Ep 38 Kesalahan Fatal

4.3K 185 20
                                    

💞Tetap Al-Qur'an yang dijadikan bacaan utama yaa💞

-OoO-

Aku mungkin egois, karna ingin menjadi satu-satunya bagimu.

🍁🍁🍁

Setelah Fatih mendapatkan lokasi lengkap kejadian, ia segera mengetikkan pesan pada Hafidz sebelum menjalankan mobilnya.

Assalamualaikum, Fidz. Tolong jemput Kak Raisya, nanti Abang share lokasi nya. Abang titip dia.
Send.

Segera Fatih menyimpan ponselnya di kursi sebelah dan mulai menjalankan mobilnya.

Dari kabar yang ia dapat, kecelakaan kali ini menyangkut banyak nyawa. Karena ini kecelakaan bus bukan kecelakaan tunggal, sehingga Fatih diminta oleh dokter senior untuk membantunya.

Setelah sampai di lokasi kejadian, beruntung sudah banyak tim medis yang datang dari Rumah Sakitnya, sehingga memudahkan akses ia untuk menghampiri para korban.

Disaat tim medis lain sedang sibuk menangani korban yang sudah di keluarkan dari bus, Fatih berniat untuk mengecek kembali apakah masih ada korban luka di dalam.

Saat Fatih sudah memasuki bus, tiba-tiba kakinya di tahan oleh seseorang.

"help me!" sontak Fatih segera melihat ke bawah, tepatnya melihat ke arah tangan yang sedang memegang kakinya.

Fatih seketika mengucap istigfar dalam hati dan langsung mengambil tindakan untuk menyelamatkannya. Dalam penyelamatan kali ini entah mengapa terasa sangat dramatis, mungkin karena waktu yang sudah malam dan disaat yang bersamaan pula turun salju untuk pertama kalinya membuat semua tim medis mau tak mau saling menguatkan dengan memberikan jaket tebal bagi yang membawanya.

Saat semua korban sudah dibawa menggunakan ambulance, Fatih segera menyusulnya dengan menggunakan mobil.

Sesampainya di Rumah Sakit, Fatih segera mengganti pakaiannya dengan pakaian operasi dan memasuki ruang operasi setelah semuanya siap. Ia memang diminta menjadi dokter yang mengoperasi pasien yang ia selamatkan tadi.

-OoO-

Raisya tak tahu kemana harus sampai kapan ia menunggu di tepi pantai seorang diri seperti ini. Sudah satu jam lebih ia menunggu tanpa tahu harus berbuat apa, karena ponsel dan uang pun ia tak membawanya.

Karena waktu magrib sebentar lagi akan habis, terlihat dari jam tangan yang ia gunakan. Raisya bangkit berjalan mencari mesjid kecil, siapa tahu ada di sekitar sini.

Rupanya saat ia tengah berjalan, tiba-tiba tetesan salju mengenai dirinya. Memang indah, bahkan salju pertama sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang. Namun, sepertinya tidak baginya.

Allah, ini dingin sekali. Raisya terus berjalan dengan tubuh menggigil karena tak memakai jaket, berharap segera menemukan mesjid untuk ia berteduh sementara. Raisya memeluk dirinya erat, ia sangat khawatir alergi dinginnya akan kambuh saat ini.

Tepat setelah lima belas menit ia berjalan, ia akhirnya menemukan sebuah mesjid kecil namun indah, bernuansa biru terang dengan ukiran dan lukisan berwarna emas menambah kenyamanan dan kesejukan mesjid tersebut.

Raisya segera melangkahkan kakinya menuju mesjid dan berjalan menuju tempat wudhu, ia khawatir akan tertinggal shalat magrib karena waktunya semakin menipis.

Setelah melaksanakan shalat magrib, Raisya memilih untuk membaca Al-Qur'an seraya menunggu waktu shalat Isya yang sebentar lagi. Sepuluh menit kemudian, terdengar adzan Isya berkumandang.

Pelabuhan Cinta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang