Ep 28 Pilihan Hati

4K 166 8
                                    

"Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama"

🍁🍁🍁

Fatih lagi dan lagi telah salah. Ia pikir dengan menyembunyikan semuanya dari Raisya itu adalah yang terbaik, namun rupanya yang ia lakukan kembali salah dimata Raisya.

Sejak perdebatannya tadi bersama Raisya, Fatih lebih memilih untuk diam mendengarkan dan meminta maaf. Ia mengaku telah salah. Seharusnya Fatih mengajarkan kejujuran pada istrinya bukan istrinya yang mengajarkan dirinya mengenai kejujuran. Malu. Itu yang Fatih rasakan saat ini.

"sayang, untuk kesekian kalinya aku ingin minta maaf padamu." Fatih mengusap air mata di wajah Raisya.

"jangan minta maaf terus mas. Tapi buktikan." Raisya mencebikkan bibirnya.

Fatih terkekeh kemudian menarik Raisya dalam pelukannya. Sungguh, Fatih sangat bersyukur karena telah menjadikan Raisya sebagai pendamping hidupnya.
Saat keduanya tengah berpelukan saling menyadari akan kesalahan dari diri masing-masing, terpaksa harus terlepas karena ketukan pintu dari luar.

"Mrs. Raisya?" seorang suster memasuki ruangan Raisya beserta dengan dua orang dokter.

Fatih hanya diam memandang kedatangan dua orang dokter tersebut, ia bahkan tak menyadari jika suster sudah melewatinya dan memeriksa infus Raisya.

"hallo, Mrs. Raisya. How are you?" tanya dokter Briant sebagai dokter penanggung jawab Raisya.

Raisya tak menyadari pertanyaan dari dokter Briant –teman suaminya– karena saat ini fokusnya adalah dua orang dihadapannya yang terlihat sama-sama canggung.

Briant yang mengetahui semuanya memilih untuk mengambil alih perhatian Raisya. Namun sepertinya usahanya gagal karena berkali-kali ia mencoba bertanya pada Raisya berkali-kali juga ia diabaikan olehnya.

Hingga saat suster membuka perban pada tangan Raisya yang terluka, pandangannya dan pikirannya yang sejak tadi kosong seakan langsung terisi penuh. Terbukti dari teriakan spontan dari rasa sakit yang dirasakannya.

"aww.. " Raisya mengaduh dan melihat tangannya yang sudah diberi kapas oleh suster tersebut. Terlihat jelas ada darah segar yang keluar dari luka jahitan.

Sama halnya dengan Fatih, seketika langsung tersadar dari lamunannya saat terdengar rintihan sakit dari istrinya. Fatih segera menghampiri Raisya dan melihat apa yang sedang suster itu lakukan.

"sakit ya?" tanya Fatih pada Raisya seraya meniup-niup lukanya agar dapat mengurangi rasa sakitnya.

Raisya tak menjawab pertanyaan Fatih, justru ia sibuk memikirkan hal-hal yang tak ingin ia pikirkan, rasa sakit yang tadi ia rasakan bahkan sampai tak terasa.

Raisya mengalihkan pandangannya dari Fatih saat Fatih mulai mengambil alih tugas suter tersebut, ia melihat ekspresi dari Alexa yang sempat sulit ia baca. Namun, kini ia mengerti. Mungkin karena naluri sesama wanita.

Raisya memegang tangan Fatih yang sedang mengoleskan kain kasa yang telah direndam dalam cairan infus garam di sekitar luka operasi. Kemudian Fatih menengadahkan wajahnya hingga berada tepat di hadapan wajah Raisya.

"kenapa?" tanya Fatih tak mengerti.

"mas, selesaikan semua ini baik-baik. Jika kalian membutuhkan waktu berdua silahkan mas. Aku tak apa, tapi ajak dokter Briant agar tidak timbul fitnah." Raisya berusaha sekuat tenaga untuk mengatakannya. Namun dari cara penyampaiannya yang terkesan santai membuat Fatih pun terbawa santai.

Raisya tak ingin terus berada dalam situasi seperti ini, ia ingin Fatih segera memperjelas semuanya. Karena Raisya mengerti yang membutuhkan kepastian bukan hanya dirinya melainkan ada hati wanita lain yang juga membutuhkan kepastian.

Pelabuhan Cinta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang