Versi revisi ini beda✔
****
Mayra bersama kedua sahabatnya itu memasuki ruang kelas setelah selesai menonton pertandingan basket semifinal antar kelas.
Tepat pada hari ini adalah hari jadi sekolah dan kegiatan pembelajaran digantikan dengan kegiatan lomba lomba yang membuat siswa bersenang senang dan ada juga yang jenuh.
"Sial, kelas kita kalah basket" umpat Mayra sambil melepas kasar gelang tangan yang dibuat dari tali rafia.
"Wajar sih Ra, kelas sebelah emang jago jago, untung cowok lo engga ikutan. Tapi tenang besok basket cewek kelas kita wajib menang" ucap Amel menyemangati.
"Kita beliin minum buat cowok cowok, ngga papa kita kalah itu konsekuensi pertandingan. Ada kalah ada menang. Anak cowok lagi down kita empati beliin minum" ucap Keira menengahi.
"Setuju Kei, cuss kantin" Amel bersorak riang dan berjalan paling depan.
"Bentar bentar. Beli pake duit lo Kei? gue ogah yah" ucap Mayra.
"Ya engga lah ini kan buat kelas pake uang kelas" balas Keira jengah.
Mayra tersenyum manis. "Oke lah kalo gitu. Gue setuju"
"Bu bos takut miskin nihh" ucap Amel dengan nada menyindir.
Tangan Mayra langsung menggeplak kepala Amel pelan. "Ya kaga lah, jaga jaga siapa tau ada kebutuhan mendesak"
"Heleh. Seribu alasan" sinis Amel yang kemudian tertawa terbahak bahak.
"Habis itu kita langsung kelapangan bagiin minumnya"
"Nyesel gue bahas lomba basket yang kalah. Sengaja banget lo manfaatin temen buat nemenin tugas lo jadi bendahara" ucap Mayra sambil bersungut kesal.
"Gue baru nyadar masa kalo kita dikibulin Keira" guman Amel yang mendapat toyoran dari Mayra.
****
Ketiga gadis itu berjalan dikoridor menuju lapangan yang masing masing ditangannya menenteng kresek berisi minuman juga makanan ringan.
"Berat ngga Ra? gue aja kalo berat" ucap Keira tak enak hati. Pasalnya Mayra membawa dua kresek berisi minuman dan ia hanya membawa kresek yang berisi makanan ringan.
"Justru kebalik. Kalo yang berat gue aja" balas Mayra.
Keira mengangguk dan melanjutkan jalannya.
Setelah mereka sampai di post tempat kelasnya bersandar. Ketiga cewek itu meletakkan minuman dan makanan ringan dan membagikannya sama rata.
Namun tangan Mayra tertahan ketika sebuah tangan lagi menahan pergerakannya dan menyentaknya untuk mengikutinya.
Teman temannya hanya memandang Mayra kasihan, pasalnya mereka juga tidak berani melakukan tindakan pembelaan. Sebab yang melakukannya merupakan anak pemilik sekolah yang memang juga kapten basket. Hal itu juga wajar jika Mayra dibawa begitu saja, karena rumor mereka berpacaran itu benar.
"Puas?! Nyiksa dirinya?" sentak Adit.
Mayra berjalan mundur, ia berjengit karena terkejut dengan sentakan Adit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend (New Version)
Teen Fiction[CERITA PERTAMA PUEBI MASIH BERANTAKAN] Ganti judul,,, judul awal my possessive boyfriend Follow akun penulis sebelum membaca Rank #1 in possessive [24-11-20] ~o0o~ Pacaran sama Aditya Erikson tuh beda. Rada-rada posesif dan ngelakuin sesukanya sen...