Hari yang ditunggu tunggu SMA Erikson tiba, hari kelulusan yang disambut meriah semua orang. Mayra bersiap untuk berfoto.
"Ngga nyangka kita udah lulus" ucap Keira kepada Akbar.
"Gimana yah sama Amel?" gumannya.
"Lo udah maafin dia Kei?" tanya Akbar yang membuat Keira mengatupkan bibirnya.
"Semua orang pernah salah Kei" ucap Akbar memberi pengertian.
"Gue tau Bar, tapi dia keterlaluan. Emang dengan dia bantu Cindy celakaian Mayra utang bokapnya lunas gitu aja? Tee--"
"Iya. Memang itu tawarannya kan?" ucap Akbar memotong ucapan Keira.
Keira menghela nafasnya berat. "Tapi apa dia ngga mikirin resikonya? kalo bener dia bakal bunuh Mayra dia yang bakal nyesel seumur hidupnya"
"Dia panik dan ngga tau cara bayar utang bokapnya"
"Lo kenapa sih Bar. Belain dia sekarang? udah suka?" tanya Keira melirik Akbar sekilas.
Akbar diam tidak menjawab. Kemudian Mayra datang setelah sesi fotonya sudah selesai.
"Kok pada diem? kenapa sih?" tanya Mayra menatap kedua temannya heran.
"Ra. Gimana respon lo kalo seandainya Amel dateng kesini?" tanya Akbar. Keira yang berada disampingnya menoleh menatap Akbar tajam.
"Gue ragu sih apa gue bisa ngilangin kejadian di gudang itu apa engga" jawab Mayra.
"Lo tau kan Kei, gue bukan cuma sekali digituin. Ngga cuma disekolah bahkan diluar sana. Apalagi sekarang jabatan Adit udah diumumin" ucap Mayra.
"Lo kuliah bareng Adit kan?" tanya Akbar.
"Engga. Gue disini aja, lo juga kesana kan Kei" jawab Mayra.
Keira mengangguk. "Gue yang bakal awasin cowok lo Ra. Tenang aja" ucap Keira sambil menepuk pundak Mayra memberi semangat.
"Kalo Cindy bebas gimana Ra? lo sendirian disini" ucap Keira ragu.
"Gue ngga bakal biarin itu terjadi" ucap Adit yang tiba tiba datang.
****
Mayra menatap kue buatannya kemudian Mayra memberi sedikit marshmellow sebagai topping.
Mayra memasukkan kue itu kedalam kotak kemudian dimasukan ke paper bag agar mudah dibawa.
"Buat apa May?" tanya Ana sambil menuruni tangga.
"Kue. Mayra pergi dulu yah. Bye bunda" ucap Mayra kemudian melambaikan tangannya kepada Ana sambil tersenyum manis.
"Kemana?" tanya Ana.
"Kantor"
****
Adit keluar dari ruangan meeting. Berjalan kembali ke ruangannya sambil membetulkan letak dasi juga tuxedo nya. Adit terlihat gagah dengan tuxedo hitamnya.
"Maaf pak. Ini dokumen yang harus ditanda tangani" ucap perempuan yang merupakan sekretaris Adit.
Adit mengangguk tanpa membalas ucapan perempuan itu.
Adit membuka knop pintu ruang kerjanya. Meletakkan dokumen dokumen yang harus di kerjakannya. Adit membuka kembali laptopnya kemudian kembali mengetikkan sesuatu di dalam sana.
Mayra mendorong pintu kaca kantor Adit. Kedatangannya selalu saja membuat semua karyawan di kantor penasaran. Mayra menjadi terbiasa mendatangi Adit ketika akan jam makan siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend (New Version)
Подростковая литература[CERITA PERTAMA PUEBI MASIH BERANTAKAN] Ganti judul,,, judul awal my possessive boyfriend Follow akun penulis sebelum membaca Rank #1 in possessive [24-11-20] ~o0o~ Pacaran sama Aditya Erikson tuh beda. Rada-rada posesif dan ngelakuin sesukanya sen...