Matahari telah keluar dari persembunyiannya. Sedangkan cowok itu masih bergelung didalam selimut tebal miliknya. Alarm yang ia setel saja sudah berulang kali berbunyi, namun tetap saja ia tidak ada niatan untuk beranjak dari kasur.
Lalu tak lama setelahnya, suara gebrakan pintu menghantup dinding memenuhi ruang tidur Hendery, dan tentu saja dengan suara berisik lainnya yang menyertai aksi itu.
"WOY BANGUN WOY! UDAH SIANG NEH!" suara khas Lucas memenuhi ruangan. Lucas membuka tirai yang menutupi jendela, membiarkan sinar matahari mengisi ruang tidur kawannya itu.
"latihan bro! Tidur mulu lu." suara Ten sembari menarik selimut yang menutupi tubuh Hendery.
"Jam berapa sih?" tanya Hendery dengan suara khas bangun tidur.
"Setengah delapan." jawab Ten.
"Loh, cepet bener?" celetuk Hendery lansung duduk di atas kasurnya.
"Elu nya lambat bangun bego. Buruan mandi sana! Kalo lama gue tinggal." sahut Kun dari belakang Ten.
"Lima menit lagi deh. Sicheng belum dateng juga kan?" ucap Hendery menarik kembali selimutnya.
"Siapa bilang belum dateng?" celetuk Winwin melipat tangan. "Gak ada lima menit lima menitan. Buruan mandi sana!" perintah Winwin dengan tegas.
Dengan terpaksa Hendery pun bangun, ia meregangkan ototnya lalu menggaruk kepalanya.
"Iya gue mandi." ucap Hendery lalu melangkah gontai menuju kamar mandinya.
Mereka hari ini menjalankan latihan rutin sekaligus mempersiapkan penampilan mereka di acara ulang tahun salah satu klien mereka besok.
"Bawain lagu apa ya?" tanya Yangyang mengutak-atik playlist spotifynya.
"Kemaren yang punya acara request buat di bawain lagunya Efek Rumah Kaca yang Lagu Kesepian." sahut Xiaojun sambil membuka kaleng cola.
"Kuuuu tak melihat kau membawa terang yang kau janjikan," kata Kun menyanyikan awal lagu itu.
"Kau bawa bara berserak di halaman
hingga kekeringan." sambung Ten."Lagu php." ucap Winwin.
"Kenapa gitu?" tanya Yangyang.
"Janji doang, tapi gak ditepati." jawab winwin. Lalu semuanya tertawa.
"Yaudah bawain aja, yang punya acara yang mau kan," ucap Kun.
"Kalian ngomongin apa?" tanya Hendery yang telah selesai mandi dan berpakaian.
"Buat acara besok. Ada saran lagu gak?" jawab Winwin
Hendery berkacak pinggang. "That's what i like Bruno, Itu aku Sheila On 7. Apalagi ya? Bingung gue." ucap Hendery.
"Lupakanlah saja diriku bila itu bisa membuatmuuu," nyanyi Ten heboh.
"Dan!" celetuk Yangyang mengetahui judul lagu yang dinyanyikan Ten.
"Gimana kalau nanti open request aja?" saran Winwin.
"Iya tuh," sambung Ten.
"Boleh deh, sekalian ntar siapa tau ada yang mau nyumbang lagu juga." Ucap Kun menyetujui.
Kun merupakan leader dari Band yang bertajuk Let's Get Rich. Band sekolah yang terbentuk secara tidak sengaja karena tuntutan sekolah.
Saat itu, sekolah mereka mengadakan lomba Band. Kepala sekolah ingin anak dari SMA yang ia pimpin juga mengisi acara itu, dan dengan kekuatan murid eskul musik sebuah band pun terbentuk. Saat awal terbentuk, anggotanya hanya Kun, Ten, Hendery, dan Winwin.
Pertunjukan pertama mereka sukses besar dan menjadi perbincangan kala itu. Dan sejak hari itu, mereka pun mulai aktif mengikuti lomba dan banyak memenangkan perlombaan. Karena berita dari mulut ke mulut, Band yang bertajuk Let's Get Rich itu mulai banyak diundang dalam acara-acara sekolah maupun mengisi acara pribadi.
"Ayo berangkat, bentar lagi jamnya macet." ajak Winwin melihat arloji yang melingkar di tangan kanannya.
"Bentar, hp gue geter." ucap Kun lalu mengeluarkan ponselnya dari saku. "Gue angkat dulu ya?" pintanya. Semua mengangguk membolehkan.
Kun keluar dari kamar Hendery dan mengangkat telponnya tak jauh dari depan pintu kamar itu. Saat melihat layarnya, tertulis nama adiknya. Ya, Oceana yang menelpon Kun.
Kun mengusapkannjarinya diatas layar, dalam sekejap ia dapat mendengar suara adiknya dari seberang.
"Halo, kenapa dek?" tanya Kun saat suara krasak krusuk dari seberang berhenti.
"Disuruh bunda jemput Cean di rumahnya Agata. Nanti gue kirimin alamatnya." ucap Cean dati seberang.
"Jam berapa? Kalo sekarang kakak gak bisa loh, mau latihan band."
"Ntar sore kok, jam empat. Awas lupa! adek ketok kepalanya sampe lupa."
Kun terkikik mendengar ancaman adiknya. Dia pun meng-iyakan pesan adiknya dan menutup telepon. "Iya.. gak lupa kok. Jangan lupa kirim alamatnya, have fun!"
"Kok have fun?" Cean bertanya bingung.
"Kan mau jalan-jalan. Iya gak sih.." jawab Kun ikut bingung.
"Oh iya ya, lupa. Bye kak!" ucap Cean dari seberang lalu sambungan telepon pun terputus.
Pintu kamar Hendery kembali terbuka. Kun muncul dari baliknya.
"Ayo berangkat." ucapnya.
—//—
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara; Hendery
FanfictionOceana tidak pernah menyangka seseorang yang mengantarkannya pulang ternyata teman dekat saudara kandungnya. Oceana juga tidak menyangka tempat dimana ia selalu mengeluarkan keluh kesalnya ternyata orang yang ia cintai. Oceana juga tidak menyangka...