26

629 110 4
                                    

"Gue tantang lo dapetin dia dalam waktu satu bulan. Kalau lo gak berhasil dia jadi milik gue. Kalau lo berhasil dia jadi milik lo."

Mimpi itu, persis dengan apa yang dikatakn June beberapa waktu yang lalu.

Hendery terbangun dengan keringat membasahi tubuhnya. Nafasnya terengah-engah seperti habis lari maraton. Jam digital yang menggantung dikamarnya menunjukkan angka pukul tiga dini hari.

Ia menyugar rambutnya. Mata elangnya menatap benda pipih yang bergetar dengan layar menyala di atas nakas. Tangannya meraih benda itu, lalu meletakkan ibu jarinya pada tombol bulat di bagian bawah benda itu.

Lockscreen itu berganti menjadi deretan ruang obrolan. Chat teratas di isi oleh gadis yang kini tengah mengisi fikirannya. Ceana dengan emoji ikan buntal di akhir namanya.

Ceana🐡

Kok belum tidur?|

|Loh?
|aku kira kamu udah tidur
|kebangun gara-gara notif ya?

Enggak kok|
kebangun karena haus|

|kirain karena notif
|sorry, aku kebangun gara-gara mimpi buruk
|terus takut sendiri, mau ke kamar kakak pintunya dia kunci

Segitu seremnya?|

|iya, segitu seremnya.
|aku sembunyi  dibalik selimut
|takut kalau beneran keluar
dari lemari

Mau aku temenin?|
*gue|

|wkwkwk
|gak usah, tidur aja sana

Beneran nih?|
mumpung gue lagi baik|
Siapa tau beneran keluar dari lemari|

|jangan bilang gitu dong👿
|Nyebelin amat
|udah ah mau tidur

Gue gak yakin lo bisa tidur|
Parnoan|

|yaudah iya temenin
|tapi gimana coba?

Gue telpon|

Lalu setelah itu, Hendery langsung menekan ikon berbentuk ganggang telepon di sudut layar. Tak berselang lama setelahnya, panggilan itu diangkat oleh pihak penerima.

"Halo?" suara Hendery terdengar lebih berat dari biasanya, sebab ia baru bangun tidur.

"Iya halo," suara Cean dari seberang terdengar sedikit bergemetar.

Hendery menghela nafasnya. "Tuh kan bener! lo aja takut gitu, gemeter suaranya." kata Hendery bak cenayang.

"Dih sok tau." Cean mendelik. "Kedinginan, makanya gemeter suaranya."

"Iya in deh." ijar Hendery.

"Jadi ini ngapain?" Tanya Cean.

"Maunya ngapain?" bukan menjawab, Hendery malah balik bertanya. "Lo suka denger orang nyanyi gak?" tanyanya.

"Suka. Kenapa?" Kata Cean menjawab.

"Lo pake earphone gih. Tapi jangan bener-bener dipasang, agak jauhin dari telinga. Yang penting suara gue masih kedengeran." ucap Hendery menyuruh Cean menggunakan earphonenya.

Suara; HenderyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang