Assalamualaikum temen-temen
Yang masih setia membaca PC ini aku ucapkan terimakasihh 😆 karena adanya kalian yang membuatku semangat untuk terus menulis. Tapi mohon maaf baru kali ini bisa update lagi setelah sekian lama hehe...Jadi selamat membaca ya temen-temen
"Tetap Al-Quran yang dijadikan bacaan utama"
------------------ Happy Reading -----------------
"arghhh, salah ini salah! Ini semua diluar dugaanku," teriak Fatih frustasi saat mengetahui bahwa Raisya datang kesini dan disaat yang sama pula dia mendengar semua percakapanku.
Tak menunggu waktu lama Fatih segera mengejar Raisya, namun saat Fatoh hendak menuju parkiran rumah sakit untuk mengejar Raisya, Fatih dikagetkan oleh seorang suster yang kebetulan sedang di lobi rumah sakit.
"Dokter, Dokter Fatih. Ini ada titipan dari Raisya kalo saya tidak salah." Suster tersebut menyerahkan tumpukan kertas yang belum di jilid kepada Fatih.
"Loh, Raisya nya kemana sus?." Fatih membaca judul dari tumpukan kertas tersebut.
"Aduh, saya kurang tau dok. Soalnya tadi langsung pergi gitu aja. Kalo gitu saya permisi dok!." Fatih menganggukan kepala seraya menjawab waalaikumsalam, mungkin saja suster tersebut lupa mengucapkan salam.
Fatih segera merogoh saku celananya untuk mengambil kunci mobil. Belum sempat Fatih meraih knop pintu mobil suara sirine ambulan kembali menyadarkannya.
"Innalillahi. Arif, ada kecelakaan dimana rif?." Fatih menghampiri brankar tersebut.
"Di tol depan Dok, Alhamdulillah suaminya dalam keadaan baik. Istrinya tengah hamil, tolong selamatkan semampumu dok." Arif mendorong brankar tersebut sedikit berlari.
"Tolong panggilkan Dokter Fahmi untuk menjadi asop." Siang hari seperti ini sudah dibuat tergesa-gesa. Namun tetap saja Fatih tak boleh terlihat lemah hanya karena pasien sedang mengandung. Tugasnya hanya membantu menyelamatkan sang ibu dan anak urusan hidup dan mati biar hanya Allah yang mengetahui. Wallahu a'lam.
Peluh membasahi baju yang sedang dikenakan oleh Fatih, tak tega melihat keluarga histeris mendengar kabar yang keluar dari mulutnya. Bukan dirinya tak berusaha semampunya tetapi memang semua Kehendak-Nya, Qodarullah tiada yang mengetahui.
Seingatnya dia tak pernah merasakan sedih selarut ini, mengingat perihal kematian dokter sering menjumpainya. Namun, mungkin ini karena bayi yang terlahir prematur dan kehilangan ibunya. Memang sangat besar perjuangan seorang ibu hanya demi anaknya bisa melihat indahnya dunia. Dia kembali teringat perkataan sang ibu sesaat setelah bayinya terlahir namun belum bisa menangis.
"Mashaa Allah, anak umma sudah lahir. Maafkan umma ya sayang, umma mungkin tidak akan bisa menjagamu, tidak akan bisa menyuapimu makan, tidak akan bisa membuatkanmu sarapan ketika berangkat sekolah. Tapi ingatlah sayang, umma selalu ada di dalam hatimu nak, Assalamualaikum." Setidaknya itulah kalimat terakhir yang dilantunkan oleh sang ibu sehingga mampu membuat bayi tersebut menangis.
Dirinya memang bukan spesialis obgyn namun karena kecelakaan tersebut berhubungan dengan tulang sang ibu sehingga membuat Fatih dan salah satu dokter obgyn bekerja sama untuk menyelamatkan korban. Namun, kembali Qodarullah tidak ada yang mengetahui.
Mungkin setelah ini Fatih harus segera pulang untuk meminta maaf kepada sang ibu, saat Fatih baru saja memarkirkan mobilnya di parkiran rumah ibundanya. Fatih terkejut melihat betapa banyak mobil yang terparkir di rumahnya. Mungkinkah itu mobil saudaranya? Atau sepupunya? Atau mungkin keponakannya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelabuhan Cinta (Completed)
Romance[Part masih lengkap] [follow sebelum membaca] dr. Fatih Al-Farisy mendapat amanah untuk melakukan penelitian dan mengharuskannya untuk mengenal seorang wanita sebagai partnernya. Yang diam-diam menaruh hati kepada wanita tersebut. Allah Sang Maha Me...