Part 32 ♡ Pernikahan ♡

9K 512 60
                                    

Cassandra terduduk di atas kasurnya di lihatnya perban yang membalut telapak kakinya. Entah kenapa setiap kali melihat kakinya Cassandra seolah teringat lagi dengan perhatian yang di berikan Arga kepadanya. Bagi Cassandra mendapatkan perhatian dari Arga bukan lah hal yang mudah mungkin dulu sewaktu Cassandra masih sering mengidam yang aneh-aneh hal itu lumrah saja terjadi tapi kalau sekarang... Ya sudahlah Cassandra sudah tidak mau memikirkannya lagi

Ah sepertinya perban di kaki Cassandra memang harus di ganti sekarang juga, Cassandra mau berjalan tapi kakinya sepertinya akan sangat menyakitkan bila di pakai untuk berjalan. Ah dia ingat tadi sebelum pergi dari kamar Arga sempat berpesan jika ada apa-apa dia bisa memanggil atau menelponnya untuk di mintai tolong.

"Arga!!!!" Teriak Cassandra keras tapi sepertinya Arga tidak mendengar atau mungkin Arga sedang tidak ada di rumah? Sebab ini merupakan panggilan ketiga yang sudah Cassandra keluarkan.

Tidak kehabisan akal Cassandra lalu mengambil handphonenya yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya berniat untuk menelpon suaminya.

Cassandra mengerutkan dahinya ketika panggilan telpon nya pun tidak di jawab sama sekali, kemana Arga kenapa tidak menjawab panggilan telponnya?

Karena sudah merasa bosan akhirnya Cassandra memutuskan untuk berjalan sendiri meski sedikit tertatih-tatih niat Cassandra sekarang adalah ruang kerja suaminya, karena dia berpikir Arga pasti meletakkan kotak obatnya di sana lagi pun jika di sana nanti dia tidak menemukan kotak obat setidaknya pasti ada Arga di sana yang tengah duduk sambil mengerjakan berkas-berkas yang menumpuk.

Akhirnya Cassandra berjalan dengan pelan-pelan supaya kakinya yang luka tidak tambah sakit jika di gerakkan namun tetap saja mau dia berjalan pelan sakali pun rasanya tidak ada bedanya kakinya yang terluka tetap saja sakit jika di pakai jalan seperti ini.

Akhirnya setelah berjalan pelan yang lumayan menyakitkan itu Cassandra sampai di depan pintu bercat coklat itu

Seperti biasa sebelum masuk Cassandra mengetuk pintu yang ada di depannya berulang kali, merasa tidak ada jawaban Cassandra pun memutar gagang pintu, ternyata pintu Arga tidak di kunci.

Cassandra melengokan kepala, tidak ada orang ah pastas saja Arga tadi di panggil tidak menyahut sama sekali taunya yang empunya nama sedang tidak berada di tempatnya.

Ya sudah lah karena Arga tidak ada Cassandra pun memutuskan untuk mencari kotak obat, pasti Arga menyimpan kotak obat itu di laci meja kerjanya.

Akhirnya Cassandra berjalan lagi ke arah meja kerja Arga kemudian membuka laci dan benar kan feelingnya Arga pasti menyimpan kotak obat itu di laci meja kerjanya, Cassandra kembali menegakkan badannya ketika tanganya sudah memegang kotak obat itu.

Tanpa sadar mata Cassandra memperhatikan pintu yang berada di samping kanan meja kerja suaminya jaraknya antara pintu itu dengan meja kerja suaminya sekitar lima langkah dari tempat Cassandra berdiri saat ini.

Karena di dorong rasa penasarannya akhirnya Cassandra meletakkan terlebih dahulu kotak obatnya, ketika meletakkan kotak obat itu tanpa sadar jari Cassandra yang lentik menyentuh benda persegi berbentuk pipih ah rupanya ini handphone Arga pantas saja sewaktu tadi Cassandra menelpon orang itu tidak diangkat rupanya handphone nya tertinggal di ruang kerja.

Oke back to topic Cassandra memutar gagang pintu itu kemudian masuk ke dalam sebenarnya Cassandra itu sedikit penasaran ada apa dengan Arga? Mengapa setiap tempat yang dimiliki pria itu selalu ada ruang rahasia di dalamnya yang pertama rumah meraka ah rumah Arga maksudnya dan sekarang tempat ini juga.

Ketika baru pertama kali masuk mata Cassandra sudah langsung di suguhkan dengan pemandangan foto pigura yang sangat besar yang letaknya berada di atas kepala ranjang.

Sad Wife [#2 The Story] {Cassandra Arga}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang