39

2K 378 17
                                    

***

Berhentilah bertingkah seperti itu
Kau sebenarnya yang paling menyedihkan
Ya, cobalah untuk memprovokasiku
Jika kau hanya mengejar uang, kekuasaan dan ketenaran,
selangkanganmu akan robek dan kau akan jatuh.
Katanya cinta itu baik, persahabatan itu baik
Tapi hati-hati, kepalamu mungkin akan sakit.

Hei dokter! Selamatkan aku
Sepertinya aku mulai gila
Jangan mengubah topiknya, dengarkan aku
Aku kesulitan untuk menyadarkan diri
Tidak ada yang bisa ku lakukan
Aku tidak menyukainya, kesadaran.
Aku tidak bisa tidur tanpamu.
Waktu terasa sangat lamban
Aku hanya bertambah tua, aku hidup seakan aku sudah mati.
Ada banyak hal yang harus ku lakukan,
Tapi tidak ada yang ingin ku lakukan.

Dunia sangat dingin padaku,
Tatapan orang-orang sangat sinis padaku
Aku terlihat dewasa, tapi sebenarnya hanya anak-anak yang terlalu tinggi.
Mimpiku seperti fantasi yang memudar
Perasaanku seluas hutan belantara
Mereka tidak mengerti,
Karenanya aku hanya ingin menghilang tanpa diketahui siapapun.

Mabuk, mabuk dan pergi ke surga.
Saat bangun, aku kembali ke neraka.
Aku tidak abadi,
Seperti Popeye tanpa bayam
Bom tawa menggodaku.

Hei taksi! Bawa aku pergi.
Karena disini terlalu sulit untukku,
Jadi aku bisa bernafas lagi untuk beberapa hari.
Tanpamu, semuanya sulit
Tanpamu, malam sangat gelap, dunia sangat dingin
Itu sulit untukku
Tanpamu, aku masih tertinggal sendirian disini
Aku menunggumu, aku hanya mempercayaimu.
Tapi aku bodoh¹.

***

Jiyong menggigiti ujung kukunya usai membaca lirik yang Lisa tulis dibawah sekumpulan nada yang sudah disusunnya. Pria itu terlihat tengah berfikir, namun yang ada di kepalanya hanyalah gadis yang menulis lirik itu. Jiyong bisa mendengar nadanya ketika membaca kertas di tangannya itu, namun ia tidak bisa fokus menilai lagu tersebut. Lagu itu, terasa seperti sebuah surat perpisahan bagi Jiyong.

"Bagaimana?" tanya Lisa membuat Jiyong tersadar dari lamunannya dan menoleh pada Lisa. "Apa sangat jelek?"

"Kapan kau menulisnya?" tanya Jiyong sembari memperhatikan alat musik milik Lisa yang sudah di rapihkan. "Baru saja?" tanya Jiyong dan Lisa menganggukan kepalanya. "Kau akan meninggalkanku?" tanya Jiyong sekali lagi– kali ini sembari menunjuk alat musik Lisa dengan dagunya.

"Tidak, tentu saja tidak," jawab Lisa sembari menggelengkan kepalanya. "Aku ingin meninggalkan mimpiku. Aku ingin menyelesaikan kontrakku denganmu lalu berhenti bermimpi,"

"Kenapa?"

"Sepertinya, menjadi dewasa berarti melepaskan mimpiku satu persatu,"

"Ini akan jadi lagu terakhirmu?" tanya Jiyong dan Lisa menganggukan kepalanya.

"Aku masih punya hutang satu lagu padamu, aku akan melunasi itu kemudian bekerja di YG seperti kontrak kita. Hanya bekerja, berangkat pagi, pulang sore, hanya bekerja untuk bertahan hidup,"

"Lisa-ya,"

"Ini benar-benar sulit, rasanya seperti mau mati," ucap Lisa dengan kepala tertunduk. Namun perlahan-lahan, gadis itu mengangkat kepalanya. "Kalau aku berhenti, apa oppa akan berhenti menyukaiku juga?"

"Tidak," tegas Jiyong. "Tentu saja tidak, apapun yang kau lakukan, selama kau menyukainya, aku akan mendukungmu. Kalau begitu, ayo kita selesaikan lagumu ini, hm?"

Sweet PotatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang