Arga berdiri di balik kaca yang menampilkan secara langsung kemacetan dan kepadatan ibu kota, siang ini, jam sudah menunjukan hampir tengah hari jadi wajar saja di jam-jam segini ibu kota sudah macet, sebab banyak orang yang pastinya keluar untuk mencari makan siang
Sedangkan Arga sendiri entah mengapa napsu makannya untuk hari ini menguap entah kemana, tadi saja ia hanya sarapan 1 buah roti panggang yang di dalamnya di beri selai kacang, di tambah kopi tentunya
Pikiran Arga masih melayang pada kemarin malam kala ia mengagahi seorang gadis berparas cantik, bermuka imut, yang entah siapa namanya karena Arga melupakan nama gadis itu begitu saja setelah menggagahi gadis itu berkali-kali, mungkin ini juga pengaruh dari alkohol yang dia minum
Masih terekam jelas di ingatan Arga bagaimana gadis itu mengerang nikmat di bawah kuasanya, ketika gadis itu mencapai kenikmatan itu, bagaimana wajah imut itu banjir keringat karena kegiatan mereka, ah baru menghayalkan wanita itu saja mampu membuat pusat diri Arga menegang oh ada apa dengan dirinya?
Gadis itu hanya lah gadis malam biasa tidak ada yang spesial dari gadis itu bahkan gadis itu tidak perawan ketika Arga memasukinya, lalu mengapa Arga memikirkan gadis itu? Apa karena Arga melupakan memakai pengaman malam tadi, makanya hal itu lha yang mengganggu pikiran Arga? Yah mungkin alasan yang terakhir lebih masuk akal
Tunggu tapi kenapa Arga sampai melupakan hal sepenting itu dalam berhubungan intim? padahal jika dia berhubuangan intim dengan siapa pun pasti Arga selalu menggunakannya, Arga paling anti melupakan hal sepenting itu, jangankan dengan wanita yang ia jadikan one night standnya dengan pacarnya saja dia selalu menggunakan pengamam apabila berhubungan intim, lantas mengapa dengan wanita itu Arga sampai melupakan hal sepenting itu?
Arga mengelengkan kepala cepat, buru-buru menyingkirkan semua pikiran yang menganggunya
Ah.... lebih baik sekarang ia pergi mencari makan siang ketimbang dia berdiri di sini dan terus memikirkan kejadian malam tadi, yang membuat kepalanya makin pusing saja. Sudah cukup dia di pusingkan dengan pekerjaan yang selalu menjadi bahan pikrannya, dan dia tidak mungkin menambah beban otaknya untuk berpikir karena wanita yang ia tidurinya semalam
"Donita, Aku pergi dulu, nanti jika ada orang yang datang mencariku katakan saja kalau aku sedamg keluar mencari makan siang, ah kau juga boleh keluar untuk makan siang, tapi ingat. berkas yang tadi ku berikan kepadamu harus selesai terlebih dahulu"
"Baik Mr" Donita mengangguk
Detik selanjutnya orang yang di panggil Mr pun pergi dari hadapan Donita, diiringi dengan bunyi sepatu pentofel yang bersentuhan langsung dengan kramik, yang menjadi lantai bagunan bertingkat ini
🏢🏢🏢
Siang ini Restoran ramai pengunjung membuat Cassandra tak berhenti untuk terus berjalan kesana-kesini, pekerjaannya sebagai pelayan membuat ia bolak-balik kesana-kesini, mulai dari mengantar makanan, memberikan buku menu kepada pelanggan yang baru datang, kemudian membereskan meja yang di atasnya terisi perkakas makan bekas pelanggan untuk kemudiam ia bawa ke dapur untuk selanjutnya di cuci
Sekarang waktu menunjukan hampir jam 1 siang itu artinya sebentar lagi jam makan siang akan segera berakhir, dan itu tandanya, sebentar lagi pekerjaan menumpuk Cassandra akan segera selesai, Restoran juga sudah tidak terlalu ramai pengunjung
Akhirnya Cassandra memutuskan duduk di dapur termenung memikirkan pria yang kemarin malam menyewanya, pria itu tampan, postur tubunga yang tinggi dan wajahnya yang kebule-bulean membuat siapa saja wanita yang melihatnya terpesona akan ketampanan yang dimiliki oleh pria itu
Rasa senang mengelayuti Cassandra ketika pria yang selama ini ia idolakan tidur dengannya, namun, rasa senang itu tak bertahan lama, ketika pagi harinya Cassandra mendapati dirinya terbangun seorang diri dengan selimut yang membungkus tubuh telanjangnya seorang diri, di tambah dengan segepok uang seratus ribuan, dan ketika akan chek out dari hotel ternyata kamar hotel yang berada di dalam club itu sudah di bayar oleh pria itu sendiri
Argantara Rozenfeld tentu saja Cassandra tahu akan nama itu, siapa yang tidak tau pengusaha muda yang namanya tidak usah di ragukan lagi di kalangan pebisnis, papa Cassandra dulu seorang pebisnis, walaupun namanya tidak sebesar nama Argantara Rozenfeld tapi kekayaan papanya tidak perlu di ragukan lagi, yah kurang lebih seperti itu sebelum papanya bangkrut
Hati Cassandra tertohok nyeri, ketika kenyataan di atas menyadarkannya, pria itu ternyata sama saja dengan pria-pria brengsek di luaran sana yang sering memakai jasanya, terbuti dangan segepok uang yang di tingalakan pria itu, apa lagi pria itu pergi sebelum Cassandra bangun dari tidurnya
Semakin membuat Cassandra sadar akan posisinya yang hanya wanita murahan
😔😔😔
Bersambung.....
Hai guys masih ada engak yang mau baca cerita ini? Ini part pertama loh hihihi
Sory yha ini part pertama tapi up nya lama bangett, belakang ini tuh aku lagi di landa maget yang ngebuat otak aku susah buat bikin alur ceriya
Dan sekarang aku balik lagi insyaalah bakalan ceper up untyk part-part selanjutnta
Byeee see youu😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Wife [#2 The Story] {Cassandra Arga}
RandomThe Story series: 1. Bianca story 2. Casandra story✔ 3. Flora story Cassandra seorang gadis manja yang dipaksa oleh kehidupan Untuk berjuang keras, hidupnya yang dulu kaya raya, harus menjadi susah karena sang ayah tergila-gila dengan sekertarisnya...