"kumohon, jangan ragukan aku. Jangan tinggalkan aku. Ujian hidup itu akan selalu hadir. Tetaplah bersamaku dan kita akan melewatinya bersama."
🍁🍁🍁
Malam itu, rasanya adalah malam terberat bagi Fatih. Ia ragu dengan hatinya, Fatih memang sudah memiliki rasa untuk Raisya, namun Fatih belum sepenuhnya melupakan Alexa.
Yang bisa Fatih lakukan hanya melamun, memikirkan langkah apa yang harus Fatih ambil. Fatih tak ingin melukai hati Raisya, Raisya sudah banyak berkorban untuknya.
Namun, Fatih tak tahu harus bagaimana. Saat ini pun Fatih baru saja selesai melaksanakan shalat istikharah, entah sudah keberapa kalinya namun sepertinya Allah belum juga memberikan petunjuk padanya. Entah memang Fatih yang tidak peka akan kode dari Allah atau bagaimana, yang jelas hal tersebut mampu membuat Fatih diam tak berkutik takut membuat keputusan yang salah.
"Mas.. hari ini aku ke kampus jam 09.00, Mas Fatih berangkat duluan saja tidak apa-apa!" ucap Raisya saat sudah menyelesaikan sarapan paginya.
Namun sepertinya Fatih tak mendengarkannya, karena yang Raisya lihat Fatih hanya diam menatap nasi yang berada di atas piring.
"Mas?" Raisya kembali menegurnya. Namun Fatih tetap bergeming.
"Mas Fatih?" Raisya sedikit mengibaskan tangannya di hadapan Fatih.
"ah iya? Kenapa?" Fatih tersadar dan kembali menyendokkan nasi dan lauknya ke dalam mulut.
"Mas Fatih kenapa si? Aneh banget dari kemarin." Raisya sedikit kesal pasalnya bukan hari ini saja Fatih seperti ini, namun dari kemarin.
Fatih menggelengkan kepalanya sebagai jawaban 'tidak apa-apa'.
Kekesalan Raisya sudah tak bisa ditahan lagi, akhirnya Raisya memutuskan untuk bangkit membereskan piring dari meja makan untuk mencucinya. Biarkan dengan mencuci piring kekesalannya akan mereda, Raisya takut kekesalannya tak terkendali dan berakhir membentak Fatih.
"Ica, Ayo!" Fatih yang sudah siap dengan segala kelengkapannya menuju ruang tamu untuk memakai sepatu dan mengajak Raisya.
"Mas aku kan sudah bilang, hari ini aku kelasnya jam 09.00!" Raisya berusaha menciptakan senyuman, agar tak terlihat ekspresi kesal di wajahnya.
Raisya menghampiri Fatih dan membantunya membereskan kemeja Fatih yang sedikit berantakan.
"ah begitu?" Fatih menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia merasa bersalah pada Raisya.
"ya sudah Mas. Sudah siang, takut terlambat." Raisya meraih tangan Fatih dan mencium punggung tangannya.
"Assalamualaikum, aku berangkat dulu ya." Fatih mencium kening Raisya dan mengusap kepalanya.
Raisya melihat punggung Fatih yang memasuki mobil dari balkon apartemennya, dan perlahan mobil itu hilang dari pandangannya.
Raisya merasa sedikit kecewa pada Fatih, Raisya tahu sebenarnya Fatih sedang merahasiakan sesuatu namun tak ada niatan untuk menceritakannya padanya.
Bukannya sepasang suami istri sudah seharusnya saling melengkapi, berbagi, saling menyayangi tanpa ada yang dirugi.
Namun, karena tak ingin suudzon terlebih dahulu mungkin nanti Fatih akan menceritakannya. Raisya segera memasuki apartemennya dan membereskan yang sudah menjadi kewajibannya sebelum dirinya harus berangkat kuliah.
-OoO-
"Bagaimana? Apa keadaan bayi nya baik-baik saja?" tanya Fatih pada suster yang sedang bertugas di bagian perinatologi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelabuhan Cinta (Completed)
Romance[Part masih lengkap] [follow sebelum membaca] dr. Fatih Al-Farisy mendapat amanah untuk melakukan penelitian dan mengharuskannya untuk mengenal seorang wanita sebagai partnernya. Yang diam-diam menaruh hati kepada wanita tersebut. Allah Sang Maha Me...