28. Menikah dan Anak

102 8 0
                                    

"Kamu kenapa?" Tanya Nessa yang sudah menyelesaikan cucian piringnya.

Ting.

Bunyi oven menandakan kue Nessa sudah matang membuat Hiro kembali diam dan gak jadi menjawab Nessa.

"Kamu duduk dulu yah disana. Nanti aku bawain bolu sama teh anget yah." Kata Nessa melepas pelukan Hiro. Hiro hanya menurut berjalan ke sofa dan melepas dasinya asal.

"Kamu yah kebiasaan degh sembarangan gini." Kata Nessa mengambil jas dan dasi Hiro yang di letakkan sembarangan ke keranjang baju kotor setelah sebelumnya meletakkan bolu dan teh untuk Hiro dan dirinya.

"Kamu kenapa?" Tanya Nessa setelah duduk disamping Hiro.

"Kangen kamu." Kata Hiro manja dan sudah bersender dibahu Nessa.

"Kamu kesambet apa, kok jadi ngegombal dan manja gini." Kata Nessa heran dengan tingkah dan kata-kata Hiro.

"Enggak kok. Kan emang biasa begini."

"Biasa dari monas." Jawab Nessa sambil menyomot satu iris bolu yang tadi dibuatnya.

"Kok ka-" Kata-kata Hiro terputus karena Nessa menyuapkan potongan bolu ke mulut Hiro.

"Dih apaan main suap-suapin aku aja." Kata Hiro setelah menelan bolu yang masuk kemulutnya.

"Biar kamu gak kebanyakan gombal. Setan sawannya juga cepet pergi." Jawab Nessa santai sambil memakan bolu buatannya.

"Setan sawan dari monas." Jawab Hiro pura-pura merajuk.

"Kalo gak kesambet setan sawan berarti mungkin kamu lapar." Nessa lalu menggeser tubuhnya sehingga Hiro kehilangan sandarannya. "Makan Bolu aku banyakkan yah yah biar kamu gak aneh lagi." Kata Nessa yang lau menyuapkan bolu itu kedalam mulut Hiro terus menerus tanpa henti.

"Uh uh uh." Kata Hiro sambil menyingkirkan tangan Nessa yang terus menyuapi Bolu agar berhenti karena mulut Hiro sudah penuh. Nessa tertawa melihat itu.

"Aku tau kamu sayang sama aku, tapi bisa kan suapin bolunya pake hati bukan kaya ibu tiri yang nyuapin anak tirinya." Kata Hiro setelah menelan bolu yang ada dimulutnya dan meminum tehnya.

"Kayanya masih lapar yah. Masih mau disuapin kaya tadi?"

"No. No Nes. Aku bisa sendiri kalau kamu gak mau suapin pelan-pelan." Nessa hanya terkikik mendengar jawaban Hiro. Ia hanya bercanda supaya Hiro bisa melupakan rasa lelah yang dialami di kantor.

"Ada apa di kantor sampe jam empat kamu udah sampe apart?" Tanya Nessa.

"Gak ada apa-apa sih." Kata Hiro yang kini sudah membaringkan kepalanya diatas pangkuan Nessa.

"Lah." Nesa heran dengan kata Hiro barusan. Sebentar bilang cape dikantor, sebentar bilang gak ada apa-apa.

"Kenapa? Emang aku gak boleh pulang awal? Emang aku gak boleh kangen kamu?"

"Ya boleh. Semerdeka kamu aja lah." Jawab Nessa santai. Sekarang Nessa sudah mau banyak omong dan sesekali tertawa saat mengerjai Hiro seperti tadi. Perasaannya sudah agak tenang setelah ia belajar berdamai dengan kejadian kemarin.

"Nes, ada yang mau aku tanyain sama kamu." Kata Hiro menatap Nessa dari bawah, ia masih malas bangun dari pangkuan Nessa. Udah pewe plus Nessa mulai mengusap-usap rambut Hiro pelan.

"Tanyain aja. Kalau aku bisa jawab, aku pasti jawab."

"Aku lagi urus supaya surat rumah kamu kembali lagi ke kamu. Nanti kalau udah kembali lagi ke kamu, apa yang bakal kamu lakuin?"

"Hmmm, yang pasti aku pulang ke rumah. Aku mau mulai cari kerja juga, tabungan aku sama tabungan mama kalau digabungin bisa buat makan beberapa tahun ke depan kalau hemat. Tapi kan aku harus kerja biar tabungan gak habis." Jawab Nessa sambil menerawang apa yang akan dilakukannya kalau sudah pulang kerumahnya. Selama di apartemen Hiro, Hiro melarang Nessa keluar apa lagi bekerja.

(Not) An Incurable Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang