ops! Siap nih baru balik dari sekian lama? Aku ya? Iya masa? Hehe
Maaf ya atas keterlmbatan updatenya! I hope you enjoy this part💞
Happy Reading!—— 0 ——
Pulang bareng An?" Tawar Hendery menyodorkan helm bertepatan dengan Cean yang baru keluar dari kelas.
Cean menatap Hendery, mengerutkan dahi. "Ayo pulang bareng, ada yang perlu di omongin." Ucap Hendery menarik tangan Cean untuk menerima pelindung kepala.
"Kebiasaan deh." Cetus Cean setelah menerima helm.
"Abisnya lo diem naik-naikin alis, makanya gue tarik aja tangan lo. Mau ya pulang bareng? Please." Ucap Hendery memohon.
Cean mengangguk lalu membenarkan letak tas punggungnya. "Ayo pulang!"
"Yes!" Seru Hendery senang.
Keduanya pun melangkahkan kaki meninggalkan koridor kelas menuju lapangan parkir siswa. Sepanjang jalan menuju sana, berangai macam makna tatapan mereka peroleh. Ada yang terkejut, benci, bahkan simpati.
Cean dan Hendery tiba di parkiran motor. Matahari masih bersinar terik biarpun jarum jam telah menunjukan pukul empat lebih dua belas menit. Setelah menyalakan mesin motor, Cean naik ke boncengan dan mereka meninggalkan parkiran sekolah.
-o-
Setelah mendapat izin dari sang kakak, Hendery mengajak Cean untuk mampir di warung es campur pinggir jalan. Hendery berniat untuk bicara dengan Cean di sana, sekalian menghilangkan dahaga dengan semangkuk es campur.
"Jadi kamu mau ngomong apa?" Tanya Cean sambil mengaduk es campur miliknya.
Hendery mengulum senyum, matanya melirik kemana-mana.
"Cepetan ih ngomong, tadi katanya ada yang mau di bicakakan." Tagih Cean menendang kursi Hendery.
"Jangan bar-bar gitu dong. Sabar ini lagi mikirin bahasanya biar enak." Cetus Hendery.
"Dih lama, tinggal ngomong aja susah." Cibir Cean.
"Nih gue ngomong. Dengerin yang bener, gak mau mgulang soalnya." Ucap Hendery. Cean pun membenarkan posisi duduknya dan menajamkan pendengarannnya.
"Masalah yang kemarin, di bukit." Ucap Hendery sepotong.
"Iya kenapa?"
"Gue minta maaf karena gak sengaja nyium pipi lo. Gue gak ada maksud macem-macem, itu murni kecelakaan. Maaf kalo lo jadi agak gimana sama gue, gue minta maaf karena udah nyium lo kemaren biarpun gak sengaja." Jelas Hendery panjang, menjalsakan insiden yang tidak sengaja terjadi kemarin sore.
Cean yang mendengar hal itu diam-diam menahan senyuman. Hendery memang berbeda, dia bersikap baik dengan perempuan. Bahkan meminta maaf karena hal yang sebenarnya bukan murni kesalahan dirinya sendiri.
"Iya gue maafin kok. Makasih loh kamu mau minta maaf kayak gini. Itu juga kecelakaan kan? Jangan merasa terbebani ya." Balas Cean lalu tersenyum.
Hendery yang melihat respon baik dari Cean-pun bernagas lega. Hendery befirik bahwa Cean akan mengamuk, atau bahkan tidak mau bertemu dengan dirinya lagi. Tapi nyatanya tidak, perempuan di depannya ini dengan halus menerima permintaan maafnya.
Sambil tersenyum, Hendery menyuapkan es campurnya kedalam mulut. Matanya tiada henti menatap perempuan bersurai hitam yang duduk manis dengan es campur di atas meja.
Bagi Hendery Cean itu seperti ibunya. Bahkan Cean memiliki kesamaan dalam beberapa aspek. Dimata Hendery Cean itu bintang yang paling terang diantara yang ada. Cean seperti nyawa, berharga dan hanya satu.
-//-
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara; Hendery
FanfictionOceana tidak pernah menyangka seseorang yang mengantarkannya pulang ternyata teman dekat saudara kandungnya. Oceana juga tidak menyangka tempat dimana ia selalu mengeluarkan keluh kesalnya ternyata orang yang ia cintai. Oceana juga tidak menyangka...