Mayra berlari entah kemana tujuannya, air matanya tak henti henti meluncur begitu saja. Siapa yang tak sakit hati ketika cowoknya sendiri sedang dipeluk oleh cewek lain. Tanpa ia sadari dirinya telah menabrak seseorang, masa bodo dengan orang yang ia tabrak mau memarahi atau ngga.
"Mayra" panggil seseorang.
Mayra tau dan kenal betul dengan suara itu, suara seorang laki laki yang sudah lama bersahabat dengannya siapa lagi kalau bukan Akbar. Akbar pun dapat melihat dengan jelas raut wajah sedih Mayra apalagi pipinya yang basah dan mata yang sedikit memerah sudah sangat membuktikan bahwa Mayra habis menangis.
"Lo nangis May?" tanya Akbar memastikan.
Mayra dengan segera menghapus air matanya dan berusaha menyembunyikan raut wajah sedihnya. Walaupun Akbar tak pernah tak mengetahui ia tengah sedih atau senang dibuat buat.
"Lo kemana aja?" tanya Mayra berusaha tegar dan mengalihkan pembicaraan.
"Lo kangen ya..." ucap Akbar.
"Apaan sih. Ya ngga lah" kilah Mayra.
"Kirain kangen. Gue kemarin ke rumah opa oma jenguk tante gue yang baru lahiran" jelas Akbar.
"Kok gue jadi kangen opa sama oma lo ya Bar" ucap Mayra.
"Bisa aja lo. Btw May, bukannya hari ini lo lagi pesta di hotel Maharaja kan?" tanya Akbar.
"Oh iya kenapa? Lo mau kesana silahkan tapi gue mau pulang" ucap Mayra yang mulai bingung sendiri.
"Lah orang lo yang ulang tahun lo kenapa ngga dateng? Cerita sama gue May" ucap Akbar.
"Ng-ga ada apa apa" jawab Marya gugup.
"May. Gue sahabat lo dari dulu gue tau gimana lo yang lagi seneng sama pura pura seneng. Gue ngga maksa lo buat cerita, gue mau ngehibur lo ke tempat yang bagus" ucap Akbar dan langsung menarik pergelangan tangan Mayra untuk segera memasuki mobil.
Mayra hanya menurut lagi pula perasaannya dalam mode sedang tidak baik baik saja. Sama sekali dirinya tidak mengetahui tentang masa lalu cowoknya sendiri. Karena memang Adit terlalu sensitif jika membahas hal itu. Mayra sudah pernah menanyakan hal itu.
Sesampainya di tempat tujuan Mayra segera keluar dari mobil bersamaan dengan Akbar disampingnya. Mayra tahu betul ini adalah tempat dimana dulunya adalah tempat favorit mereka. Rumah pohon. Dengan nuansa pelangi apalagi ditambah polaroid foto foto masa kecil dan tanda tangan mereka yang terlihat menggemaskan. Itu dulu. Sekarang sudah berubah sejak Akbar pergi ikut dengan ayahnya ke luar negeri karena urusan bisnis lagi lagi. Dan bagi Akbar itu karena Mayra, Mayra yang sudah memiliki cowok lain, yang padahal dirinya selalu ada saat dia suka dan duka dulu.
"Gue lupa sama tempat ini masa" ungkap Mayra. Ia benar benar sungguh akan melupakan tempat indah rumah pohon ini.
"Lo lupa sama gue?" tanya Akbar dengan nada sedikit kesal.
"Ngga, lo tuh orangnya ngeselin mana bisa dilupain. Yuk kita ke atas" ucap Mayra.
"Ngga. Kita dibawah udah malem nanti lo ketiduran" balas Akbar.
"Ya lo ngapain ngajak gue kesini Akbar" ucap Mayra penuh penekanan.
"Ya mau ngehibur lo, kita ke sana aja beli makan banyak makanan yang dulu kita pernah beli" ucap Akbar memberi saran.
Malam semakin berlarut. Akbar memang pandai dalam hal membuat diri Mayra ceria walaupun hanya dengan hal hal kecil yang Akbar tunjukan. Niat Akbar mengajak Mayra kesini hanya untuk Mayra kembali mengingatnya, ia hanya menunggu waktu untuk hati Mayra lebih peka.
****
Prang
Prang
Prang
Suara pecahan terdengar berkali kali dan menggema di setiap sudut ruangan. Ia belum siap dia kembali. Dirinya tiba tiba runtuh dan merosot saat orang itu menjauhinya. Bukan orang itu yang kembali tapi seorang cewek yang ia jaga mati matian kecewa dengan sikapnya dan sekarang malah pergi dengan cowok lain. Ia tahu ini salahnya tapi egonya lebih besar dan enggan untuk mengakui kesalahannya.
"Adit kamu kenapa?" tanya mamahnya dari luar pintu kamar Adit.
Mata tajamnya menatap ke jendala kamarnya dengan raut marah, ia goyah sendiri. Mengapa ia balik memiliki perasaan pada masa lalunya, orang yang benar benar menghilang tanpa kabar disaat dirinya sendiri butuh penyemangat. Dunia terasa sunyi dan gelap pada saat itu, namun kedatangan orang baru membuatnya seketika berwarna lagi.
Drrttt
Ia langsung mengambil ponselnya yang sedikit tertutup selimut di ranjangnya. Kemudian menekan tombol hijau, pasti ada sesuatu kalau Vino menelfonnya.
"Dit" ucap Vino dari sebrang sana.
"Hmm"
"Lo kenapa? Nyokap lo khawatir bego"
"Apa"
"Lo pecahin barang dikamar lo. Nyokap lo khawatir nelfon gue"
"Yaudah"
"Yaudah gimana njir yang jelas. Lo ada masalah"
"Lo ngga perlu tau"
Tut
Adit langsung memutuskan sambungannya. Dan setelah itu bunyi dering ponsel kembali ia dengar namun kali ini bukan nada panggilan masuk tapi sebuah pesan masuk.
Vino
Gue tau lo ada masalah sama Clara lo bingung mau milih Clara atau Mayra kan?. Menurut gue lo lebih baik milih Mayra. Lo pasti bisa bedain dengan tatapan lo sendiri. Saat lo natap orang itu dengan tatapan kosong berarti lo udah ngga ada perasaan apa apa walau hati lo mengatakan sayang, saat lo natap orang itu penuh rasa kehangatan maka itu sebaliknya.Adit benar benar membaca pesan panjang dari Vino dengan seksama. Benar apa yang dikatannya. Saat Clara memeluknya tiba tiba bukan kehangatan yang ia rasakan tapi hati dan pandangannya seperti kosong.
****
"Eh katanya ada murid baru lagi kita. Moga aja jangan kek Cindy"
"Berarti murid barunya cewe dong"
"Yaiya lah bego. Orang namanya juga Clara pindahan dari luar negeri"
"Anjir pasti cantik nih"
Suasana pagi dikoridor cukup ramai apalagi banyak sekali rumor rumor mengatakan bahwa ada murid baru.
Seorang cewek dengan rambut panjang lurus berjalan menuju kelasnnya yang sudah di beritahukan oleh kepala sekolahnya. Kaki jenjangnya mulai melangkah memasuki kelasnya dan segera membuka mengetok pintu meminta izin dari guru yang berada di kelas.
"Silahkan masuk" ucap guru itu.
"Permisi bu, saya murid baru" ucapnya.
"Oh iya perkenalkan diri kamu" perintah guru itu.
"Hai nama aku Clara Fernandes panggil aja Clara. Salam kenal semua" ucapnya.
"Silahkan kamu duduk di bangku kosong samping Adit" ucap guru itu.
Degg
Malapetaka bagi hubungannya, begitu cepat ia kembali Adit pun belum siap mau memilih siapa sebenarnya. Clara atau Mayra. Biarlah takdir yang memilih, dan biarlah dirinya yang menimang nimang.
"Hai Nath kita ketemu lagi" ucap Clara saat sudah berada di bangku kosong dekat Adit.
Adit hanya mengedikkan bahunya tak mau merespon apapun. Dan Vino harus merutuki keadaan yang mulai membuat runyam dan kacau. Menurutnya Clara sama saja dengan Cindy.
"Lo sengaja kan Ra masuk kelas ini" ucap Cindy yang sedari tadi diam.
"Bukan urusan lo" balas Clara.
"Lo akan hancur" ucap Cindy dengan smirk nya.
****
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend (New Version)
Novela Juvenil[CERITA PERTAMA PUEBI MASIH BERANTAKAN] Ganti judul,,, judul awal my possessive boyfriend Follow akun penulis sebelum membaca Rank #1 in possessive [24-11-20] ~o0o~ Pacaran sama Aditya Erikson tuh beda. Rada-rada posesif dan ngelakuin sesukanya sen...