3

3.6K 562 47
                                    

***

Oppa,

Bagaimana kabarmu?

Hari ini mereka menolak pekerjaanku lagi. Mereka bilang, mereka akan menerima pekerjaanku kalau aku mau membawakannya sendiri. Tapi aku terlalu malu untuk berdiri di depan semua orang lalu menunjukan pekerjaanku.

Seandainya saja aku lebih cantik, aku mungkin tidak akan malu berdiri di depan banyak orang. Seandainya saja aku lebih menarik, tidak akan ada orang yang mengabaikanku saat aku bicara. Seandainya saja aku lebih percaya diri.

Sayangnya, aku sudah terbiasa menjadi pemalu, menjadi bayangan yang tidak begitu di perhatikan. Aku ingin berubah, menjadi lebih percaya diri, tapi rasanya sudah terlambat. Aku sudah terlalu tua untuk itu, bukan?

Yang sekarang ku pikirkan hanyalah... Bertahan hidup. Aku tidak butuh banyak hal, aku hanya membutuhkanmu untuk bertahan hidup. Mengerikan bukan? Kurasa itu masalahku, entah aku yang ingin jadi sepertimu atau aku berharap dapat memilikimu, tapi keduanya tetap tidaklah mungkin. Karenanya, sekarang yang ku butuhkan hanya... Melihatmu.

Bagaimana aku bisa menjadi sepertimu? Kekayaan dan ketenaranmu tidak terhitung. Bagaimana aku bisa memilikimu? Tidak terhitung ada berapa banyak wanita yang mengantri hanya untuk menarik perhatianmu. Complex. My complex. I’m Complex. I'm complex more than the magazine. I hate me more than you hate me. I’m more than the magazine¹.

I just like you, you don’t need to say anything
It’s always you in my heart. I’m thinking about you all day. Oppa, selalu membuatku bahagia. Ini aneh, tapi setiap kali memikirkanmu, hatiku diam-diam meleleh. Apa yang harus ku lakukan? Even for a moment, if you’re not here, i get nervous like a child².

***

Jiyong baru saja selesai membaca sebuah surat yang ia terima minggu lalu. Pria itu terlalu lelah sehingga ia baru saja sempat membaca surat tersebut malam ini. Di pukul 11 malam ini, Jiyong masih duduk di studio rekamannya, merekam sebuah lagu yang baru saja ia selesaikan pagi tadi.

"Ah... Aku dapat ide lagi sekarang," komentar Jiyong usai membaca surat kadaluarsa-nya tersebut. Tidak tahu sejak kapan, namun Jiyong selalu mendapatkan beberapa nada ketika membaca surat yang ia terima dari si Sweet Potato. Pria itu seakan dapat membayangkan satu atau dua lagu setiap kali selesai membaca surat dari penggemarnya itu– sebuah lagu yang ingin ia rekam untuk membalas surat tersebut.

"Hyung, kau sibuk?" sapa seorang pria yang baru saja mengetuk pintu studio tempat dimana Jiyong berada saat itu.

"Tidak, ada apa? Sudah giliranku menulis liriknya?"

"Ya," jawab pria itu– Kim Haesol a.k.a Zion T. "Ini musik dan lirik asli dari lagunya, dan ini yang sudah ku sesuaikan," lanjut pria itu sembari menunjukan dua file berbeda dari laptopnya.

"Kau membeli lagunya?"

"Ya, aku membeli lagunya dari seorang musisi berbakat yang tidak bekerja untuk agensi manapun," ucap Haesol sementara Jiyong mendengarkan lagu asli dari lagu yang Haesol beli tersebut. Jiyong akan membantu Haesol untuk sebuah lagunya, mereka akan bernyanyi bersama dalam sebuah lagu dan Jiyong menyerahkan seluruh keputusan atas lagu tersebut pada Haesol. Jiyong hanya akan membantu untuk beberapa bagian dalam lagu tersebut. "Kenapa hyung? Kau tidak menyukai lagunya?" tanya Haesol ketika Jiyong tiba-tiba mematikan lagu asli dari lagu yang ia beli.

"I'm complex more than the magazine. I hate me more than you hate me. I’m more than the magazine," ucap Jiyong kemudian, membuat Haesol bertanya-tanya, bagaimana bisa Jiyong mengetahui kelanjutan dari lagu yang baru saja ia matikan sebelum mendengarkannya secara penuh. "Aku benar? Begitu liriknya?"

Sweet PotatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang