36

487 80 0
                                    

"Bin ngomong." Suruh Cean pada Hanbin yang tak kunjung bersuara.

"Ya sabar, mereka masih sibuk. Paling juga kalau liat kita diem aja di sini langsung merhatiin." Kata Hanbin melipat tangan. Dan benar saja setelah itu dengan perlahan murid kelas ini berhenti dari aktifitas pribadi mereka dan menyatukan perhatian pada Hanbin dan Oceana yang berdiri di depan kelas.

"Kalian tau kan bentar lagi, eh maksudnya senin nanti kita ulangan? Jadi seperti biasanya kita bersihin ruangan yang bakalan kita pake nanti." Hanbin bicara lebih nyaring dari biasanya, agar seluruh siswa dan siswi yang mendiami kelas yang ia pimpin dapat mendengar ucapannya.

Lalu Cean melanjutkan isi pengumuman itu. "Kita diminta untuk bersihin ruang kelas xii-ipa 2. Ini ditangan gue ada kartu nomor peserta, ntar gue bagiin selesai bersih-bersih. Soalnya ini kita bersih-bersih doang, pulang jam sepuluh. Ntar lo pada kabur lagi kaga bersih-bersih kalau gue kasih sekarang." Ucap Cean sambil memperlihatkan kartu berwarna biru muda di tangannya.

Setelah itu Hanbin membimbing teman-teman sekelasnya untuk segera menuju ruang kelas XII-IPA 2 yang terletak di lantai satu. Lain halnya dengan Cean, gadis itu sibuk mengemasi barang-barangnya yang sempat ia tinggal di laci meja. Tentu saja Cindy dan Agata menunggu Cean hingga selesai. Barulah mereka beranjak dari kelas ini ke kelas yang sudah ditentukan.

Baik Cindy maupun Agata tidak ada satupun yang tahu prihal kejadian kemarin. Mereka tidak bertanya, dan Cean pun juga memang tak ingin membagi kisah ini sekarang. Jadi ia santai saja seperti biasanya, seperti tidak ada masalah apa-apa.

Cindy mengambil sebuah sapu, begitu pula dengan Agata. Sedangkan Cean melaksanakn tugasnya untuk menata bangku-bangku yang ada sesuai dengan panduan yang tadi telah diberikan.

Satu banjar berisi lima bangku, disusun rapi menjadi satu garis lurus memanjang kebelakang. Nantinya setiap kelas akan ditempati oleh dua jenjang, bisa campuran antara murid kelas Sebelas dan sepuluh, duabelas dan sepulugh, atau sebelas campur dua belas. Semua terserah pada pihak sekolah yang mengatur kegiatan ujian, kita tidak bisa menentukan.

"Udah selesai kan ya? Gue bagi nih kartu ujiannya, jangan ilang ya! Kalo ilang urusan sendiri sama kesiswaan." Komando Cean. Kemudian ia memanggil satu-satu nama yang tertera di lembaran biru itu. Mulai dari absen A hingga Z.

Setelah selesai membagikan, teman-temannya langsung mengecek dimanakah ruangan mereka nanti. Cean sendiri mau tak mau harus berpisah dengan Cindy dan Agata, sebab nama mereka yang sangat jauh darinya.

Agata dan Cindy. Berada di urutan lima dan sembilan. Oceana, berada di urutan dua puluh satu. Sedangkan setiap kelas terbagi menjadi dua, absen satu hingga dua belas di ruang sembilan, dan sisanya yaitu nomor absen tiga belas hingga dua puluh lima di ruang sepuluh. Mau tak mau, suka tidak suka harus begini.

"Kayak biasa lah ya, misah." Cicit Cindy lalu menghela nafasnya.

"Katanya sih biar meminimalisir contek-contekan, tapi cuma berlaku buat duduk yang paling depan kayaknya. Yang belakang masih enak banget contek-contek. Cape nyepuin ke pengawasnya, gak jera-jera." Ucap Agata kesal sendiri.

"Gue sekelas sama kelas berapa ya ntar?" Tanya Cean menerka-nerka.

"Kelas berapa aja dah, yang penting gak rese aja sih. Gak enak banget kalo sekelas sama kelas yang anaknya rese, apa-apa di permasalahin." Kata Cindy menjawab pertanyaan Cean.

"Bener banget Cin! Kayak yang waktu itu, gue ngaca aja diributin anjir." Kata Agata setuju.

Cean tertawa teringat bagimana wajah Agata keluar dari ruangan waktu itu. "Amin, semoga gak kejadian kayak waktu itu." Katanya meng-aminkan.

"Eh Chat Lucas gih, kok nga nongol-nongol." Suruh Cindy, lalu Cean merogoh sakunya untuk mengambil ponsel berlapiskan gambar tokoh kartun monster inc.

Lucas

Oceana
Dimana?|
Jadi kaga?|

Lucas
|di kelas. Bentaran masih nyapu
lo deluan aja kalau gamau nunggu
|Sama kakak lo kan?

Lama amat, kelas gue aja udah
kelar daritadi|
Iya sama kakak gue. Buruan !!|

|OTW boss

"Otw sini katanya." Ucap Cean setelah membaca pesan Lucas. Cindy dan Agata manggut-mangut. Lalu tak lama kemudian tiga orang yang ditunggu pun tiba, disusul dengan kehadiran Kun dan anggota LGR lainnya.

"Rame amat." Celetuk Yangyang. "Mau belajar apa mau tawuran dah," katanya.

"Itu temen lo ikut semua apa?" Tanya Cean pada Kun.

Kun mengangguk. "Iya ikut semua. Pusing gak lu," ucap Kun.

"Awas aja berisik. Gue usir suruh belajar di halaman depan ntar." Ucap Cean mewanti-wanti, takut kalau nantinya suasa rumah menjadi tidak kondusif.

—//—

Suara; HenderyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang