Cuma ngasih tau. Pelakunya jangan dihujat karna bukan dia aja okss.
Bacanya pelan-pelan yah, jangan ngeluh kalau kalian bacanya ngebut.
****
Flassback on
Di tolak
Rasanya sakit seperti ada pisau yang menusuk hati dan ingin pergi saja dari dunia ini. Cewek itu yang merasakan. Yah, ditolak dengan halus kemudian diberi fakta yang menyakitkan. Pahit. Dan ingin segera memuntahkan.
"Gue suka Mayra"
Deg
Bertubi-tubi. Seperti ada palu yang terus mengetok ngetoknya.
"Gue obsesi pengen milikin dia. Karna dia selalu ada saat gue kesusahan. Tapi gue salah ngartiin"
"Dia ada saat lo susah? karna lo hanya ngehubungi dia. Lo ngga ada ngehubungi gue malah ngga pernah"
"Dia peduli karna gue sahabatnya"
Cewek itu menghembuskan nafasnya mencoba bersabar.
"Gue kurang cantik ya?" lirihnya.
"Sorry. Tapi gue harus bilang ini Mel"
Cewek itu mengangguk.
"Lo ngga perlu jadi Mayra biar gue suka sama lo. Cukup jadi diri lo sendiri"
"Gue pamit" cewek itu berdiri pasrah.
Flassback off
Cewek itu. Amel, menceritakan alasannya. Mayra kecewa, jelas sangat terlihat di raut wajahnya. Sahabatnya yang sudah lama berbagi kisah dengannya ternyata menyimpan dendam padanya dan dengan teganya melakukan hal gila seperti ini.
"Alasan lo ngga cuma itu kan?" tanya Mayra lirih. Ia tidak sanggup untuk menaruh kebencian.
Amel mengangguk. Tidak ada wajah bersalahnya sama sekali. Hatinya masih menggebu gebu. Menatap Mayra sengit. Sudah cukup Amel menampakkan wajah baiknya lagi di depan Mayra.
"Tapi kenapa lo ngeluapin ke gue?"
"GUE HARUS NGELUPIN SEMUA KE AKBAR GITU?!" Amel berdiri dari duduknya menggebrak meja cafe yang menjadi tempat pertemuan mereka.
"Gue benci sama lo. Lo bisa milikin semuanya. Kenapa gue ngga?"
"Lo udah dapet Adit. Kenapa lo ngasih harapan ke Akbar?"
"Gue suka sama dia May"
Mayra menatap wajah Amel bingung. Jadi, Mayra kah yang salah disini?
"Tapi gue--"
"Munafik. Persahabatan kita cukup, gue paling benci liat muka so jadi korban lo Mayra. Gue disini korbannya. Lo ngga pernah ngrasain di tolak dan apa yang dia bilang? dia suka lo dari dulu" ucap Amel menggebu-gebu.
"Dan lo harus liat selanjutnya. Bukan cuma gue yang benci sama lo" sinis Amel kemudian cewek itu mengambil tasnya.
Amel berjalan cepat keluar cafe meninggalkan Mayra sendiri. Setelah itu disusul Ray yang muncul dari belakang cafe.
"Mayra" bukan Ray yang memanggil tapi Keira yang tengah berlari terburu buru menghampirinya.
"Tadi gue liat Amel keluar? kalian abis ngapain?" tanyanya. Keira tidak tahu apapun, ia hanya tau kalau Amel pernah tak sengaja akan menjatuhkan pot itu. Ya, kedua cewek yang diatas waktu itu adalah Amel dan Keira.
Mayra menggeleng. Cewek itu tidak mungkin menceritakan yang sesungguhnya pada Keira. Persahabatannya dengan Amel boleh hancur, tapi tidak dengan Keira. Cewek itu bahkan tidak tahu apapun. Jika Mayra menceritakan Keira pasti akan membenci Amel. Dan memutuskan persahabatan mereka.
Keira mengangguk mengerti. "May. Lo harus ke rumah sakit sekarang" ucap Keira.
Mayra mengangkat alisnya heran.
"Adit kecelakaan pas mau nyamperin lo" jelas Keira.
"Kayanya ada orang yang emang sengaja. Polisi udah nglacak" sambungnya.
"Lo disana?" tanya Ray menatap Keira intens.
"Engga. Gue dapet kabar dari nomor yang ngga dikenal kalau Adit kecelakaan. Gue awalnya ngga percaya. Ada sanksi yang ngeliat katanya truk yang nabrak mobil Adit ngga ada sopirnya"
Ray dan Mayra membelalakkan matanya terkejut.
****
Mayra berlari di koridor rumah sakit menuju ruangan VVIP yang ditempati Adit. Khawatir. Tentu, ini menyangkut nyawa apalagi yang menyrempet mobil Adit adalah sebuah truk.
Baru saja Mayra akan membuka pintu seorang dokter sudah lebih dulu membukanya dari arah dalam.
"Bagaimana dok?" Mayra langsung bertanya cepat. Matanya menatap dokter itu penuh harap.
Dokter itu mengangguk. "Baik. Silahkan masuk" ucap dokter itu seraya tersenyum tipis.
Mayra menatap laki-laki yang terbaring sambil memejamkan matanya itu. Keningnya yang tertutup dengan perban membuat Mayra meringis melihatnya. Dulu, saat saat Mayra masih memiliki sifat tomboy. Sering terlambat dan panjat pagar dengan berakhir jatuh dan terluka Adit langsung khawatir dan bahkan akan membawanya kerumah sakit.
Mayra berjalan mendekat mencoba untuk duduk disamping Adit. Tangannya mengusap punggung tangan Adit dengan lembut. Menundukkan kepalanya menatap jari-jarinya.
"Jangan nunduk"
Mayra langsung mendongak menatap Adit dengan mata yang berkaca-kaca.
"Nanti mahkotanya jatuh"
Mayra meringis mendengar suara Adit, tangan Mayra mencoba terangkat mengusap luka yang ada di rahang Adit.
"Kenapa kaya gini?" tanya Mayra. Tatapannya masih menatap luka Adit. Ia kira lukanya akan sangat parah ketika mendengar sebuah truk yang menyerempetnya.
"Tadi kamu kemana? kenapa ngga izin?" tanya Adit mengabaikan pertanyaan Mayra.
"Ke cafe ketemu sama sahabat aku" jawabnya sekenanya.
"Kamu hebat masih anggep dia sahabat kamu" ujar Adit sambil mengangkat tangan Mayra dari lukanya.
"Dia cuma kecewa. Itu aja" sanggah Mayra. Cewek itu hanya tidak mau Adit nantinya akan membalas semua perbuatan Amel. Mayra tahu bahwa sepenuhnya bukan salah Amel.
"Jangan deket deket Ray lagi. Aku bisa bantu kamu" ucap Adit.
Mayra langsung melotot menatap Adit. "Kamu tahu?"
"Hm" Adit hanya berdehem.
"Kenapa waktu dikantor kamu nuduh Keira?"
"Ngga sengaja"
"Serius Adit" tekan Mayra.
"Aku liat dia didepan rumah kamu"
"Ngapain?" tanya Mayra terkejut.
Adit hanya mengedikkan bahunya tidak tahu.
***
TBC
Follow instagram : @caramelx_lee
![](https://img.wattpad.com/cover/185777257-288-k714125.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend (New Version)
Teen Fiction[CERITA PERTAMA PUEBI MASIH BERANTAKAN] Ganti judul,,, judul awal my possessive boyfriend Follow akun penulis sebelum membaca Rank #1 in possessive [24-11-20] ~o0o~ Pacaran sama Aditya Erikson tuh beda. Rada-rada posesif dan ngelakuin sesukanya sen...