"Assalamualaikum." Raisya menutup pintu dengan sangat pelan, agar tak terdengar oleh Alia.
----------------------------//---------------------------
Setelah memerlukan waktu satu jam lamanya untuk sampai di tempat tujuan yang telah dijanjikan. Gedung yang bertuliskan cafe itu sudah terlihat.
Tak membutuhkan waktu lama bagi Raisya untuk berfikir, bergegas dirinya melangkahkan kaki dan masuk menuju cafe tersebut menemui dokter yang akan menjadi partner dalam penelitiannya kali ini.
Raisya memilih kursi yang tepat bersebelahan dengan jendela, mungkin karena moodnya sedang bagus jadi dia memutuskan untuk duduk dekat dengan jendela. Namun tak dipungkiri jika dirinya masih penasaran siapakah yang akan menjadi partner penelitiannya kali ini.
Menunggu itu memang membosankan, Raisya merutuki dirinya yang datang terlalu awal. Buktinya hingga jarum jam tepat menunjukkan pukul 09.00 pun belum ada seseorang yang datang menemuinya.
Rasanya pandangan hiruk pikuk di luar jauh lebih menarik perhatiannya, dibanding makanan yang ada di hadapannya.
Sebenarnya, jam berapa penelitiannya. Lagi-lagi Raisya kembali bertanya kepada dirinya sendiri.
"Assalamualaikum, maaf lama. Sebenarnya saya tadi sudah ada di depan, hanya saja saya tidak tahu dimana kamu duduk. Kebetulan tadi ada pelayan yang memberitahu." Terdengar suara bariton yang sangat khas dan berhasil membuat dirinya menegang. Siapa yang bicara tadi. Pikirnya dalam hati.
"Waalaikum....." Belum sempat Raisya menyelesaikan kalimatnya. Dia sungguh terkejut saat mengetahui siapa yang ada di hadapannya saat ini.
"Loh, kamu dokter Fatih itu bukan?." Tanyanya masih tak percaya, pasalnya orang yang ada dihadapannya adalah orang yang pernah menyerempetnya pada saat dirinya dan Alia pulang dari penti kemaren malam.
"Rupanya Allah ingin aku bertanggung jawab atas apa yang pernah aku lakukan padamu, buktinya kita dipertemukan kembali." Ucapnya terkekeh.
"Ya mungkin," Raisya mengaduk-aduk minuman yang ada di hadapannya.
"Ya sudah, kalau begitu tunggu apa lagi. Ayo kita ke tempat penelitian." Lanjut Raisya.
Keduanya keluar dari restoran, dan terjadi perdebatan antara Raisya dan Fatih. Pasalnya memang Fatih ditugaskan untuk membawa mobil beserta Raisya ke tempat penelitian oleh dokter seniornya. Tapi diluar dugaan Raisya menolaknya, dengan alasan tidak baik jika dua orang berlawanan jenis dalam satu tempat.
Sebenarnya Fatih pun merasa tak enak, mengingat dia tak pernah terlalu berdekatan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya apalagi satu mobil. Lantas harus bagaimana jika ini memang tugasnya.
Akhirnya dengan berat hati, Raisya maupun Fatih harus berada dalam satu mobil. Dengan syarat tak boleh ada perbincangan selain hal yang memang harus di bincangkan.
Mereka sampai di tempat tujuan saat jarum jam sudah menunjukkan pukul 11.00. Hari yang panas memang untuk memulai penelitian. Namun tak masalah bagi Raisya, jika memang itu berhubungan dengan obat-obatan itu tidak masalah menurutnya.
Ternyata bukan hanya dirinya dan dokter Fatih yang melakukan penelitian ini, namun dokter-dokter lainpun ikut andil dalam menangani kasus ini. Semuanya berkumpul untuk melakukan briefing sebelum melakukan penelitian dan pembagian tugas sesuai profesi nya masing-masing.
Lagi-lagi Raisya mendapatkan tugas bersama dengan dokter Fatih. Sebenarnya Raisya tidak betah jika harus melakukan penelitian dengan lawan jenis, tak bebas rasanya jika bersama lelaki. Lantas mau bagaimana lagi jika ini sudah menjadi keputusan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelabuhan Cinta (Completed)
Romance[Part masih lengkap] [follow sebelum membaca] dr. Fatih Al-Farisy mendapat amanah untuk melakukan penelitian dan mengharuskannya untuk mengenal seorang wanita sebagai partnernya. Yang diam-diam menaruh hati kepada wanita tersebut. Allah Sang Maha Me...