Ep 19 Hijrah

4.1K 175 3
                                    

"Jaga ia sebagaimana kamu menjaga Ummamu"

🍁🍁🍁

—————Happy reading —————

Raisya tersentak dengan seseorang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang. Seraya mengatakan "Berceritalah jika memang itu bisa membuatmu tenang." dan dugaan Raisya memang benar.

Dirinya memberanikan diri untuk membalikkan badannya. Fatih menatapnya intens, kemudian menghapus air matanya.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Fatih khawatir yang ia takutkan terjadi.

"Aku tidak apa-apa Mas, aku hanya sedang memotong bawang merah. Karena aku kurang biasa memotong banyak jadi mataku perih." Raisya tersenyum menatap Fatih.

Raisya sekuat tenaga menahan detak jantungnya agar tidak terdengar oleh Fatih jika dirinya sedang gugup, ya sangat gugup. Ditatap seintens itu dengan jarak kurang dari 10 cm membuat dirinya gelagapan tak karuan. Pasalnya ini baru pertama kali untuknya.

"Terus luka di tanganmu ini karena apa?" tanya Fatih saat melihat tangan Raisya sedikit melepuh bagian atasnya.

"Oh ini hanya terkena cipratan minyak Mas." Raisya meraih kembali tangannya, dan memastikan jika Fatih percaya.

"Aku lihat semuanya sudah selesai, jadi ayo ikut aku. Aku obati dulu lukamu sehabis itu kita sarapan." Fatih menggandeng tangan raisya menuju ruang tv untuk ia obati lukanya.

Sejujurnya Raisya sudah terbiasa dengan luka-luka kecil seperti itu. Ia pikir nantinya juga akan sembuh sendiri, namun ada rasa berbeda saat ini. Diperhatikan sebegitu khawatirnya membuat Raisya senang tak karuan, pasalnya yang memperhatikan adalah suaminya sendiri, mahramnya.

"lain kali sekecil apapun luka di tubuhmu katakan padaku." Fatih mengusapkan salep bioplasenton pada luka bakar di tangan Raisya. Raisya hanya menganggukan kepala sebagai jawabannya.

"sudah, ayo kita sarapan." Fatih berdiri mengandeng tangan Raisya menuju meja makan.

Saat Fatih sudah mengambil nasi dan lauk diatas piringnya, Fatih memutuskan untuk segera memulai makannya setelah memimpin doa.

"tunggu, Mas." cegah Raisya saat Fatih akan menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"makan buah dulu Mas." Raisya menyodorkan potongan-potongan kecil buah pepaya. Sudah menjadi kebiasaan Raisya sebelum makan harus memakan buah terlebih dahulu, supaya pencernaannya lancar. Dan kini ia ingin agar Fatih juga turut membiasakan diri seperti dirinya.

"kamu juga harus." Fatih tersenyum seraya menyodorkan satu potongan buah ke dalam mulut Raisya.

Raisya tersenyum salah tingkah. Ia tak habis pikir Fatih akan melakukan hal tersebut. Allah bolehkah aku baper terhadap hamba-Mu?. Batin Raisya dalam hati.

Rasanya ia ingin melupakan sejenak permasalah hati yang membuat dirinya menjadi tak percaya diri terhadap Fatih.

💉💉💉

"Mas, aku izin ke super market boleh?" ucap Raisya saat keduanya tengah merapikan satu koper yang tersisa.

Fatih hanya menaikkan satu alis sebagai jawabannya, yang artinya sebagai pertanyaan balik untuk Raisya. Dan untung saja Raisya mengerti apa yang dimaksud Fatih.

"ada yang ingin aku beli." tambahnya.

"aku antar." Fatih berdiri dan mengambil jaket bombernya.

Pelabuhan Cinta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang