Hiro POV
Setelah makan bersama mama dan Nessa, aku langsung menuju ke kantor tepatnya ke ruangan abeoji. Sebenarnya hari ini aku malas ke kantor karena kau masih menghawatirkan keadaan Nessa. Tapi karena ada yang mau disampaikan abeoji dan mama berjanji menjaga Nessa hari ini, maka aku pergi ke kantor. Dan berharap ini gak akan lama, aku ingin segera pulang.
"Abeoji." Panggilku setelah sampai di ruangan kerja abeoji.
"Duduklah." Kata abeoji menyuruhku duduk di sofa tamu diruang kerjanya dan dia juga menyusul duduk di hadapanku.
"Kata mama, ada yang mau disampaikan abeoji." Aku langsung berbicara pada intinya.
"Mama kamu sudah menceritakan hal yang sebenarnya kan? Tentang kenapa kami melarang kamu berhubungan dengan Indi." Tanya abeoji yang hanya ku balas dengan anggukan.
"Kita akan bahas semua masalah ini satu persatu. Setelah pengaturan berjalan maka abeoji mau kamu berjanji kembali focus kerja, mengurus perusahaan." Lagi papa meminta aku fokus mengurus perusahaan.
"Hal pertama yang mau papa bahas adalah perusahaan papanya Indi. Selama ini abeoji menunggu celah kosong untuk memberi pelajaran agar tak bermain-main dengan nyawa. Caranya sangat tidak manusiawi, maka sekarang waktunya abeoji maju memberi pelajaran. Apa kamu keberatan Hiro kalau abeoji memberi hukuman kepada papanya Indi? Abeoji bertanya kepada kamu agar kamu bisa mengambil keputusan sebagai lelaki dewasa." Tatapan abeoji kepadaku sangat tegas dan dingin.
"Dulu aku mencintai Indi. Tapi mendengar cerita mama tadi, aku rasa gak masalah abeoji memberikan sedikit pelajaran kepada papanya Indi. Aku juga harus bisa membedakan mana urusan Indi dan papanya." Jawabku mantab.
"Bagus abeoji rasa kau sudah benar-benar dewasa dan dapat memisahkan masalah pribadi dan pekerjaan. Apa yang harus dan tidak harus kamu lakukan. Abeoji dengar setelah kematian Indi, perusahaan papanya mengalami kemunduran. Maka perusahaan itu cukup gulung tikar, abeoji akan buat itu menjadi nyata. Toh perusahaan yang ia bangun juga hasil dari mengkorupsi uang perusahaan ini. Masalah kematian Prambudi, toh dia juga sudah merasakan kehilangan anaknya jadi abeoji cukup membuat perusahaannya yang sedang goyang menjadi bangkrut."
Aku tau abeoji adalah orang yang bersungguh-sungguh, ia baik dan memaafkan tapi bila sudah kesekian kali melakukan hal yang salah maka abeoji akan memberi hukuman yang membuat orang itu gak akan pernah bisa melupakan kebaikan sekaligus kekejaman abeoji. Sifat ini lah yang menurun kepadaku juga.
"Lakukan apa yang abeoji ingin lakukan." Kataku. "Lalu apakah ada hal lain yang ingin abeoji bahas lagi?"
"Kematian Indi. Tentang itu apakah kamu masih mau membalaskan dendam kamu kepada keluarga Hanggara dan Nessa atau kamu mau melepaskannya." Kata Abeoji.
"Nessa hanya korban, aku memaafkan dia. Untuk keluarga Hanggara aku akan tetap membuat mereka menderita hingga tak akan lupa untuk gak mempermainkan hidup juga perasaan orang lain. Aku kehilangan Indi dan Nessa yang mau menanggung kesalahan dengan menjanjikan pernikahan untuk Nessa yang gak mau mereka lakuan. Setelah Nessa masuk penjara, dengan mudahnya mereka menikahkan anak mereka dengan orang lain." Aku sudah benar-benar memaafkan Nessa, apa lagi dia lebih banyak menderita daripada aku. Tapi tidak untuk keluarga Hanggara.
"Bagus. Lalu apa yang akan kamu lakukan?" Pertanyaan abeoji ini belum terfikirkan olehku karena selama ini aku terlalu focus mengurus Nessa dan perusahaan. Aku belum memutuskan apa yang akan aku lakukan untuk keluarga itu. Aku hanya mengangkat bahu.
"Bukankan kamu sudah membaca tantang keluarga itu. Serang titik lemahnya perlahan tapi pasti sehingga mereka tak bisa berkutik lagi." Kata abeoji mengingatkan aku kepada data yang di berikan Matius beberapa bulan lalu.
Dwi Hanggara : pengacara yang terkenal karena selalu sukses dengan semua kasus yang ia tangani, kecuali kasus anaknya Kurniando Hanggara.
Nyonya Dwi Hanggara : seorang sosialita yang hanya tau menghamburkan uang dan suka mengatur kehidupan anaknya. Salah satunya menikahkan Kurniando dengan Nana, anak pengusaha.
Kurniando Hanggara atau Ando : pengacara yang sedang naik daun mengikuti jejak ayahnya, tapi kini mendekam di pejara karena kasus tabrak lari.
Ibamando Hanggara atau Ibam : mahasiswa semester akhir jurusan hukum dan juga pemakai narkoba aktif.
"Aku tau abeoji. Dwi Hanggara banyak memenangkan kasus dan juga tender dengan cara kotor, harus diungkap biar dia tau rasanya bermain bersih. Kurniando sudah mendapatkan hukumannya, tapi aku akan menambah hukumannya dengan memberi dia sedikit sensasi kehilangan lagi. Ibamando atau Ibam akan aku biarkan, tapi yakinlah kalau ia pengguna narkoba aktif yang akan membuat penyidik mengetahui itu semua secepatnya. Nyonya Dwi hanya perlu duduk melihat kehancuran satu persatu anggota keluarga yang selama ini ia sombongkan." Kataku dengan senyum kemenangan. Ini adalah pertarungan yang mudah.
"Pintar, hanya perlu menembah satu burung tapi semua tewas. Abeoji suka cara pikir kamu." Kata abeoji.
"Hanya perlu Dwi Hanggara maka semuanya akan hancur." Aku akan mengungkapkan sesuatu yang sangat halus tentang Dwi Hanggara dan itu pasti aka mengacaukan semuanya.
"Abeoji percaya dengan kamu dalam memberi hukuman ini. Kamu dengan keluarga Hanggara dan abeoji dengan papanya Indi." Kata Abeoji sepertinya akan menyudahi obrolan kami. "Oh satu lagi."
Aku mengerutkan kening, apa yang akan dibahas oleh abeoji lagi. Aku rasa sudah cukup masalah yang dibahas.
"Nessa. Masalah Nessa. Abeoji rasa setelah selesai semua, Nessa harus tinggal dirumahnya. Kalau rumahnya gak kembali maka lebih baik dia tinggal bersama kami di rumah atau salah satu apartemen kita yang lain. Kamu gak boleh lebih lama lagi menahan Nessa di apartemen kamu."
"Abeoji. Kenapa abeoji dan mama hari ini kompak meminta Nessa keluar dari apartemen aku. Dia masih lemah dan trauma, abeoji sendiri semalam lihat bagaimana Nessa setelah mendapat perlakuan Nadia kan?" Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Frustasi juga sehari dua kali membahas masalah ini.
"Ya, abeoji tau." Kata-kata santai abeoji ini sebenarnya menyulut emosiku tapi aku gak ingin bertengkar lagi dengan abeoji seperti saat abeoji melarang hubunganku dengan Indi. Abeoji pasti ada alasan dibalik semua ini.
"Lalu kenapa abeoji masih ingin memaksa Nessa keluar dari rumahku?" Tanyaku.
"Bukan ingin memaksa Kim Akihiro. Masalah Nessa lemah dan trauma, bukan kamu yang menjadikan dia kuat dan menghilangkan traumanya. Semua itu kembali kepada diri Nessa lagi, mau menerima dan bangkit atau terus merasa terpuruk dengan trauma itu."
"Tapi abeo-"
"Gak ada tapi-tapian lagi." Kata abeoji memotong sanggahanku. "Kalau kamu mau terus bertahan satu atap dengan Nessa pilihan kamu hanya dua. Kamu nikahi dia atau abeoji akan adopsi dia sebagai anak dan menjadi adik kamu."
Kata abeoji ini membuat aku marah, abeoji selalu tegas dan melakukan apa yang ia katakan. Aku sendiri belum memahami dimana aku memposisikan Nessa. Selama ini orang yang paling aku cintai adalah Indi, bahkan mungkin Indi gak akan tergantikan dihatiku.
Nessa, aku hanya merasa nyaman dengannya. Perlakuan baikku kepada Nessa hanya ingin menyembuhkan rasa traumanya dan juga sebagai permohonan maaf secara tak langsung karena dulu aku mencekiknya dan hampir membuatnya mati.
Bagaimana mungkin abeoji mengambil kenyamanan yang selama ini aku rasakan. Menjadikannya adik pun aku gak akan membiarkan dia menikah dengan orang lain. Aku gak mau kehilangan rasa nyamanku, gak mungkin aku berbagi kenyamananku dengan orang lain dan membawanya pergi jauh dari aku. Aku sungguh-sungguh gak mau kehilangan itu.
Vote n komen yah. Tq
Tangerang, 9 Agustus 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) An Incurable Heart
عاطفيةTAMAT ~Novel 3~ Rank 25 mama (180519) Rank 33 kebebasan (250519) Rank 134 rahasia (050619) Rank 394 penyesalan (080619) Aku amat sangat menyesal tentang kejadian kemarin yang menjungkir balikkan duniaku, seseorang yang tak bertanggung jawab yang me...