Allah tidak menyukai segala sesuatu yang terburu-buru
🍁🍁🍁
————Happy Reading————
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 jam 45 menit, dengan satu kali transit di Abu Dhabi. Akhirnya Fatih dan Raisya telah menginjakkan kaki di negeri dengan julukan negeri panzer.
Raisya tak dapat membayangkan rasa lelah yang kini ia rasakan. Mungkin karena baru pertama kalinya ia melakukan perjalanan sejauh ini.
Berbeda dengan Fatih yang memang sudah pernah ke Jerman tepatnya bertemu dengan Tantenya, sekaligus liburan dengan keluarganya. Jadi bukan hal aneh lagi baginya menempuh perjalanan sejauh itu.
"Mas, kita langsung ke tempat Tante Mas Fatih atau kemana dulu?" tanya Raisya lesu, ia masih merasa jetlag.
"Kita cari makan dulu ya Ca, kita duduk dulu disana. Pusing?" tanya Fatih khawatir, ia yakin Istrinya tersebut masih merasa jetlag.
Raisya hanya menganggukan kepalanya. Raisya benar-benar ingin duduk, namun sebelum dirinya dan Fatih sampai di ruang tunggu. Raisya segera mencekal tangan Fatih, dan berkata "Mas toilet dimana?"
"mual?" tanya Fatih seraya memegang bahu Raisya. Raisya kembali menganggukan kepalanya.
Fatih segera menuntun Raisya menuju toilet, namun Fatih tak ikut mengantar Raisya menuju kamar mandi karena itu khusus untuk perempuan. Fatih hanya menunggunya dengan gelisah.
Saat melihat Raisya telah keluar dari kamar mandi dengan keadaan pucat, Fatih segera meraih bahu Raisya dan kembali menuntunnya menuju ruang tunggu.
"minumlah!" Fatih menyodorkan satu botoh teh kepada Raisya.
"ini apa Mas?" tanya Raisya sebelum dirinya meminumnya.
"ini teh kamomil (chamomile), teh ini mampu mengatasi mual dan mabuk perjalanan." Fatih membuka tutup tumbler nya dan membantu meminumkannya pada Raisya.
"tidur dulu saja di pundakku, hingga mual dan pusingmu mereda. aku sudah menyuruh sopir Tante menjemput kita sekitar satu jam lagi." Fatih menatap Raisya.
"terimakasih Mas." Raisya tersenyum seraya menyandarkan kepalanya di bahu Fatih. Fatih dengan segera menahan kepala Raisya dengan sebelah tangannya.
Ia merogoh ponselnya dari saku celana yang ia kenakan untuk mengabari keluarganya jika ia telah sampai.
"Assalamualaikum." salam Fatih saat sudah terhubung dengan Umma nya.
"Waalaikumussalam, sudah sampai nak?"
"sudah Umma. Tapi Fatih tidak akan langsung ke rumah Tante Aca, Fatih akan mencari restoran dekat bandara dengan Raisya dulu Umma." Fatih berkata seraya mengusap-usap kepala Raisya dengan sebelah tangannya.
"iya, tadi Tante Aca sudah mengatakannya pada Umma dan Aba. Nanti mobil punya mu akan diantarkan oleh supir Tante Aca, sepertinya sedang dalam perjalanan."
"iya Umma.. "
"menantu Umma bagaimana?"
"Ica baik Umma, hanya saja diamasih merasa jetlag jadi Fatih suruh untuk istirahat dulu Umma."
"salam Umma untuk Ica, ya sudah hati-hati ya Bang."
"iya Umma, nanti Fatih salamkan, Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam." Fatih menutup telponnya saat Umma sudah mengucapkan salam.
Kemudian ia menelpon Abi untuk memberi kabar bahwa dirinya dan Raisya telah sampai di Jerman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelabuhan Cinta (Completed)
Romance[Part masih lengkap] [follow sebelum membaca] dr. Fatih Al-Farisy mendapat amanah untuk melakukan penelitian dan mengharuskannya untuk mengenal seorang wanita sebagai partnernya. Yang diam-diam menaruh hati kepada wanita tersebut. Allah Sang Maha Me...