Ep. 9 Fakta Baru

3.9K 186 1
                                    

Assalamualaikum sahabat hijrah
Yang masih setia membaca PC ini aku ucapkan terimakasihh 😆 karena adanya kalian yang membuatku semangat untuk terus menulis. Tapi mohon maaf baru kali ini bisa update lagi setelah sekian lama hehe...
Jadi selamat membaca ya teman

"Tetap Al-Quran yang dijadikan bacaan utama"

---------------- Happy Reading ---------------

Lemas.
Satu kata yang cukup untuk mendekskripsikan kondisi Raisya saat ini. Entah ini karena dirinya sendiri yang tak mendengarkan nasihat dokter untuk istirahat atau karena dirinya tak ingin mengesampingkan amanah. Namun, inilah akibat yang harus Raisya tanggung sendiri.

"Kak Raisya, Kak Raisya. Alisa laper Kak." Alisa menarik-narik ujung dress yang Raisya kenakan. Iya memang dirinya kini sedang berada di dalam mobil menunggu Dokter Fatih yang sedang mengambil uang di ATM. Katanya.

"Alisaa laper? Mau makan apa sayang? Nanti yah tunggu Bang Fatih dulu." ucap Raisya memberi pengertian. Pasalnya dirinya masih merasa pusing jika berdiri terlalu lama.

"Kak, Kak Raisya sakit ya? Alisa lihat Kakak Pucat banget Kak." Alisa yang berada di pangkuan Raisya mencoba memegang dahi Raisya. Dan seketika Alisa terkejut.

"Assalamualaikum." tak lama muncul sosok Fatih seraya membuka pintu mobil.

"Loh Alisa, kasihan Kak Raisya nya keberatan tuh."

"Bang Fatih, Kak Raisya panas loh Bang tubuhnya." Alisa berusaha turun dari pangkuan Raisya. Namun nihil.

"Masa sih Al, sebentar deh Abang ambilkan termometer dulu." memang kecurigaan Fatih sedari tadi bahwa Raisya sedang sakit kini terjawab sudah. Fatih segera meraih kotak P3K yang memang selalu ia bawa di jok belakang mobilnya.

"Coba bangunkan Kak Raisya nya Al, terus taruh ini di ketiaknya. Abang ingin tahu suhu tubuhnya." Alisa segera menggoyang-goyangkan tubuh Raisya perlahan-lahan, hingga tak lama kemudian Raisya terbangun.

"Eh Alisa laper ya? Maaf yah tadi Kakak ketiduran." ucap Raisya memegang kedua pipi Alisa.

"Coba pasang termometernya dulu Sya." Fatih gemas sendiri karena Alisa lupa memberikannya pada Raisya.

"Loh untuk apa? Siapa yang sakit Dok?." Raisya menerima termometer tersebut dengan wajah penuh keheranan.

"Sudah pakai saja." perintah Fatih yang membuat Raisya mau tidak mau harus menurutinya.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya terdengar suara yang berasal dari termometer. Baru saja Raisya akan melihatnya sudah direbut oleh Dokter Fatih.

"Sudah kuduga, dirimu masih sakit Sya. Panasmu belum sepenuhnya pulih masih 37.5°C. Mau langsung pulang atau menemani Alisa makan?." Fatih berbicara namun masih sibuk mencari-cari obat untuk Raisya.

"Alisa tidak apa-apa kalau Kak Raisya tidak ikut?." tanya Raisya pada gadis dipangkuannya tersebut yang tidak mau lepas darinya.

"Al, sayang, Alisaa..." karena Raisya sulit untuk melihat wajah dari Alisa tersebut. Fatih yang melihat Raisya kesusahan langsung membantu melihatnya.

"Rupanya Alisa tertidur Sya. Ya sudah kalau begitu aku antarkan kamu ke kosanmu saja." ucap Dokter Fatih.

Raisya lagi-lagi merasa tak enak dengan Dokter Fatih. Raisya tak ingin ada kesalahfahaman antara dirinya dan tunangan dari Dokter Fatih tersebut. Raisya ingin sedikit demi sedikit melupakan partner penelitiannya ini.

Pelabuhan Cinta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang