Pagi ini Somi disuruh Umi Sowon buat nganterin kue ke rumah Ibu Hening. Alhasil Somi sendirian ke rumahnya Ibu Hening, untung masih ingat jalannya jadi gak nyasar deh. Kan gak lucu kalau nyasar di kampung, mending-mending kalau nyasar di hutan kan ya lebih elit?
Sebetulnya ada niat terselubung dari semua ini, yaitu Somi kepingin ketemu lagi sama anaknya Ibu Hening yang namanya Kai. Setelah ribuan purnama akhirnya Somi berkesempatan untuk bertemu dengan Kai. Bukan ke naksir sih, tapi Somi hanya lebih ke penasaran aja. Mau nanya ke Soobin tapi Somi gengsi.
Ketika hampir sampai ke rumah Ibu Hening, Somi melihat dari jauh sosok Kai yang hendak pergi ke sekolah menggunakan sepeda motornya. Untuk itu Somi buru-buru nyamperin takutnya gak jadi ketemu.
"Assalamualaikum...". Pergerakan Kai terhenti dan mendongak menatap Somi dengan tatapan yang datar.
"Waallaikumsalam... ada apa?". Jawab Kai cuek, bahkan senyum pun sama sekali enggak. Somi jadi merasa canggung dan bingung mau ngomong mulai dari mana.
"Ah... ini Umi Sowon nyuruh aku buat ngasihin kue buat Ibu Hening". Somi mengangkat kotak berisi kue kehadapan Kai, dan Kai pun turun dari motornya.
"Gue panggilin Ibu kalau gitu". Somi mengekori langkah Kai yang memasuki rumahnya, karena tadi gak disuruh masuk alhasil Somi nunggu di ambang pintu aja. Ngomong-ngomong Kai itu ganteng banget kalau dilihat dari dekat.
Beberapa menit kemudian Ibu Hening keluar rumah diikuti oleh Kai. Sepertinya Ibu Hening sedang memasak soalnya masih pakai celemek. Bu Hening udah senyum cerah banget, mau gak mau Somi juga ikutan senyum cerah dong.
"Eh ada nak Somi sini nak mampir dulu". Somi menyalami tangan Bu Hening dan menolak tawaran Bu Hening secara halus.
"Gak perlu repot-repot Bu, ini Somi disuruh Umi nganterin kue buat Ibu". Kata Somi sopan sembari mengulurkan kotak kue tersebut, Bu Hening menerimanya dengan senang hati.
"Wah Umi Sowon kok jadi repot-repot. Terimakasih loh ya". Ucap Bu Hening. Sedari tadi Kai hanya menyimak, diam-diam tersenyum tipis mendengar Obrolan Somi dan ibunya. Ternyata Somi gadis yang sopan.
"Kalau begitu saya pamit dulu ya Bu, Umi sudah nunggu di rumah. Assalamualaikum".
"Waalaikumsallam...". Setelah itu Somi pergi meninggalkan rumah Ibu Hening dan menghilang dibalik pagar rumah, Kai tersenyum menatap punggung cewek bule itu.
🐰🐰🐰
"Sialan! Gue udah kangen banget sama Eunhani malah jadwal futsal ditambahin". Keluh Jungkook setelah ekskul futsal. Sebel banget karena secara seenaknya pelatih mereka menambahkan jadwal gara-gara waktu itu sempat cuti. Udah beberapa hari ini Jungkook menolak ajakan Eunha dan jarang menghubungi cewek itu.
"Yaelah Jek kayak Eunha rumahnya di Zimbabwe aja. Orang jalan kaki juga nyampe". Respon Mingyu santai, emang kan terkadang otak Jungkook suka macet tiba-tiba gitu.
"Bukan itu maksudnya, tapi kita aja kelar latihan futsal jam delapan malam dan gue udah capek banget Bro. Bahkan gak sempet buka ponsel". Kata Jungkook dengan nada frustasi, sekarang aja badannya udah serasa remuk dan pingin segera ketemu kasur.
"Berisik loe berdua! Buruan pulang udah pingin tepar gue". DK memilih untuk gak menanggapi kedua manusia gak jelas itu dan pergi menuju parkiran diikuti Jungkook dan Mingyu.
Jungkook melajukan motornya dengan kecepatan sedang, pikirannya menerawang memikirkan satu orang. Dia rindu sangat rindu bersua dengan gadis yang enam bulan ini mengisi hatinya. Sudah banyak rintangan yang mereka lewati, bahkan kesalahpahaman menjadi salah satu bumbu percintaan yang paling sering menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomat (JJK-JEB)✔
Teen Fiction(Selesai) Buku ini hanya mengisahkan tentang seorang pemuda yang labil pada masanya bernama; Muhammad Jungkook Ashari. 📣Note: Buku pertama nyenyee😆