Cean mengumpulkan buku tugas teman sekelasnya menjadi satu. Kemudian ia mengangkatnya menuju ruang guru untuk di letak kan di meja guru yang bersangkutan.
"Oceana!" panggil seorang guru dari dalam. Guru konseling, yang menangani murid kelas sebelas.
"Iya Bu Aida, ada apa?" balas Cean sopan. Ia juga mencium punggung tangan guru itu sebelum akhirnya di tarik masuk kedalam ruang kerjanya.
Bu Aida menyilakan Cean untuk duduk. Setelah itu Bu Aida mulai berbicara.
"Begini nak, ibu ditunjuk oleh kepala sekolah untuk mengikuti sebuah seminar. Seminar itu bertepatan dengan jam mengajar saya di kelas kamu. Jadi saya tugaskan kamu untuk menyampaikan berita ini kepada teman-teman sekelas dan juga mengerjakan soal-soal ini." Bu Aida menjelaskan maksudnya 'menarik' Cean untuk beratatap muka dengannya.
"Baik bu, akan saya sampaikan keteman-teman. Setelah tugas selesai nanti saya kumpulkan dan taruh di meja ibu." Ucap Cean mengerti.
"Kalau begitu ini lembar soalnya, langsung dikerjakan di sini saja." Balas Bu Aida menyerahkan selembaran berwarna putih bersih pada Cean.
Cean mengangguk lalu pamit undur diri. Dengan langkah santai ia menyusuri koridor yang sepi menuju kelasnya.
-o-
Oceana, Cindy, dan Agatha. Ketiganya kini tengah tertawa cekikikan entah karena apa. Di ujung sana, segerombolan perempuan tengah berdiri dipinggir tangga sambil sesekali menyetop siswa-siswi yang hendak lewat.
"Siapa sih itu?" Agatha berbisik.
"Biasa, paling juga mau rekrut anggota baru." balas Cean berbisik.
"Males banget, puter balik yuk?" Agatha kembali bertanya.
"Lewat aja lah, ngapain puter balik." sahut Cindy lalu menggaet lengan kedua temannya melewati segerombolan itu.
"Permisi," ucap Agatha.
Lalu ketika mereka berlalu dan baru saja menuruni anak tangga, salah satu dari gerombolan itu menyeletuk.
"Gak tau sopan santun apa? Main nyelonong aja."
Sontak Cean, Agatha, dan Cindy berhenti dan menghela nafas mereka. Lalu berbalik dan menatap malas gerombolan itu.
"Oceana, gue ada urusan sama lo." ucap salah satu dari mereka, yang di ketahui adalah Alona.
Cean menghela nafas. "Urusan apa? Gue rasa sama sekali gak ada urusan deh."
Tanpa aba-aba Alona menuruni anak tangga dengan cepat dan mencengkram pergelangan tangan Cean dan menariknya untuk kembali menaiki tangga.
"Apa-apan sih!" Cindy yang geram akibat perlakuan semena-mena Alona lantas menarik Cean kebelakang tubuhnya.
"Dia nanya baik-baik ya! Bukannya jawab malah narik tangan orang. Lo siapa?" suara Cindy nyaring. Ia tidak mau temannya diperlakukan semena-mena oleh orang lain, bahkan orang yang sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengan dirinya sebelumnya.
"Gak ada urusannya sama lo, ganggu aja. Pergi sana!" balas Alona tak kalah nyaring dan mendorong pundak Cindy hingga terhuyung kebelakang.
"Woy!" Seru Agatha menatap tajam perempuan di depan Cindy.
"Udah Cin, Ta. Jangan ribut, males urusannya." Kata Cean menengahi. "Kalo lo ada urusan sama gue, selesain pulang sekolah ini. Cuma lo dan gue." Katanya lagi pada Alona.
"Oke! Gue tunggu ditempat ini pulang sekolah." Alona menyetujui dan berlalu pergi meninggalkan Cean, Cindy, dan Agatha.
Sepergian mereka, Cindy langsung mengomel. Ia kesal, tidak ada angin tidak ada hujan tau-tau nyeletuk bikin tak enak hati. Nyebelin.
—//—
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara; Hendery
FanfictionOceana tidak pernah menyangka seseorang yang mengantarkannya pulang ternyata teman dekat saudara kandungnya. Oceana juga tidak menyangka tempat dimana ia selalu mengeluarkan keluh kesalnya ternyata orang yang ia cintai. Oceana juga tidak menyangka...