29. Nyatanya Bahagia Aku Sama Kamu

92 7 4
                                    

"Nee-ees." Panggil Hiro lagi lebih panjang dan manja.

"Apaan sih kak."

"Mau ngomong." Kata Hiro tertunduk malu dan bingung.

"Ya ngomong aja kak. Kan dari tadi juga kita ngomong."

"Aku mau ngomong serius sama kamu."

"Kak, emang kamu dari tadi bercanda? Yah ampun kok aku kaya ada rasa marah marahnya gitu yah sekarang." Kata Nessa pura-pura merajuk, pasalnya dari pulang kerja Hiro mulai bertingkah dan berkata aneh.

Hiro lalu memegang tangan Nessa dan menatap Nessa serius. Nessa menyengitkan dahinya merasa sikap Hiro makin aneh. Nessa benar-benar takut Hiro kesambet setan lift, padahalkan belom tentu ada setan lift hehehehe.

"Nes, aku gak tau apa yang aku rasain buat kamu. Sebenernya dikantor abeoji tanya tentang status kita. Abeoji mau tau, kamu nantinya akan dijadiin istri atau adik aku." Kata Hiro yang bingung harus mulai dari mana.

"Maksudnya istri atau adik kamu?" Nessa gak mengerti arah pembicaraan Hiro.

"Aku ceritain dari awal tapi kamu jangan protes kalau panjang. Aku usahain cerita intinya aja. Gimana?" Tanya Hiro yang hanya dijawab anggukan oleh Nessa.

"Hu-uh." Kata Nessa sambil menganggukkan kepalanya.

"Abeoji ibaratnya tuh ke Indo kaya merantau gitu lah. Jadi dia gak mau ngandelin warisan opa di Korea sana. Disana juga anak pengusaha nikah itu karena perluasan perusahaan, dengan kerjasama maka perusahaan bakal nambah keuntungan. Abeoji gak mau hatinya ditukar atau dihargain dengan sebuah keuntungan bisnis. Abeoji mau nikah karena cinta."

"Dulu abeoji bener-bener merintis di Indo tanpa bantuan opa. Jadi sebelum perusahaan semaju sekarang, abeoji selalu urus semuanya sendiri. Termasuk ambil uang buat gaji karyawan. Ada mantan karyawan abeoji yang mau jatuhin perusahaan abeoji, jadi kaya saingan bisnis gitu. Dulu mantan karyawan itu korup uang perusahaan, dipecat dan buka perusaaan sendiri yang sama kaya perusahaan abeoji."

"Tapi dia masih kurang puas atau apalah dengan apa yang udah ada. Dia tau kapan abeoji ambil wang buat gajian karyawan, dia buat seolah-olah perampokan. Niatnya mau bunuh abeoji, tapi yang ke bunuh palah polisi yang ngawal abeoji hari itu. Polisi itu yang tertembak dikepalanya karena dia ngelindungin abeoji."

"Polisi itu adalah Prambudi Juniko, papa kamu."

Nessa memekik tertahan lalu menutup mulutnya. Tanpa ia sadari airmatanya sudah mengalir.

"Masih mau dengar cerita aku?" Tanya Hiro yang gak yakin, ia takut Nessa makin sedih. Tapi Nessa menganggukkan kepalanya. Nessa benar-benar penasaran.

"Kamu yakin?" Nessa menganggukan kepalanya sebagai jawaban pertanyaan Hiro.

"Ya hari itu papa kamu yang tertembak. Otak dari semua rencana itu ternyata papanya Indi, mantan karyawan papa yang dipecat karena korup. Dan aku baru tau tentang ini semua. Aku baru tau kalau gak ada restu hubungan aku dan Indi bukan karena masalah saingan bisnis, tapi kenyataannya lebih rumit dari yang aku bayangin."

"Abeoji, mama dan aku juga baru tau kalau kamu adalah anak Prambudi Juniko yang tertembak saat nyelamatin abeoji setelah kami mencari tau tentang kamu. Aku mencari data kamu, dulu aku mau membalaskan dendam atas kecelakaan Indi jadi aku mencari tau semua tentang kamu. Mama yang ingat kejadian sepuluh tahun lalu, dan kami selidikin lagi. Ternyata kamu memang benar anak dari polisi yang nolong abeoji dulu."

"Aku baru tau tentang papa. Yang aku tau papa cuma ketembak saat jalanin tugas aja." Kata Nessa.

"Maafin aku yah jadi buka luka lama kamu lagi. Tapi kamu memang harus tau kebenarannya semuanya." Kata Hiro lalu mengusap bekas air mata yang mengalir di pipi Nessa. "Aku harapkamu jangan nangis lagi, aku gak mau kamu sedih."

"Maaf, aku cuma sedih ternyata papa sangat mulia, dia mengorbankan nyawanya buat orang lain."

"Ya, papa kamu adalah seseorang yang berhati mulia dan luar biasa. Dia adalah polisi yang hebat."

"Lalu apa ada yang lain yang mau kamu ceritain?"

"Papanya Indi dulu gak dihukum karena ia bayar mahal untuk perampok itu, jadi ada perjanjian kala perampok itu tertangkap maka ia akan menanggung semua itu tanpa melibatkan papanya Indi. Tapi sekarang dia terhukum oleh perbuatannya sendiri. Dia membunuh papa kamu, anaknya terbunuh karena kecelakaan. Ia mengkorup uang perusahaan abeoji, sekarang perusahaannya mengalami kemunduran setelah Indi meninggal. Tanpa perlu abeoji membalasnya, karma berjalan dan di bayar tunai walau kejadian itu sudah lama."

"Keluarga Hanggara, diluar hubungan papanya Indi dengan perusahaan." Hiro menarik nafas sejenak memberi jeda sebelum memulai melanjutkan ceritanya. "Indi meninggal dan aku mau balas dendam ke keluarga Hanggara, bukan ke kamu karena kamu adalah korban juga."

"Mungkin Kurniando sudah dihukum sesuai dengan apa yang harus ia jalani, tapi itu belum tuntas dengan keluarganya. Kamu juga mengalami kekejaman keluarga itu kan. Sabarlah sebentar lagi maka surat rumah kamu akan aku kembalikan buat kamu, begitupun semua hak orang lain yang dia rampas akan aku kembaliin kepada yang berhak."

Nessa lalu memegang tangan Hiro dan mengenggamnya lalu Nessa berkata, "Terima kasih." Hanya terima kasih yang mampu Nessa ucapkan kepada Hiro.

Selama ini Nessa pun sudah gak terlalu berharap dengan rumah itu. ia berfikir akan sulit mengambil apa yang sudah ada di orang lain. Ternyata Hiro palah memperjuangkan apa yang sudah seharusnya milik seseorang.

"Aku mau kalau rumah itu udah balik lagi ke kamu tapi kamu tetap tinggal sama aku. Tetap disini Nes, tetap disamping aku." Kata Hiro memohon.

"Kak kamu harus bisa bahagia, aku mau kamu bahagia. Jangan nahan aku lebih lama lagi, aku gak mau jadi penghalang jodoh kamu dengan aku tetap disisi kamu."

"Siapa yang menghalangi jodoh aku? Kamu bukan penghalang atau apapun. Kalau nyatanya bahagia aku sama kamu gimana?"

"Aku um aku gak tau." Jawab Nessa ragu sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Nes, please." Kata Hiro memegang tangan Nessa. Nessa hanya merundukkan kepalanya tanpa bisa menjawab pertanyaan Hiro. Saat ini semua perkataan Hiro berkecamuk di dalam hatinya. Apa yang ada di dalam hatinya.

"Nes. Dulu aku melamar Indi yah hanya kerena ingin, tanpa memikirkan kedepan bagaimana. Tapi kata-kata kamu tentang menikah dan anak membuat aku berfikir bagaimana aku kedepan. Mungkin kamu bakal anggap aku egois tapi aku gak peduli lagi."

"Menikah dan punya anak, sesuai dengan kata kamu. Aku bisa bayangin gimana bahagianya aku kalau itu kamu dan juga anak kita disamping kita. Hanya kamu bukan orang lain."

"Anehnya, baru hari ini aku sadar dengan apa yang aku rasa. Selama ini aku memungkiri perasaan aku ke kamu. Maafin aku. Aku egois, aku gak mau kamu sama orang lain tapi aku juga gak bisa kasih kepastian sama kamu." Hiro masih terus bermonolog sendiri walaupun dihadapannya ada Nessa yang juga masih merunduk gak berani melihat Hiro.

"Nes, please jangan siksa hati aku. Karena aku gak akan rela kamu dimiliki sama orang lain. Aku cuma mau kamu dan bahagia disamping kamu. Kalau kamu mau sebuah ikatan pernikahan, maka aku akan kasih suatu ikatan itu buat kita." Selama ini Hiro gak pernah membayangkan akan melamar dengan cara seperti ini. Tanpa ada sesuatu yang romantic dan tanpa melalui pacaran.

"Kak, ak-"

"Nes kamu tau kan prinsipnya aku. Aku gak terima penolakan." Kata Hiro yang mulai gemas.

"Kak, kamu gak tau kan apa yang aku rasain." Cicit Nessa masih terus merunduk.

"Apa?"



Apa hayo yg di rasain Nessa. Baca tulisan sendiri sebelum up wkwkwk menarik n seru juga. Kalau kalian gimana?

Vote n komen yah.

Tangerang, 9 Agustus 2019

(Not) An Incurable Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang