Ep 26 Duri kehidupan

3.8K 157 16
                                    

Aku saranin kalian bacanya sambil dengerin 🎶Kekasih idaman(Ana uhibbukafillah)  -cut meyriska & Nagita Slavina🎶 biar feel nya dapet :)

-OoO-

Percayalah pada-Nya, maka semuanya akan baik-baik saja.

🍁🍁🍁


Raisya mengumpulkan nafasnya untuk kemudian kembali bersuara.

"sejak kapan, mas?" tidak. Bukan kata itu yang akan Raisya katakan, tapi mengapa seolah mulutnya terkunci rapat dan justru kata itulah yang terlontar dari mulutnya.

"aku juga tidak tahu, Ca. Bahkan aku baru tahu sekarang saat aku ditugaskan untuk membantu dokter obgyn mengoperasi seorang ibu yang akan melahirkan, dan ternyata dokter obgyn yang kubantu itu adalah Alexa." jawab Fatih, sungguh Fatih tak ingin ada kesalahfahaman.

Apakah selama ini itu yang menjadi alasan mengapa Fatih berubah, menjadi sangat diam dan terkadang dingin layaknya sebuah es batu yang baru dikeluarkan dari lemari pendingin.

'Allah, apa yang harus aku lakukan?', Raisya menunduk sesekali mengangkat wajahnya menghadap langit-langit berusaha mencegah air matanya jatuh.

"terimakasih, sudah menjelaskan mas. Aku akan.. " Raisya bangkit dari duduknya. Namun sebelum ia melangkahkan kakinya dan melanjutkan perkataannya, Fatih sudah menahan tangannya.

"aku harap kamu tidak lupa akan janjimu!" Fatih menarik kembali tubuh Raisya agar duduk di tempat semula.

Tanpa berkata apapun, Raisya hanya mampu menatap apa yang Fatih lakukan. Sungguh sesak yang ia rasakan kini sudah tak dapat ditahan lagi. Namun, sebisa mungkin harus ia tahan.

Raisya tidak tahu apa yang membuatnya merasa sesak. Mungkin karena takut akan kehilangan Fatih, mengingat jika bukan karena mantan tunangannya meninggalkannya mungkin Fatih dan Raisya tak akan bisa bersama seperti saat ini.

Fatih membaringkan Raisya di atas kasur. Dan segera mengecek perut Raisya, yang terkadang terdengar keluhan dari Raisya jika perutnya sering merasa terganggu.

"sejak kapan, kamu merasakan kram perut." tanya Fatih lembut.

"kuliah. Namun, tidak setiap hari aku merasakannya."

"lain kali jika merasakan sakit di perutmu, segera beritahu aku. Jangan begini, aku khawatir jika sampai kejadian seperti ini terulang lagi." Fatih mengusap tangan Raisya lembut.

Raisya hanya menganggukan kepala sebagai jawaban, dan kemudian kembali bersuara. "mas, sudah apa belum? Jika sudah, aku mau ke kamar mandi."

"mau ku antar?" tanya Fatih memandang Raisya.

"tidak usah mas. Aku bisa sendiri." Raisya bangkit dibantu oleh Fatih. Dan ia segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dengan sedikit berlari.

Setelah pintu kamar mandi ia kunci, Raisya menyandarkan tubuhnya dibalik pintu kamar mandi. Tangis yang tadi ia tahan kini tumpah sudah, namun Raisya berusaha agar Fatih tak mendengarnya.

Raisya takut, dan tak tahu harus melakukan apa. Jika Fatih sampai kembali kepadanya. Rasanya Raisya ingin berteriak sekencang-kencangnya mengapa takdir hidupnya harus seperti ini. Namun lagi dan lagi Raisya beristighfar, salah jika ia menyalahkan takdir.

Setelah satu jam lamanya ia berdiam diri dikamar mandi, Raisya memutuskan keluar dari kamar mandi. Pantas saja sedari tadi tak terdengar suara Fatih, rupanya Fatih sudah tertidur atau mungkin lebih tepatnya ketiduran.

Pelabuhan Cinta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang