Ep 37 Bahtera Kehidupan

3.8K 165 3
                                    

Terkadang kamu harus mengorbankan sesuatu
Sekalipun itu adalah waktu

🍁🍁🍁

Hari berlalu kian cepat, hingga tak terasa usia kandungannya kini sudah menginjak bulan ke lima. Kewaspadaan dan keposesifan Fatih semakin bertambah. Bahkan tak jarang ia sering bertukar shift dengan dokter lain agar memiliki waktu lebih untuk menjaga Raisya.

Seperti sekarang ini, keanehan pada diri Raisya semakin terlihat. Bagaimana tidak, di usia kandungan yang menginjak bulan ke lima justru terjadi penurunan drastis pada berat badan Raisya.

Keadaan itu berhasil membuat Fatih beserta seluruh keluarganya khawatir. Bahkan Umi sempat nekad untuk menyusulnya ke Jerman, namun dengan sabar Fatih berusaha menenangkan yang lainnya.

Hari ini kebetulan keponakannya, Hafidz telah datang dari oxford dan kembali bekerja di Rumah Sakit yang sama dengan Fatih. Sehingga saat ini tepat dihadapan Hafidz, Fatih membawa Raisya untuk memeriksakannya.

"Bang, apa penurunan berat badannya turun secara perlahan atau secara drastis?" Hafidz bertanya pada Fatih saat Raisya sudah selesai ia periksa.

"secara perlahan, namun tetap saja bagi Abang ini sangat aneh. Disaat ibu hamil biasa, seiring bertambahnya bulan kehamilan maka berat badan pun akan turut bertambah, justru berbanding terbalik dengan Raisya." Fatih menceritakan segala keraguannya hingga ia merasakan Raisya sudah kembali duduk di sofa samping Fatih.

"terdapat beberapa kemungkinan yang bisa saja terjadi, namun disini aku juga harus berdiskusi dengan dokter obgyn agar analisa ku tidak sampai melesat." Hafidz membolak-balik rekam medik milik Raisya, kemudian melepaskan kacamata nya dan menatap Fatih.

"dokter kandungan yang menangani Raisya siapa, Bang?"

"Alexa." ucap Fatih tegas namun berhasil membuat Hafidz memelototkan matanya.

"jangan bilang?" Hafidz sudah menduga-duga, selama ini ia memang sering mendengar ada dokter obgyn dari Indonesia, namun karena tugasnya lebih sering ke luar kota bahkan luar negeri jadi ia tak terlalu memperdulikannya.

"iya, dia."

"dunia memang sempit ya." Hafidz tertawa memikirkan takdir kehidupan yang sangat unik.

"nanti akan kuhubungi dokter Alexa, setelah aku berdiskusi dengannya akan kuberitahukan semuanya padamu. Untuk sekarang jaga Kak Raisya, jangan sampai ia kelelahan apalagi sampai asam lambungnya naik kembali." Hafidz memberikan hasil rontgen pada Fatih, yang tak perlu dijelaskan pun Fatih pasti sudah memahaminya.

"Bang, jika kamu sibuk. Kak Raisya bisa tinggal bersama Momy, tak apa. Bersama Momy Kak Raisya akan baik-baik saja dan tentunya Momy akan menjaga Kak Raisya dengan baik." Hafidz teringat cerita Momy nya yang sempat mengalami gerd saat tengah hamil dirinya, hingga Momy beberapa kali harus keluar-masuk IGD.

Bahkan Dady sempat menolak Momy untuk memiliki anak lagi karena trauma akan kehamilan pertamanya, walaupun Momy sangat menginginkan seorang anak lagi. Untuk itu mengapa Hafidz mengambil kedokteran spesialis penyakit dalam, karena ia tak ingin kejadian yang dialami Momy nya harus dialami oleh pasien lainnya terutama ibu hamil.

-OoO-

"mas, nanti mampir ke super market dulu ya!" Raisya memalingkan wajahnya menghadap Fatih saat sudah berada di dalam mobil.

Pelabuhan Cinta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang