10

1K 167 15
                                    

ops! Siap nih baru balik dari sekian lama? Aku ya? Iya masa? Hehe

Maaf ya atas keterlmbatan updatenya! I hope you enjoy this part💞
Happy Reading!

—— 0 ——

Tadi malam, sepulang dari melihat senja bersama Hendery, suhu tubuh Cean meningkat hingga menyentuh angka 40 derajat celcius. Kun yang yang mengetahu itu lantas mencak-mencak pada Hendery, bahkan sempat melarang cowok itu untuk bertemu adiknya jika hal ini terulang kembali.

Namanya juga Cean. Tidak ada didalam kamus kehidupannya kata izin, sakit, bahkan alpha di buku absensi siswa miliknya. Cean memaksa untuk tetap bersekolah, bahkan mengancam tidak akan mau makan kalau Kakaknya itu melarangnya bersekolah. Dan dengan segala perjanjian bahwa Cean harus di awasi oleh Xiaojun dan Lucas sepanjang hari.

Cean terpaksa mengiyakan perintah kakaknya demi masuk sekolah. Padahal Cean sangat tidak betah jika bersama Lucas dan Xiaojun. Dua orang itu.. astaga, memikirkannya saja dudah membuat Cean pusing.

Sekarang Cean duduk di bangku dalam perpustakaan, tentunya dengan dua orang yang baru saja dibicarakan. Sedari tadi keduanya sibuk bertengkar hingga di tegur berkali-kali oleh penjaga perpustakaan.

"Shhht. Diem oy! Ntar di usir bingung kemana." Tegur Cean lalu kembali membaca bukunya.

"Ojun noh berisik." Lucas menuduh Xiaojun.

Xiaojun yang mendengar itu lantas mendorong pundak Lucas hingga tubuh Lucas menabrak meja. "Sadar diri ngapa? Lo yang berisik."

"Sakit bego." Ucap Lucas memegang dadanya yang menubruk meja.

"Geli." Cibir Xiaojun.

"Kalian mendingan biarin gue sendiri disini deh. Capek denger kalian berantem, gue mau belajar nanti ada ulangan." Tegur Cean menatap tajam dua orang didepannya.

"Gak." Ucap Lucas Dan Xiaojun berbarengan.

"Gak boleh dan gak akan." Ucap Lucas.

"Gue ogah di gebuk sama abang lo." Ujar Xiaojun lalu menumpu kepalanya di atas meja.

"Dih," celetuk Cean.

"Udah sana belajar, kita gak ganggu kok. Janji." Suruh Lucas membuka buku catatan Cean dan menuruhnya dihadapan gadis itu.

Lucas tersenyum lalu menyamakan posisi duduknya dengan Xiaojun. Sama-sama duduk diam memerhatikan Cean dalam keheningan. Cean mendengus, menarik bukunya mendekat lalu membacanya.

"Pantesan aja Koh winwin sama Ikan teri rebutin dia. Cantik juga ternyata." Bisik Xiaojun pada Lucas.

"Baru nyadar? Dia mah emang cantik, mana anaknya baik abis. Tipenya mereka banget." Balas Lucas berbisik.

"Kalo gue ikutan rebutin gimana ya?" Tanya Xiaojun.

"Gak usah ikut-ikutan lo." Ucap Lucas melarang. "Belajar aja yang bener."

"Lu tuh yang seharusnya belajar yang bener. Tiap ulangan remed mulu, belagak nyuruh orang belajar." Cetus Xiaojun.

"Iya juga ya?"

"Yeu bego."

"Kampret."

"Ngomongin apa?" Ujar Cean meletakan bukunya di atas meja. "Kalian ngobrol bisik-bisik berasa apan banget."

Lucas dan Xiaojun langsung duduk tegak sambil menggaruk kepala. "Ah anu engga. Enggak ngomongin apa-apa. Udah selesai?" Ucap Lucas.

"Ada yang gak ngerti sih. Lu bedua tau gak gimana cara ngerjain ini?" Ujar Cean memperlihatkan halaman buku cetaknya kepada dua laki-laki di depannya.

Sontak Lucas menggeleng. "Ora mudeng aku rek, opo to kui?"

"Kulo mboten ngertos eh mbak," sambung Xiaojun. "Jal takon karo yangyang, cah kuwi ngerti palingan."

Sambil membuka sedikit mulutnya, Cean berkata. "Hah?" lalu Lucas dan Xiaojun menyenderkan bahunya di kursi sambil menghela nafas.

-//-

Suara; HenderyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang