2

2.6K 387 20
                                    

KunAnta

Kak|
ini siapa?|
(Pict hendery)

|Temen
|kenapa?

Kenalin dong..|
Kakak mah punya temen cakep|
Engga bilang-bilang|

|sini kenalan
|gue hendery
|gue lagi main kerumah kok
|Kun ngajak main PS

He?..|

|hi!
|salam kenal
(Sent pict hendery selca di kamar kun)

Read

Cean menutup ruang obrolannya dengan kakaknya dengan tangan gemetar. Ia malu menerima kenyataan bahwa yang membalas pesan singkatnya adalah orang yang ia tanyakan.

"Woooy! Gila!" Teriaknya lalu menggigit guling di pelukannya.

Sungguh, Cean sadar kalau dari tadi kamar sebelahnya berisik. Suara teriakan dan umpatan terus menggema keluar dari celah-celah dinding menembus kamarnya. Tetapi ia tidak tahu siapa saja yang ada di dalam sana. Tidak satupun.

Cean mengambil handuknya dan bergegas mandi, menata diri agar suatu saat jika ia tiba-tiba bertemu Hendery tidak buluk-buluk amat. Begitu pikirnya.

Setelah menghabiskan waktu lima belas menit di dalam kamar mandi, Cean keluar dari kamarnya. Menggenggam ponsel di tangan kanan nya, ia berjalan menuruni tangga menuju dapur.

Dapur sepi, bahkan rumah ini sepi. Mama dan Papa Cean sedang bertugas di luar kota, tinggal kakak beradik itu yang ada di rumah. Hal seperti ini sudah biasa bagi mereka, bahkan sejak mereka duduk di sekolah dasar.

Cean membuka kulkas, hanya ada telur dan dua kaleng minuman soda. Kakaknya itu belum berbelanja rupanya. Ia kembali menutupnya dan duduk terdiam memainkan ponselnya di meja bar.

Perlahan tapi pasti, terdengar suara langkah kaki dari arah tangga. Cean yang menyadari itu mendongakan kepalanya.

Seorang laku-laki berjaket hitam tengah berdiri di sana.

"Hai," sapaan itu terdengar lembut di telinga Cean.

Oh tuhan, sungguh ia menyadari adanya wajah yang mirip dengan seseorang yang kemarin mengantarnya pulang. Atau memang dia orangnya?

"H-hai?" Balas Cean. "Lo yang kemaren kan ya? Apa gue salah liat?" Cean bertanya sendiri sambil menunjuk Hendery dengan satu jarinya.

"Iya gue yang kemaren." Jawab Hendery. "Lo adiknya Kun ternyata, yang tadi ngajak kenalan kan ya?" Kata Hendery yang membuat pipi Cean bersemu malu.

Cean menggaruk kepalanya. "Hehe iya adeknya, btw thanks buat kemarin."

"Ayo kenalan lagi, kayaknya lo gak inget nama gue deh. Iya kan?" Tebak Hendery. Cean lagi-lagi mengangguk.

Hendery mengulurkan tangannya, dan disambut oleh Cean. "Hendery Adhlino, kita satu sekolah." Ucapnya lalu tersenyum simpul.

"Eh iya ya? Sorry ya kemaren gue mungkin ngeselin, dan sedikit mengabaikan lo. Habisnya Kakak gue disuruh jemput engga juga dateng huft. Jadi sampe gak nyadar lo pke seragam yang sama hehe." Ucap Cean sambil menggerakkan kursinya ke kanan dan ke kiri.

Hendery tersenyum simpul. "Engga papa kok, btw lo kelas berapa deh?"

"Gue kelas sebelas, lo sendiri?"

Hendery mengulum bibirnya. "Eumm gue kelas dua belas. Senyaman lo aja sih mau manggil pake embel-embel 'kak' atau engga. Lagian gue juga gak masalah sama itu." Ucapnya.

"Ooh gitu, siap." Balas Cean.

"Btw lo udah makan?" Tanya Hendery.

Cean menggeleng. "Belum sih, ntar deh tunggu Kak Kun nyuruh beli makan baru beli."

"Ooh gitu." Hendery mengangguk-anggukan kepalanya.

Tak lama setelah percakapan mereka usai, Kun terlihat menuruni tangga bersama lima orang lainnya. Cean tahu siapa mereka semua, kecuali dua orang di belakang Lucas.

"Ohh disini toh ternyata. Pantesan lama minumnya ternyata nyangkut toh." Sorak Ten mengangguk-anggukan kepala.

"Enggak gitu bro, kebetulan aja ketemu." Cicit Hendery.

"Halah bilang aja suka." Sahut Lucas menyenggol Kun.

Kun menoleh, mengangkat sebelah alisnya. "Apaan?" dan Lucas menghembuskan nafasnya jengah. Kun tidak paham.

"Lo bedua beli makan deh sana di simpangan depan." Perintah Kun menunjuk Cean dan Yangyang.

"Gue?" Tanya Yangyang menunjuk dirinya.

"Iya, siapa lagi? Bareng adek gue kok." Jawab Kun memberikan sejumlah uang pada Cean.

"Ogah ah! Panas. Dejun aja gih sana." Ucap Yangyang menolak.

"Lo aja sana, kan lo yang disuruh." Balas Dejun menolak.

"Udah sama gue aja. Ayok An," cetus Hendery menarik tangan Cean keluar dari balik meja bar.

"Gas terus Ry!" Seru Lucas bersemangat.

-//-

Suara; HenderyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang