja kerjaku sesaat sebelum kami pergi ke persidangan. Aku lalu mengambil salah satu amplop yang bertuliskan Hanggara dibagian luar amplop. Aku mulai membaca tentang seluk beluk keluarga Hanggara. Dwi Hanggara, nyonya Dwi, Kurniando dan juga Ibam, adik Kurniando.
Sangat mudah menghancurkan keluarga Hanggara, semua sudah terpampang jelas disini. Hebatnya Matius yang bisa mendapatkan segala macam hal, mungkin di awal kasus amat lama membuat aku kesal. Tapi informasi yang sekarang aku pegang amat membuat aku puas.
Kita akan mulai bermain. Aku akan menghancurkan kalian hingga kepingan terkecil dan kalian tidak akan pernah melupakan itu.
"Mat, keruangan saya sekarang." Kataku melalui telpon, aku ingin mengatur semuanya dan menyuruhnya mulai bergerak.
"Ya, bos." Kata Matius saat sudah di dalam ruangan ku.
"Saya sudah membaca semua tentang keluarga Hanggara. Urus tuntas semuanya." Kataku kepada Matius, Matius hanya mengagguk mengerti dengan apa yang aku maksud.
"Wanita itu?" Matius menggaruk tengkuknya sebelum mulai berkata lagi, "Nessa."
Oh aku melupakan untuk membaca amplop yang lain. Yah wanita itu juga aku harus memberikan hukuman yang setimpal jika pada kenyataanya dia bersalah.
"Tunggu sebentar, saya belum mambacanya." Kataku menahan agar Matius tetap berada diruanganku.
Tak banyak yang aku baca tentang Vanessa, yah nama wanita itu Vanessa dan biasa dipanggil Nessa. Aku berusaha menginggat nama Nessa saja, Matius juga selalu menyebutnya begitu kan. Matius mendapatkan informasi yang detail tentang Nessa walau tak banyak.
Ayahnya dulu adalah polisi, ibunya adalah pedagang kue online. Ibunya tidak menikah lagi setelah kematian ayahnya yang tertembak saat bertugas. Kakak dari ibunya juga seorang petugas polisi yang sedang bertugas di Medan.
Nessa adalah anak tunggal, termasuk salah satu lulusan terbaik di sekolahnya. Tidak melanjutkan ke perguruan tinggi tapi ia mendalami kursus kue. Setelah sidang putusan hukuman, ibunya meninggal dunia. Dan Om nya lah yang mencari keadilan untuk Nessa melalui temannya di kepolisian.
Satu lagi, Matius bisa mendapatkan info tentang keadaan Nessa di dalam penjara. teman dekatnya dan fakta lainnya bahwa sebenarnya Nessa bukan gak ingin membela diri atau mau menutupi kesalahan Kurniando. Dari teman dekatnya, Indah menjelaskan Nessa merasa tertekan dan bersalah karena kejadian malam itu apa lagi sampai ada yang meninggal. Jadi garis besarnya Nessa harus diobati ke psikiater.
Aku mengerti sekarang, saat aku akan memasukkan semua informasi tentang Nessa tiba-tiba ada lembaran yang jatuh.
"Saya hanya memasukkanya." Kata Matius ringan lalu mengangkat bahu. "Jadi Nessa mau bos apakan?" lanjutnya lagi.
"Sementara kamu urus dulu keluarga itu. Perlu waktu juga kan untuk mengurus semua itu. Masalah Nessa, aku yang akan mengaturnya." Kataku melihat foto Nessa lagi lalu memasukkannya ke dalam amplop dan ku simpan di laci mejaku.
"Besok hari pembebasannya jam sepuluh pagi." Kata Matius sebelum keluar dari ruanganku.
***
Aku sudah disini, melihat gebang yang akan membawanya keluar. Sudah setengah jam sebelum dia di bebaskan. Aku masih duduk di dalam mobil tanpa melepaskan pandanganku dari gerbang itu.
Aku melihat dia, Nessa keluar dari gerbang itu dengan membawa tas kecil ditangannya. Ia lalu terlihat menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menatap langit, telapak tangannya lalu menghalau sinar matahari yang mungkin menyakitnya. Senyumnya terlihat begitu tenang, senyum yang tak pernah aku lihat sama sekali. Tapi tak seceria yang aku lihat di foto kemarin saat ia menghadiri acara prom night sekolahnya.
Di ujung sana aku melikat seseorang yang datang mendekat kearah Nessa, memeluknya lalu menangkupkan tangannya di wajah Nessa. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku akan terus mencari tau apa yang terjadi dengan Nessa ke depan.
Ada dorongan aneh yang membuat aku harus melihat Nessa terus dan mengikutinya setiap hari. Entah apa yang ku rasa, aku juga merasakan sesuatu yang lain selain dendam dan kesal kepada Nessa.
Aku mengikutinya sampai ia dan laki-laki itu tiba di rumahnya. Rumah ini adalah rumah yang selama ini Nessa tempati dengan ibunya. Alamat yang sama yang tercantum di informasi kemarin.
Ohoho publish semampu aku, 3 cerita yg udah tamat tapi harus publish perlahan karena koreksi typo, kalian jg jangan ragu komen yah kalau ada yg ganjil atau apa.
Ak ngebut publish yg ini, bukan pilih kasih atau apa. Cerita yg ini sampe 47bab jd biar cepet tamat publish nya.
Vote n komen yah manteman. Thanks.
Tangerang, 31 Juli 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) An Incurable Heart
RomanceTAMAT ~Novel 3~ Rank 25 mama (180519) Rank 33 kebebasan (250519) Rank 134 rahasia (050619) Rank 394 penyesalan (080619) Aku amat sangat menyesal tentang kejadian kemarin yang menjungkir balikkan duniaku, seseorang yang tak bertanggung jawab yang me...