Setelah memastikan adiknya aman berada dirumah dalam keadaan sendiri, ia segera menjalankan mobil yang baru ia cuci keluar dari pekarangan rumah. Sebenaranya ia tak rela karena baru selesai dicuci eh sudah digunakan lagi. Tapi ya bagaimana? Semua yang ia lakukan juga demi kesejahteraan bersama.
Kun mengemudi dengan satu tangan. Sementara itu satunya lagi ia gunakan untuk mengutak atik kontak telepon di handphone miliknya. Untuk mempersingkat waktu ia langsung mengetikkan nama si penerima di kolom search bar. Lalu setelahnya ia menekan tombol hijau untuk menyambungkan panggilan suara itu.
"Kamu lagi dimana?" Tanya Kun ketika telepon telah terhubung.
"Dirumah nih, baru pulang, baru selesai mandi. Kenapa?" Balas suara dari seberang. Yaitu Alona.
"Keluar sebentar yuk, aku bosen." Ajak Kun.
"Boleh, kamu jemput ya tapi?" katanya.
"Iya, ini udah otw rumah kamu. Ntar aku tunggu di mobil." balas Kun, lalu setelah ada kata 'Ya' telepon pun terputus.
Kun menyimpan kembali ponselnya. Ia segera melajukan kendaraannya menyusuri jalanan beraspal menuju rumah Alona yang tak begitu jauh dari komplek dimana ia tinggal. Hanya butuh delapan menit, ia sampai dan menunggu didepan rumah bercat abu-abu yang berdiri tangguh.
Tak seberapa lama setelah Kun mengirimkan pesan bahwa ia telah menunggu didepan rumah, Alona muncul dari balik pagar dengan pakaian santainya.
"Sorry lama." Katanya setelah memasuki mobil.
"Gak papa. Ini kita keliling deket sini aja ya, gak usah jauh-jauh." Kata Kun. Alona mengangguk.
"Tumbenan banget ngajak keluar jam segini. Jam nanggung." balas Alona.
"Gak apa-apa. Tadi kok katanya baru pulang? Emang dari mana?" Tanya Kun memulai pembicaraan yang menuju pada maksud dan tujuannya.
"Dari nongkrong sama yang lain. Tumben nanyain? Kenapa sih?" Alona menjawab, ia juga heran dengan sikap Kun yang tiba-tiba berubah.
"Ya gak apa-apa. Eh ya, minta tolong dong bukain voice recorder, lupa tadi ada yang harus didengerin." Pinta Kun. Dengan senang hati Alona mengambil ponsel pacarnya itu dan menjalankan printahnya.
Kun bersiap dengan pertanyaannya, dan ia juga sangat siap untuk menahan gadis di sebelahnya ini agat tidak dapat pergi kemana-mana. Ia juga telah menepikan mobilnya di bahu jalan.
"Gue mau ngomong sama lo." Kata Kun lalu meraih tangan kanan Alona dan menumpuknya menjadi satu.
Alona berjengit. Kun mendongak, menatap Alona dengan wajah serius. Lalu setelahnya Kun memutar rekaman itu dan Alona tertegun ketika suaranya keluar dari speaker yang memutar rekaman itu. Ia mendadak kelabakan seperti tikus yang terjebak diperangkap. Ia juga menyetop rekaman itu dan menatap Kun takut-takut.
"Apa bener Hendery kayak gitu?" Kata Kun dengan suara beratnya. Ia masih menggenggam tangan Alona dengan tenang, mengabaikan perempuan disampingnya yang sudah tersenyum kecut.
Matanya melihat kemana-mana. "Iya." Jawabnya singkat.
"Lo tau gak sekarang lagi bicara sama siapa? Dan siapa yang lo omongin di sana?" Kata Kun mengintimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara; Hendery
FanfictionOceana tidak pernah menyangka seseorang yang mengantarkannya pulang ternyata teman dekat saudara kandungnya. Oceana juga tidak menyangka tempat dimana ia selalu mengeluarkan keluh kesalnya ternyata orang yang ia cintai. Oceana juga tidak menyangka...