"Terus kalau masalah dia putus sama Clara karna Clara ternyata selingkuh sama musuhnya sendiri, musuh pas di sekolah dulu. Jadi dia putusin Clara abis itu aku kena getahnya, di benci sama Adit katanya aku udah tau soal selingkuhannya Clara tapi aku malah diem. Tapi engga kok, pas masalah itu belum kelar aku harus ke pengadilan nemenin orang tua aku di persidangan cerainya. Adit ngira aku sama aja sama Clara, cuma ada pas senengnya aja. Tapi enggak, setelah sidang itu orang tua rebutan hak asuh aku---"
"Stopp. Lo ngga pesen minum atau makan?" tanya Mayra yang mulai malas mendengar ocehan masalah keluarga Yoora.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Terdengar suara derap langkah kaki menghampiri meja yang ditempati Mayra. Sontak saja Mayra mendongak menatap Adit yang baru saja datang dari ruangan manager.
Terlihat jelas tatapan tidak suka Adit pada Yoora. Mayra masih mengamati tatapan tajam Adit pada Yoora. Menyiratkan ketidaksukaannya.
"Nathan" panggil Yoora dengan raut wajah cerianya. Mayra berfikir perempuan di depannya ini terlihat cerewet dan pandai mengekspresikan wajah.
"Oh. Aku kesini cuma kebetulan liat Mayra kok---"
"Pergi"
"Nathan dengerin aku dulu pliss"
Mayra yang tidak tahu apa-apa hanya diam memperhatikan mereka. Mayra sebenarnya ingin sekali bertanya kepada Yoora tentang masalah Adit dan Clara dulu tapi, perasaan gengsinya lebih tinggi. Jadi, Mayra memutuskan untuk diam memperhatikan mereka alih-alih menguping pembicaraan mereka.
Adit kemudian langsung duduk di kursinya tadi yang sempat di duduki Yoora. Adit dengan sengaja membiarkan Yoora berdiri sambil mengoceh terus memohon kepadanya.
"Nath... maafin aku pliss" Yoora terus memohon tapi Adit yang diajak bicara hanya diam fokus menatap Mayra dengan lekat.
"Nath, dengerin gue"
"Gue ngga butuh dia. Lo liat cewek di depan gue, dia tunangan gue" ucap Adit tegas. Sejak bertemu Mayra, Adit sudah tak memperdulikan masa lalunya lagi, Clara mungkin. Dia hanya cinta monyetnya dulu.
Mayra menatap Adit melotot, tatapannya menyiratkan keterkejutan juga penuh ancaman.
"Yoora duduk aja, ambil kursi di situ"
Adit terkejut, menoleh kepada Mayra setelah Mayra mengucapkan kalimat tawaran itu pada Yoora. Sungguh, Adit hanya ingin berdua dengan Mayra sekarang.
Yoora tersenyum manis kemudian mengangguk ikut duduk bersama mereka.
"Besok aku mau balik lagi ke Seoul" ucap Yoora bercerita.
"Oh, kenapa? kok pulang?" Mayra bertanya mencoba untuk membuat Yoora agar tidak tersinggung dengan sikapnya tadi. Membiarkan Yoora bercerita sendiri dan dirinya hanya mengangguk angguk saja. Mayra benar benar khilaf.
"Aku kesini karena liburan. Besok kan udah masuk sekolah"
Mulut Mayra membola ber'oh' ria.
"Tadi kamu cerita soal hak asuh kamu?"
"Mereka akhirnya mau rujuk. Karena emang cerainya hanya kesalahpaham kecil"
"Owh gitu. Syukur deh, sampai ketemu lagi yah"
****
Mayra sudah bersiap dengan dress putih dan juga wajahnya yang sudah dirias make up. Mayra juga belum tahu mau diapakan dirinya. Ini perintah Ana, bundanya.
"Kamu diem aja nanti. Kalau ditanya jawabannya iya aja, kalau engga kamu ngga boleh kuliah"
"Kok gitu? Ini ada apa sih" Mayra sontak saja terkejut dengan penuturan Ana.
"Jangan banyak tanya. Bandelnya ilangin" peringat Ana tegas.
Mayra mengangguk patuh.
Di dalam mobil Mayra hanya diam sambil memandang keluar jendela mobil, melihat pemandangan malam hari.
Beberapa menit kemudian mobil yang ditumpangi Mayra berhenti tepat di sebuah gedung besar dengan dekorasi yang cantik. Mayra hanya mengira ia dibawa Ana untuk menemani bundanya itu bertemu teman temannya.
"Bun. Ketemu temen bunda?" tanya Mayra yang sudah penasaran.
"Ngga boleh nanya. Nanti kalau kamu ditanya orang-orang jawab aja iya"
"Jangan nglawan" sambung Ana menatap putrinya itu tajam.
Mayra hanya menurut mengikuti langkah Ana dari samping. Ibu dua anak itu menggandeng tangan Mayra ketika mereka sudah masuk ke dalam.
Mayra melihat dekorasi gedung yang sedang ia pijaki. Menatap heran setiap penjuru ruangan ini. Kenapa ada tulisan engagement?
"Acara tunangan temen Bunda?" tanya Mayra yang sudah kelewat penasaran.
"Ssst. Ngga boleh nanya"
Mayra menghela nafasnya kesal. Bibirnya mengerucut kemudian menatap ke samping, kearah Bundanya kesal.
"Ini Mayra yah?"
Mayra menoleh ketika ada seorang wanita yang bertanya padanya. Mayra masih mengingat perkataan Bundanya tadi. 'Nanti kalau kamu ditanya orang-orang jawab aja iya'
Mayra menatap wanita itu tersenyum simpul. "Iya" Mayra menjawab dengan manis setelah di pelototi Ana tadi.
"Aduh manisnya kamu, semoga langgeng yah"
Mayra kembali mengiyakan ketika Ana lagi lagi melototinya.
"Halo Mrs. William"
Bundanya itu menoleh kepada temannya, kemudian menyapa balik.
"Mayra? selamat yah"
Mayra kembali mengiyakan. Mayra menatap heran orang-orang yang terus mengucapinya selamat. Memang dirinya kenapa? ini bukan hari kelulusan sekolah.
"Bunda ada apa sih?" tanya Mayra menatap Ana kesal.
"Ngga tau" Ana hanya mengedikkan bahunya terkekeh pelan menatap Putrinya yang sudah kesal itu.
****
Tbc
Siap menuju ending???
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend (New Version)
ספרות נוער[CERITA PERTAMA PUEBI MASIH BERANTAKAN] Ganti judul,,, judul awal my possessive boyfriend Follow akun penulis sebelum membaca Rank #1 in possessive [24-11-20] ~o0o~ Pacaran sama Aditya Erikson tuh beda. Rada-rada posesif dan ngelakuin sesukanya sen...