Ep. 4 Qodarullah

5K 228 1
                                    

Happy readingggg
...............................

Terik matahari terasa sangat menyengat padahal waktu sudah menunjukkan pukul 2.30 siang, hingga Raisya harus berlama-lama dalam gramedia karena tidak kuat panasnya matahari mengingat dirinya sedang shaum sunnah.

Saat dirinya sedang melihat buku-buku untuk ia beli. Dia melihat satu buku yang berhasil membuat Raisya tertarik untuk melihatnya. Raisya meraih buku yang berwarna merah muda. Khadijah. Raisya bergumam.

'sepertinya menarik juga bukunya, menceritakan perjuangan ibunda khadijah dan dilengkapi dengan kisah Aisyah'. Raisya membuka-buka lembaran buku tersebut hingga tangannya berhenti pada satu halaman yang berhasil membuatnya tertegun.

Dibuku tersebut tertulis salah satu sifat ibunda khadijah yang membuat Raisya termotivasi. Salah satu sifat ibunda khadijah tersebut adalah Berkata bijak dan menenangkan, ibunda khadijah selalu mendukung setiap hal yang mengandung Kebenaran. Khadijah lah yang menenangkan Rasulullah ketika mendapat wahyu pertama kali. Rasulullah gemetar, beliau menemui Khadijah, lalu berkata: 'Selimuti aku! Selimuti aku!' Khadijah pun menyelimuti beliau sampai hilang ketakutannya, barulah kemudian Rasulullah berkata kepada Khadijah dan menceritakan apa yang dialaminya. 'Aku benar-benar mengkhawatirkan diriku,' demikian kata beliau kepada isterinya itu.

Maka Khadijah pun berkata: 'Tidak, Allah tidak akan menghinakan engkau buat selama-lamanya. Sesungguhnya engkau benar-benar senang menyambung silaturrahim, menanggung beban orang lain, memberi sesuatu kepada orang miskin, menjamu para tamu, dan memberi bantuan kala terjadi musibah-musibah yang benar-benar gawat.'

Raisya segera membawa buku tersebut dan tak lupa ia juga membawa buku referensi yang akan ia gunakan untuk laporan menuju kasir dan membayarnya. Setelah membayar, Raisya memutuskan untuk melaksanakan shalat ashar berjamaah di mesjid yang telah disediakan oleh mall tersebut.

Raisya berjalan menuju mesjid yang terlihat sederhana namun elegan, mesjid tersebut berwarna biru muda terang dengan tambahan ukiran-ukiran lafadz Allah dan rosulnya. Saat adzan ashar dikumandangkan, Raisya bergegas untuk mengambil wudhu karena takut ketinggalan shalat berjamaah.

Terdengar suara takbir dari imam yang menandakan bahwa shalat telah dimulai. Karena Raisya terlambat datang ke mesjid, sehingga dirinya tidak melaksanakan shalat tahiyyatul mesjid dan langsung ikut shalat berjamaah.

Raisya teringat dirinya belum membeli takjil untuk berbuka puasa, dan segera menghubungi Alia. Raisya merogoh ponselnya yang berada di saku gamis untuk menelpon Alia.

"Hallo, Assalamualaikum Al." Ucapnya saat sambungan telpon telah terhubung.

"Waalaikumsalam. Rai, aku tiba-tiba ada keperluan dan kemungkinan besar aku pulang nanti jam 05.30." Raisya mulai melangkahkan kakinya dan mulai mencari penjual makanan.

"Al, ini aku mau beli makanan untuk buka. Kamu mau aku beliin gak?." Raisya berhenti sejenak dan membenarkan tali sepatunya yang sempat lepas.

"Oh iya Rai boleh deh, tolong ya sekalian. Apa aja deh Rai, aku tutup dulu ya. Assalamualaikum." Saat Raisya hendak mengucapkan waalaikumsalam, tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya dan membuat buku-buku yang ia beli tadi terjatuh. Raisya hanya bisa mengucapkan istighfar.

Raisya belum sempat melihat wajah orang yang menabraknya tadi, karena ia sibuk mengambil buku yang terjatuh. Namun saat dirinya menengadahkan pandangannya, ia terkejut. Pasalnya bukan orang asing yang telah menabraknya, melainkan dokter Fatih. Raisya segera memalingkan wajahnya dan berdiri.

"Assalamualaikum, eh Raisya kebetulan kita ketemu disini." Dokter Fatih memperhatikan Raisya yang sedang membenarkan letak buku dalam tasnya.

"Waalaikumsalam, loh katanya dokter Fatih ada jadwal operasi. Kok ada disini." Raisya tak melihat wajah dokter Fatih sedikit pun karena dirinya tengah sibuk membenarkan letak bukunya.

Pelabuhan Cinta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang