Sebulan sudah Tae gak menemui pujaan hatinya. Hal itu semata-mata karena Tae mencoba untuk berubah demi Yenni. Sebulan Tae ikut pesantren kilat, dan sekarang Tae udah yakin kalau dia bisa menjadi imam yang baik buat Yenni.
Sore hari sekitar pukul empat, Tae beserta kedua orangtuanya sudah mantap untuk melamar Yenni.
Dengan penampilan yang 180 derajat berbeda dari sebelumnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Abi yang lagi ngopi ditemani Umi Sowon agak kaget ini ngapain Taerudin kemari bawa emak-babehnya?
"Assalamualaikum calon besan".
Ternyata babehnya Tae sama somplaknya. Like father like son.
"Waallaikumsallam..".
"Ada apa nih Tong datang rame-rame?".
"Begini Pak Jin kami ingin membicarakan hal yang serius".
Enyak-nya Tae yang jawab pertanyaan Abi Jin.
"Oh... silahkan masuk dulu Bu".
Umi Sowon mempersilahkan keluarga Tae masuk ke rumahnya.
Setelah semuanya sudah pada duduk di sofa, Babehnya Tae mulai mengutarakan niatnya datang ke rumah Abi.
"Sebelumnya maaf Pak kami datang tiba-tiba, niat kami kemari adalah untuk melamar putri bapak. Yennisa".
Ucap Babehnya Tae langsung, Babeh Sungjae.
Umi yang tahu maksud kedatangan keluarga Tae adalah untuk melamar Yenni, segera masuk ke dalam dan memanggil anak sulungnya.
Setelah Yenni dipanggil, Umi meminta Yenni untuk duduk di tengah antara umi Sowon dan Abi jin. Agak terkejut juga dengan penampilan baru Tae, kok jadi ganteng banget gitu.
"Yen, ini Tae sama orangtuanya kesini mau ngelamar kamu".
Abi Jin langsung memberitahu niat Tae yang ingin melamar Yenni. Yenni sedikit kaget. Secepat ini?
"Gimana Yen kamu bersedia?".
Kali ini Tae yang bertanya pada Yenni.
Jangan ditanya gimana perasaannya Tae. Udah pasti dia deg-degan banget nunggu jawaban Yenni.
"Yenni nurut Abi aja".
Yang biasanya Yenni bakalan bandel dan gak sepemikiran sama Abi, mendadak jadi pasrah.
"Abi mengizinkan. Tapi Abi ada satu permintaan".
Yenni mendongak menatap Abi-nya. Kok Yenni kayak melihat sorot mata Abi-nya kayak sedih ya?
"Apa Abi?".
"Hijrah Yen, pakai kerudungmu".
Yenni meneteskan air mata, permintaan Abi sangat sederhana. Yenni baru menyadari tingkahnya yang keterlaluan sama Abi. Selama ini Abi gak pernah menuntut dia yang macam-macam. Bahkan Abi gak pernah memaksakan anak gadisnya untuk berhijab. Padahal Abi sangat ingin.
