Teruslah berusaha, janganlah berputus asa
🍁🍁🍁
Sebulan telah berlalu. Waktu untuk Raisya dan Fatih tinggal 3 bulan lagi. Sebulan adalah waktu yang sangat sulit bagi Raisya lewati, hingga terkadang Fatih mendapati Raisya sedang melamun dan melewatkan makan siangnya.
Seperti saat ini, jika saja Fatih tak memerintahkan Raisya untuk menemuinya di Rumah Sakit mungkin Raisya tak akan makan, karena jika di Rumah Sakit maka Raisya akan menuruti semua perintah Fatih.
"sudah makan?" tanya Fatih saat baru memasuki ruangannya dan mendapati Raisya tengah melihat buku catatan milik Fatih.
"belum, mas Fatih sudah?" tanya Raisya seraya bangkit menghampiri Fatih.
"belum, mau makan dimana?" tanya Fatih.
"mas aku.. "
"ingat, sayang. Mas tidak menerima penolakan." Fatih segera memotong perkataan Raisya karena Fatih tau ke arah mana Raisya akan berbicara.
"aku tidak akan menolak kok. Hanya ingin mengatakan kalau aku mau makan di sini saja kita pesan makanan online." Raisya tertawa memegang wajah Fatih dengan kedua tangannya.
Fatih yang mulanya hanya melongo mendengar penuturan Raisya, kemudian mampu menghela nafas berat dan mengatakan hamdalah.
"tolong pesanin ya, sayang. Mas belum shalat dhuhur mas shalat dulu."
"siap mas bos ku."
Setengah jam kemudian, pesanan yang Raisya pesan sudah datang dan Fatih pun telah menyelesaikan kewajibannya melaksanakan shalat dhuhur.
"kamu pesan ini semua?" tanya Fatih seraya menggulung lengan kemejanya hingga siku.
"iya mas." Raisya membereskan makanannya di meja.
"apa tidak terlalu banyak?" Fatih tak yakin akan menghabiskannya, pasalnya baik dirinya maupun Raisya tak pernah makan sebanyak itu.
"tidak." jawab Raisya yakin.
Kemudian Fatih mengangguk dan memimpin untuk berdoa sebelum makan. Namun, baru saja Fatih akan memakan makanan yang telah disediakan Raisya. Ponselnya tiba-tiba berdering.
"mas angkat telpon dulu ya." Raisya mengangguk mengiyakan.
Rupanya telpon tersebut adalah telpon yang tak diharapkan baik bagi Raisya maupun Fatih. Buktinya setelah menerima telpon tersebut mimik wajah Fatih seketika berubah.
Belum sempat Raisya bertanya, Fatih bergegas memakai kembali jas dokternya dan memasukkan ponselnya di saku jas nya.
"mas harus ke UGD, kamu makan saja dulu." ucap Fatih tanpa menunggu jawaban Raisya karena kini yang Raisya lihat Fatih sudah kembali menutup pintu ruangannya.
Raisya hanya diam menyaksikan Fatih yang berlari dengan tergesa-gesa. Lantas sekarang apa yang harus Raisya lakukan di tempat ini. Bukankah ia datang kesini untuk makan siang bersama suaminya? Raisya hanya mampu tersenyum pahit 'lagi dan lagi seperti ini.' batin Raisya menelan pil pahit hidupnya.
Setengah jam lamanya ia merenung tanpa memakan sedikit pun makanan yang sudah ia pesan, akhirnya Raisya memutuskan untuk kembali ke kampusnya karena harus segera melanjutkan penelitiannya.
Dengan pikiran kosong Raisya kembali membungkus makanannya untuk Fatih makan nanti setelah menangani pasien darurat dan meninggalkan sebuah sticky note.
-OoO-
Salah memang, akan memasuki laboratorium namun Raisya belum memgisi perutnya. Seperti saat ini, hanya mencium bau HCl saja sudah membuatnya pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelabuhan Cinta (Completed)
Romance[Part masih lengkap] [follow sebelum membaca] dr. Fatih Al-Farisy mendapat amanah untuk melakukan penelitian dan mengharuskannya untuk mengenal seorang wanita sebagai partnernya. Yang diam-diam menaruh hati kepada wanita tersebut. Allah Sang Maha Me...