44

863 65 9
                                    

Halo, kembali lagi dengan saya author malaz :* HAHAHA jangan lupa baca cerita lainnya ya! Makasyi <3

Halo, kembali lagi dengan saya author malaz :* HAHAHA jangan lupa baca cerita lainnya ya! Makasyi <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Judul: For You; Lucas

•Happy Reading!•

Tibalah hari dimana Oceana menepati janjinya untuk menghampiri Hendery. Tadinya Hendery kekeuh ingin menjemput gebetannya itu—ya sebentar lagi sepertinya akan menjadi pacar. Tapi Cean juga tetap pada pendiriannya kalau ia tidak ingin dijemput oleh laki-laki itu.

Setelah perjalanan yang sedikit memakan waktu karena macet, Cean pun akhirnya tiba di gedung radio tempat Hendery berkerja. Setelah membayar ongkos taksi, Cean pun memasuki gedung bertingkat itu.

"Halo, mbak penyiar yang namanya Zoe ada?"

"Ada mbak."

"Oh ok. Kalau Hendery ada? Bisa tolong di panggilin nggak?" Tanya Cean lagi sekaligus meminta tolong pada resepsionis.

"Eh? Oh bisa mbak. Sebentar saya panggilkan." Kata pegawai yang berjaga di resepsionis itu lalu berbicara dengan seseorang melalui telepon. "Sebentar lagi ya mbak sepuluh menit," katanya lagi.

Cean mengangguk, "iya. Terimakasih," ucapnya lalu melangkah menuju kursi tunggu.

Sembari menunggu Hendery, Cean kembali memastikan bahwa paperbag yang ia bawa berisikan barang yang akan ia berikan pada penyiar favoritnya itu. Sebuah tumbler yang berguna untuk para penyiar yang tidak memiliki waktu yang banyak untuk mengambil air keluar studio.

Cean melirik arlojinya. Tepat sepuluh menit, Hendery muncul dengan hoodie yang tersampirkan ditangannya.

Cean tersenyum sumringah. Senang akhirnya Hendery datang, artinya ia akan segera bertemu penyiar Zoe juga.

"Udah selesai?" Tanya Cean.

"Udah. Mau panggil sekarang?" Jawab Hendery.

"Iya, tadi disuruh tunggu 10 menit sih. Bentar deh aku tanyain lagi."

Ceanpun kembali ke resepsionis dan menanyakan kabar penyiar bernama Zoe itu. "Mbak Zoe nya dimana ya?" Tanya Cean.

Mbak resepsionis itupun terdiam, dia bingung. Lalu ia menjawab, "loh itu mbak," katanya.

"Hah yang mana?"

"Loh? Yang barusan ngobrol sana mbaknya itu Zoe. Hendery Adhlino alias Zoe. Mbak nggak tau?" Mbak pegawai itupun terheran-heran.

Cean speechleess. Masa iya Hedery itu Zoe? Kalaupun iya berarti seharusnya Cean sudah tahu sejak lama dong. Mungkin sejak hari dimana dia cerita yang dia makan bakso? Tapi kenapa ia tidak menyadarinya. Kenapa Cean tidak menyadari hal itu, dan ya tetap berbagi cerita sebaimana yang ia lakukan sebelumnya.

Cean berbalik badan, matanya menangkap sosok Hendery yang berdiri tak jauh dari dirinya sambil menyeringai.

"Yuk ikut gue sebentar." Ajak Hendery yang langsung menyambar tangan Cean untuk digengam. Cean menurut saja. Dirinya terlalu bingung untuk berbicara dan mencerba akan apa yang telah terjadi.

—o—

"Lo Zoe?" Tanya cean lemas.

"Iya gue Zoe." Jawab Hendery. "Lo polar bear kan? Dan orang yang lo ceritain setiap malem kamis itu gue. Gue masih heran kok lo bisa gak tau kalau gue zoe. I mean suara gue gak jauh beda juga."

"Hah gimana sih? Aku speechless. How can? So am I confessing to u? Selama ini?" Kata Cean menoleh pada Hendery yang berdiri disampingnya. Jangan lupakan bahwa tangan Cean masih digenggam oleh Hendery. Bahkan sudah Hendery masukan kedalam saku hoodienya.

"Both of us." Sahut laki-laki itu. "We secretly know each other. I know what you feel when Im around, and you know what Im feel when im with you. Aku juga tahu bagaimana aku dimata kamu, and i know you love me biarpun masih ragu."

"Begitu juga aku yang tahu seberapa besar rasa sayang kamu," lanjut Cean seolah-olah melengkapi pernyataan Hendery.

"Iya, begitu. I am falling deeply in love with you. So would you fall for me? Tanpa ragu lagi. I mean i love you so much Oceana, i can't handle this feelings anymore."

"This is crazy! How can? Oh my goddess. Aku selama ini cerita tentang isi hatiku ke crush ku. WOW," kata Cean yang masih tidak percaya akan keadaan. Bayangkan saja, kamu menyukai seseorang lalu menceritakannya tapi ternyata orang yang kamu jadikan tempat bercerita ternyata orang yang kamu suka. Gila bukan?

"Ya itu memang gila. Tapi we're enjoying the moment right? Semua bisa terjadi tanpa terduga."

Setelah berkata begitu, Hendery mengeluarkan tangan Cean dari saku Hoodienya dan beralih untuk menggenggam kedua tangan Cean, lalu mengangkatnya sebatas pinggang.

Mata Hendery mengunci pandangan Cean. Di malam dingin, dan diatas gedung radio ini, Hendery menyatakan perasaannya pada Oceana dengan harapan mereka dapat menjalin kisah asmara setelahnya.

"Cean, kayaknya nggak perlu deh kata-kata yang belibet," ucap Hendery lalu tekekeh. Kekehan itu sangat indah dimata Cean, dan semakin membuat jantungnya berpacu cepat.

"Cepet ngomong, dingin tau," cicit Cean mengalihkan rasa debaran di dadanya.

Hendery tersenyum, "Kamu mau nggak jadi pacarku?"

Cepat, tepat, tanpa basa-basi.

"Iya, mau." Jawab Cean.


—//—

BUTUH 44 PART BARU PACARAN.
BUTUH 1 TAHUN SAMPAI AKHIRNYA PACARAN.

Cerita gue doang emang.

OH YA!
Halo dari aku yang ngibulin kalian kalau bakal up setiap kamis HEHEHE mAaaaf yAaaaa🥺

Btw ini part aku gatau dah, bingung banget kurang ngefeel ya? INI UDAH AKU REVISI 3 KALI😔🙏🏻

Yaudah lah, yang penting udah jadian. Tapi perlu di inget, yang namanya orang menjalin asmara pasti kaga mulus mulus aje😗

Inget kan banyak figuran di part-part sebelumnya? Coba deh tebak bakal muncul laginya gimana bahahahaa

oh ya, maaf kalau cerita ini alurmya lumayan kurang jelas dan agak ribet. Tapi selanjutnya aku berusaha untuk memperjelas hal itu :)

Makaasiiii 18.5K nyaaaa!!! SETAHUN WOY INI CERITA KAGA SELESAI SELSAI. Tapi kayaknya bakal end sekitar 50 an deh. Tau dah ikutin aja ya!





BTW JANAGN LUPA BACA WORK AKU YANG DISEBELAH YA LAVYU PULLL

Suara; HenderyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang