✔Part 30 -Pengakuan-

4.6K 227 10
                                    

Bacanya pelan pelan lagi yah

Selamat membaca💜

****

"Cukup"

Amel merenggangkan cengkramannya kemudian menoleh kebelakang menatap Cindy yang tengah berdiri sambil membawa balok kayu dan juga tali.

"Gue juga mau nyiksa dia" ucapnya disertai seringai liciknya.

--------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------

"Karna lo gue harus tidur beberapa hari di sel" ucap Cindy dengan seringainya.

"Kasihan banget yah, sahabat yang lo bangga-banggakan penghianat?" Cindy tertawa meremehkan.

Mayra menunduk masih dengan dirinya yang terikat. Alasannya sungguh tidak klise jika Amel hanya membencinya karna Akbar menyukainya. Apa salah Mayra disini?. Jika Cindy memang membencinya karena dia menyukai kekasihnya itu wajar-wajar saja.

"Gimana cowok lo? selamat yah? bagus deh. Itu ancaman pertama gue"

"Kalau lo suka dia kenapa lo nyakitin dia?" Mayra berusaha mengeluarkan unek-uneknya. Rasa sakit di seluruh tubuhnya membuatnya sulit berbicara apalagi untuk melawan.

"Kalau gue nyakitin lo nanti gue dong yang disakitin Adit?" jawab Cindy seraya tertawa.

Mayra menggeleng lemah.

"Harusnya lo bersyukur di angkat jadi anak sama keluarga Fernandes" Mayra berusaha untuk bicara namun nadanya pelan tapi hal itu masih bisa di tangkap oleh pendengaran Amel dan Cindy.

Cindy mengerucutkan bibirnya. "Umm... iya yah, kan harusnya, Mayra. Fernandes ngangkat gue jadi anak kalau bukan karna gue anak hasil perselingkuhannya buat apa. Clarisa nikah cuma dijodohin, Clara muncul itu karna kesalahan--"

Getaran ponsel di saku Cindy membuat cewek itu menghentikan ucapannya. Itu pesan dari Karin, sahabat Clara yang berhianat dan sekarang ikut andil dalam rencana Cindy.

Karin
Gawat
Didepan ada Adit juga temennya

Cindy mengumpat, kemudian cewek itu memasukkan kembali ponselnya dan memegang erat balok kayu yang tadi ia pegang.

Amel yang sedari tadi diam pun kini bertanya. "Kenapa Cin?"tanya Amel sedikit panik.

"Ambil pisau lo lagi" jawab Cindy cepat.

Amel langsung melaksanakan perintah.

"Lo jagain dia jangan sampe dia lepas" perintah Cindy. Amel hanya mengangguk menurut.

Brakk

Pintu gudang terbuka kasar. Disana sudah ada Adit, Vino, juga Keira. Keira hanya mengekori kedua lelaki itu bersama temannya lagi, Sesil.

"Sialan" umpat Adit ketika melihat keadaan Mayra yang terduduk lemas dengan kepalanya yang menunduk. Rambut berantakan dan wajah yang banyak goresan luka.

Cindy langsung maju menghalangi jalan Adit yang akan menghampiri Mayra.

"Apa sih spesialnya dia?" tanya Cindy dengan raut wajah yang dibuat sedih.

"Minggir" balas Adit dengan nada dingin.

"Gue lebih menarik dari dia. Seorang Clara tanpa nama Fernandes dia bukan siapa-siapa. Sama kaya Mayra, tanpa lo dia apa?"

"Lo harusnya beruntung Cin. Diadopsi keluarga Fernandes, tante Clarisa mau nerima lo apa adanya badahal dia tau lo anak hasil selingkuhan suaminya. Nyokap lo meninggal kan? itu pelajaran buat lo" Sesil yang ada di samping Keira bersuara mengungkap fakta pahit yang Cindy miliki.

"Gue bersyukur nyokap gue ngga ada. Kalau dia ngga meninggal ngga mungkin gue ada disini, karena nyokap sengaja nyembunyiin gue"

Sesil menggeleng tak percaya dengan perkataan Cindy. Mana ada seorang anak tak menginginkan ibunya hidup. Seorang Cindy hanya perlu tahta dan harta.

Cindy yang lengah langsung di manfaatkan Adit untuk merebut balok kayu yang tengah di pegang di tangan Cindy. Cowok itu langsung melempar balok kayu itu menjauh dan mendekat ke arah Mayra yang dijaga oleh Amel. Cewek itu bergetar memegangi pisaunya.

"Lima menit lagi bokap lo pergi" ucap Adit dengan seringainya.

Adit tahu semuanya, kalau masalah Amel ingin menghancurkan gadisnya karena Akbar menyukainya itu bukan hal wajar. Setelah Adit mencari-cari informasi ternyata ayah Amel terlilit hutang dengan keluarga Fernandes. Amel dengan terpaksa membayar hutang-hutang keluarganya dengan cara seperti ini. Tapi hukum tetaplah hukum, Adit dengan tegas akan menuntut Amel juga Cindy.

Amel tahu betul maksud ucapan Adit, cewek itu seketika melemas. Adit dengan cepat langsung menyingkirkan Amel dan membuka ikatan yang melilit tangan Mayra.

Adit tersenyum licik menatap ekspresi Amel. "Bokap lo stroke karena hutang, terus anaknya jadi penjahat, lo masuk penjara terus nyokap lo gila?" Adit berbicara dingin. Wajahnya memerah menahan emosi. Jika bukan sahabat gadisnya Adit mungkin akan langsung menghajarnya tak pandang jika itu seorang perempuan.

Amel menggertakkan giginya menatap Adit bak musuh. Cewek itu maju dengan pisau mengacung di tangannya.

Amel mendekatkan tangannya yang memegang pisau itu mengarah ke perut kiri Adit.

"AMEL" 

Amel tak menoleh, tapi cewek itu masih bisa mendengar suara kencang yang memanggilnya. Amel hanya menghentikan kegiatannya.

"Setelah gue nolak lo secara halus ini yang lo lakuin?" tanya orang itu. Sangat kentara nada kekecewaannya.

"Cuma karena gue suka dia sampe-sampe lo lupa kebaikan yang Mayra kasih buat lo?. Emang udah bener ngga harusnya gue suka sama cewek mantan penjahat kaya lo. Neror dia sana sini, mantau Mayra. Itu cara lo bales dendam. Dan sekarang lo mau bunuh pacar sahabat lo sendiri?"

"Kemana lo saat bokap lo sekarat nyari-nyari putrinya" tanya orang itu. Akbar. Cowok itu baru saja dari rumah sakit, mewakili Amel yang tidak datang. Beberapa menit yang lalu ayah Amel dinyatakan meninggal.

Amel menjatuhkan pisaunya dan cewek itu langsung terduduk lemas di lantai.

"Kasus lo pembunuhan berencana" ucap Adit tak peduli dengan kondisi Amel saat ini.

"Lo ngga liat kondisi gue Dit?" teriak Amel frustasi.

Adit mengedikkan bahunya. Tangannya berusaha melepaskan tali yang mengikat Mayra.

"Kei..." suara Amel terdengar lemah dan seperti nada memohon. Mencoba meminta bantuan Keira.

Keira yang merasa terpanggil menoleh menatap Amel dengan sorot kekecewaan. "Tanggung jawab" ucap Keira kemudan memalingkan wajahnya.

"Seharusnya lo cerita sama kita. Masalah hutang bokap lo mungkin gue sama Mayra bisa bantu ngeringanin. Lo gampang terpengaruh" sambung Keira tanpa menatap Amel.

"Lo bahkan lebih buruk dari sampah. Penghianat" ucap Keira tajam.

"Persahabatan kita cukup"

****

TBC


My Boyfriend (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang