setidaknya jika bukan untukmu maka lakukanlah untukku.
🍁🍁🍁
"Sya, are you okay?" tanya Zeny yang tak yakin dengan kondisi Raisya saat ini.
"yaa, i'm okay Zeny." Raisya berusaha terus meyakinkan Zeny yang tak yakin akan dirinya.
Jujur dalam hati Raisya, sebenarnya saat ini memang dirinya tengah merasa tak enak badan. Raisya memutuskan untuk menelpon Fatih untuk menjemputnya, karena jika berjalan rasanya Raisya tak akan kuat.
Segera Raisya merogoh ponsel dari dalam sakunya, dan mencari kontak Fatih untuk ia telepon. Baru saja dirinya hendak menelpon, rupanya Fatih telah lebih dulu menelponnya melalui panggilan videocall dari whatsapp.
"Zeny, where's the mask? " ucap Raisya terburu-buru karena saat mencarinya tak kunjung ketemu.
Detik keenam, Zeny menyodorkan masker pada Raisya. Zeny sedikit curiga mengapa Raisya memakai masker segala.
"What are you doing?" Zeny memang sudah menduga jika Raisya sedang sakit. Hanya saja Raisya tak ingin mengakuinya.
Raisya hanya menaruh telunjuknya dibibirnya sebagai isyarat jika Zeny tak boleh bersuara.
"Assalamualaikum." terlihat Fatih tersenyum di depan kamera ponselnya. Raisya takut, takut Fatih mencurigainya.
"waalaikumussalam, loh Mas tumben telpon aku. Memangnya sudah selesai cek pasiennya?" Raisya menaikkan sebelah alisnya seraya sesekali membenarkan letak maskernya.
"sudah. Tapi malam ini aku harus menggantikan dokter Liana untuk shift malam di IGD." Raisya yang semula merasa senang Fatih sudah selesai, karena itu artinya Fatih bisa menjemputnya kini justru harus shift malam di IGD seketika moodnya rusak. Namun, ia tak mungkin menyalahkan Fatih, toh itu sudah tugasnya dan sebagai istri dari seorang dokter Raisya harus memakluminya bukan.
"mmmm.. Mas Fatih jangan lupa makan, apalagi kebagian shift malam di IGD. Pasti membutuhkan tenaga ekstra."
"tapi, kenapa pakai masker Ca?" akhirnya yang ditakutkan Raisya terjadi juga, Fatih bertanya.
"ngga Mas. Raisya gapapa." Raisya berusaha tersenyum. Bukan keahlian Raisya dalam berbohong, Raisya hanya berharap Fatih tak mencurigainya dan mempercayai apa yang dilihatnya.
"kalau sakit, bilang saja Ca. Mas tak akan memarahimu."
"Mas, Raisya beneran ngga papa."Raisya berusaha meyakinkan Fatih.
"Mas, dosennya sudah datang. Raisya tutup dulu ya." tambahnya. Kali ini Raisya tidak berbohong.
"iya sayang, Assalamualaikum." Fatih menutup telponnya dan memasukkannya ke dalam saku jas dokter miliknya.
"Raisya, come on!!!" belum sempat Raisya memasukkan ponselnya ke dalam tas, Zeny sudah menariknya.
Raisya segera berlari bersama Zeny untuk segera menuju kelasnya. Kali ini adalah jadwal pengumpulan laporan praktikum, sehingga mahasiswa tak boleh terlambat, karena jika terlambat maka laprak nya tidak akan diterima.
Terlambat satu detik saja, mungkin Raisya dan Zeny tak akan mendapat izin untuk memasuki kelas. Untung saja langkahnya lebih dulu daripada dosennya sehingga mereka berdua tak datang terlambat.
Namun, ada kebahagiaan muncul di antara semua mahasiswa. Karena dosen tersebut hadir hanya untuk mengambil laporan praktikum tanpa mengajar memberikan pengarahan atau materi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelabuhan Cinta (Completed)
Romance[Part masih lengkap] [follow sebelum membaca] dr. Fatih Al-Farisy mendapat amanah untuk melakukan penelitian dan mengharuskannya untuk mengenal seorang wanita sebagai partnernya. Yang diam-diam menaruh hati kepada wanita tersebut. Allah Sang Maha Me...