Cindy kembali dengan wajah kesal setelah membeli tiket menonton film. Agatha yang melihat itu terkikik, sedangkan Cean geleng-geleng kepala melihat keduanya.
"Bagus kok Cin, cantik tau." ucap Cean mengomentari penampilan Cindy yang berbeda dari biasanya.
"Nyesel gue An minta dipilihin baju sama Gata." ucap Cindy kesal. "Ntar Ten marah lagi liat gue gini." celetuknya tanpa sadar.
"Hah apa Cin?" sahut Agatha kaget.
"Hah? Apa?" balas Cindy seolah-olah ia tak tahu, padahal dalam hati dia merutuki kebodohannya.
"Apaan?" tanya Cean.
"Tau tuh bocil." jawab Agatha.
"Apaan bocil," kata Cindy mendelik.
Bagi Cean, keributan yang dibuat oleh Cindy dan Agatha itu adalah hal biasa. Mereka sering memperdebatkan banyak hal setiap ada kesempatan. Bahkan pernah saat itu Agatha ngambek gak mau ngomong sama Cindy selama seminggu.
Sambil menunggu studio dibuka, mereka pergi ke toilet. Cindy langsung menghadap kedepan cermin fullbody yang ada disana. Memperhatikan penampilannya.
Dress putih selutut dengan corak bunga-bunga dandelion, flatshoes merah muda dan juga tas kecil yang senada dengan sepatunya. Rambut Cindy di curly oleh Agatha. Agatha yang biasanya hanya mengenakan liptint dan bedak dipermak habis oleh Agatha.
Cindy geleng-geleng sendiri melihat pantulan dirinya. Menurutnya sedikit aneh ketika ia berpenampilan seperti ini, biarpun tidak jauh beda dari biasanya.
"Bedanya sama gue biasanya apa sih An?" tanya Cindy tiba-tiba menghampiri Cean yang sedang menyisir rambutnya.
"Gak beda jauh, lo juga biasanya pake rok tapi looknya itu sangar gitu. Kalau sekarang kan pake dress bunga-bunga, pake make-up biarpun tipis, dan flat shoes. Makanya kerasa bedanya. Lebih anggun." jawab Cean. "Kenapa emangnya?" tanyanya.
"Enggak kenapa-kenapa sih. Cuma berasa banget ada yang dirombak." Jawab Cindy.
"Pede aja Cind, mau di apain juga lo cantik." ucap Cean meyakinkan Cindy.
"Iya." ucap Cindy.
-o-
Jam menununjukan pukul 15.06 ketika mereka keluar dari studio. Agatha langsung membimbing mereka ke salah satu restoran yang ada di dalam Mall.
Sebuah restoran makanan Jepang menjadi pilihan mereka saat ini. Pegawai restoran mengantarkan mereka ke salah satu meja yang pas untuk memuat mereka bertiga.
Setelah membolak-balik halaman menu, akhirnya mereka pun memesan, dan pegawai itu dengan sigap mencatat semua pesanan mereka.
"Cean," panggil Cindy.
"Apa?" sahut si empunya nama.
"Lo sama Kak Hendery gimana?" tanya Cindy.
"Baik kok, kenapa?" ucap Cean menjawab.
Cindy menghela nafasnya. "Syukur deh kalo gitu," kata Cindy.
Lalu tak lama setelah itu, Agatha yangbsejak tadi gelisah seperti ingin bicara akhirnya menyebut nama kedua temannya.
"Cin, An. Gue mau ngomong sesuatu." Tegur Agatha meminta perhatian kedua temannya.
Agatha menggaruk kepalanya. Ia bingung cara menyampaikan hal ini kepada teman-temannya.
"Aduh gue bingung ngomongnya gimana." rutuk Agatha.
"Gini deh gini." sela Cean. "Yang mau lo ngomongin kita berdua udah tau belum?" Tanyanya.
Agatha menggeleng.
Cean menghela nafasnya. "Kalo belum siap, jangan ngomong dulu. Jangan buru-buru. Santai aja, kita pasti mau kok nungguin sampe lo siap." kata Cean menasihati Agatha.
"Tapi gue butuh bantuan kalian." cicit Agatha. "Tau dah gue mau ngomong aja, tapi kalian jangan heboh dulu." ucapnya.
"Iya dah janji gue gak heboh," kata Cindy berjanji.
"Gue juga gak heboh." Sambung Cean mengikuti.
Agatha menghirup udara banyak-banyak, lalu ia menghembuskannya. "Gue lagi deket sama Lucas." Kata Agatha.
Sontak Cean dan Cindy membelalak kaget.
"Seriusan?!" tanya Cean memegang lengan Agatha. "Cin bener Cin ramalan lo waktu itu." ujar Cean.
"Dua minggu kayaknya. Pokoknya semenjak gue sering bilang mau ngumpul tugas Pak Seungmin," jawabnya. "Maaf guys baru kasih tau." ucap Agatha.
"Santai aja kali, ya ampun." Kata Cean tersenyum sendiri mendengar kabar dari temannya.
Cindy menyahut, setelah mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, "Pantesan lo tiap hari pasti izin pergi pas makanan lo udah abis, terus masuk kelas paling belakangan."
Agatha tertawa kecil, "kalian ada curiga gak sih sama gue?" tanyanya.
"Ya iya lah curiga, gue aja sempet bilang ke bilang ke Cean kalo jangan-janganblo lagi deket sama Cowok. Yagak An?" Jawab Cindy.
"Yoi. Curiga banget malah." Cean menyahut.
"Lagian nih, mana ada setiap hari tugas Pak Seungmin. Terus point pentingnya, kita tuh satu kelas." jelas Cindy menggebu-gebu.
"OH IYA! BEGO BANGET GUE!" Pekik Agatha memukul kepalanya sendiri.
"Gue kayaknya juga bego. Gak nyadar-nyadar kalo Gata lagi ngibul. Soalnya gue yang sering nganter tugas anak kelas ke meja Pak Seungmin, dan gue juga liat setiap saat Gata ngumpulin tugas." Kata Cean menumpu dagunya.
"Kalo gini mah namanya lo beruntung Ta!" celetuk Cindy. "Setiap lo ngibul, kita berdua lagi gak fokus. Makanya lancar jaya sampe tembus dua minggu." Katanya bersemangat.
"Terus-terus, masalah yang lo bilang apa?" tanya Cindy menanyakan masalah yang tadi Agatha sebut diawal.
"Bentar-bentar, makan dulu." ucap Agatha ketika pegawai restoran membawa nampan berisi pesanan mereka.
Akhirnya, sesi gossip yang mereka lakukan terpaksa berhenti karena yang punya cerita ingin makan dahulu. Dengan perasaan campur aduk merekapun melahap makanan Jepang yang telah disajikan.
—//—
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara; Hendery
FanfictionOceana tidak pernah menyangka seseorang yang mengantarkannya pulang ternyata teman dekat saudara kandungnya. Oceana juga tidak menyangka tempat dimana ia selalu mengeluarkan keluh kesalnya ternyata orang yang ia cintai. Oceana juga tidak menyangka...