***
"Jennie sudah berangkat?" tanya Taeyong, karena pagi ini ia belum melihat Jennie, karena pagi ini ia justru melihat Lisa tengah menyiapkan dua mangkuk sereal dan Ten tengah duduk di depannya. "Jam berapa kalian pulang semalam?"
"Mungkin jam 1? Atau jam 12?" jawab Lisa terdengar tidak yakin. "Setelah makan malam dengan Jiyong oppa, aku pergi menonton film dengan-"
"Bangunlah dari tidurmu, Lisa-ya... Bertemu G Dragon saja masih bersembunyi, berani-beraninya kau bilang kau makan malam dan menonton film dengannya? Augh... Menyedihkan," potong Taeyong membuat Lisa mengerucutkan bibirnya, membuat Lisa menatap Ten dengan wajah sebal– seakan meminta izin pada Ten untuk memukul Taeyong atau justru meminta Ten untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya.
"Jennie baru saja berhenti bekerja," ucap Ten, tidak peduli dengan Lisa dan Taeyong yang sudah hampir bertengkar. "Kemarin dia mengundurkan diri dan sekarang dia ada di dalam kamarnya, masih tidur,"
"Kenapa Jennie eonni mengundurkan diri?" tanya Lisa yang akhirnya mengabaikan Taeyong dan mencurahkan seluruh perhatiannya pada Ten. "Pantas saja semalam Rose menelponku,"
"Chef di tempat kerjanya mengajaknya berselingkuh, Jennie menolak lalu chef itu menyebutnya pelacur dan Jennie mengundurkan diri,"
"Augh! Park Chanyeol benar-benar harus di ajari sopan santun," keluh Lisa yang kemudian menaruh sendoknya, gadis itu bangun duduknya kemudian melangkah keluar.
"Ya! Kemana kau-"
"Mandi!" potong Lisa, menutup mulut Taeyong yang hendak menahannya.
"Apa yang akan dia lakukan? Memarahi Chef di tempat kerja Jennie? Memangnya dia berani?" tanya Taeyong dan Ten hanya menaikan bahunya. Ten bahkan tidak sempat berfikir Lisa akan menemui Chanyeol.
"Bisa ya, bisa juga tidak. Kita tidak akan tahu sebelum dia benar-benar melakukannya, hyung," ucap Ten sembari menikmati serealnya– sedangkan Taeyong memakan sereal yang belum Lisa habiskan.
"Tapi kenapa semalam kalian pulang terlambat?"
"Aku mengajaknya menonton film," jawab Ten membuat Taeyong lantas tertawa terbahak-bahak.
"Sudah ku duga, tidak mungkin dia makan malam dan menonton film dengan G Dragon," ledek Taeyong membuat Ten lantas mengangkat kepalanya.
"Dia benar-benar makan malam dengan G Dragon, semalam aku menjemputnya di restoran," ucap Ten membuat Taeyong lantas terkejut sampai menjatuhkan sendoknya.
"Sungguhan?" tanya Taeyong dan Ten menganggukan kepalanya, Ten sedikit heran karena wajah tidak percaya Taeyong. Dan Ten jadi lebih heran lagi karena setelah ia menganggukan kepalanya, Taeyong lantas bangkit dan berlari kekamar Lisa. "Ya! Lalisa! Kau benar-benar makan malam dengan G Dragon?!" seru Taeyong, yang tanpa aba-aba masuk begitu saja kedalam kamar Lisa. "Ya! Lalisa! Keluar!" teriak Taeyong, seraya mengetuk– mungkin lebih tepatnya memukul– pintu kamar mandi di dalam kamar Lisa.
"Ya! Ada apa?! Apa yang kau inginkan?!" balas Lisa sembari melangkah keluar dari kamar mandinya hanya dengan memakai selembar handuk besar yang melilit tubuhnya.
"K- ke- kenapa kau keluar tanpa pakaian begitu?" gagap Taeyong yang lantas berbalik untuk menghindari pemandangan indah luar biasa di hadapannya itu. Tubuh Lisa, bagian atas payudaranya, pahanya, setiap inchi tubuh Lisa yang tidak tertutup oleh handuk itu sukses membuat Taeyong pening.
"Kau yang menyuruhku keluar!" bentak Lisa sembari mengulurkan tangannya untuk memutar tubuh Taeyong– agar Taeyong kembali menatapnya. "Kenapa?! Apa yang kau inginkan?!"
"Ti- tidak, mandilah dulu, kita bisa bicara lagi nanti," ucap Taeyong, yang harus benar-benar menahan dirinya untuk tidak melihat sesuatu yang tidak berhak ia lihat. Dengan gugup, pria itu lantas melangkah keluar dari kamar Lisa.
Taeyong kembali duduk di hadapan Ten dengan wajah merona sempurna, pipinya memerah seperti kepiting rebus hingga Ten bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. "Ada apa dengan wajahmu hyung?" tanya Ten sembari memperhatikan wajah memerah Taeyong.
"Tidak- tidak ada apa-apa," jawab Taeyong masih berusaha meredakan debaran jantungnya yang tidak karuan. "Nanti malam aku akan membelikan coklat untuk Jennie, sekarang aku akan pergi ke sekolah dulu-"
"Oppa, aku pergi dulu!" teriak Lisa yang berlari keluar dari kamarnya. Gadis itu berlari keluar dari apartemennya tanpa sempat mendengarkan teriakan Taeyong dan Ten.
Seperti ucapannya, pagi ini Lisa pergi menemui Chanyeol. Gadis itu pergi begitu saja dari apartemennya kemudian menemui Chanyeol di restorannya. Chanyeol tengah bicara dengan seorang wanita, sedikit menggodanya mungkin.
"Dasar mata keranjang," keluh Lisa yang lantas melangkahkan kakinya menghampiri Chanyeol. "Ya! Park Chanyeol! Tega sekali kau- eoh? Kenapa dengan wajahmu?" tanya Lisa begitu ia berdiri tepat di depan Chanyeol.
"Heish... Kenapa kau datang sekarang?" tanya Chanyeol yang lantas menyuruh seorang pelayan perempuan di restorannya pergi. "Kau sudah sarapan?"
"Ada apa dengan wajahmu?" tanya Lisa sekali lagi, langkah kakinya memburu mengikuti Chanyeol yang mengabaikannya dan masuk ke dapur.
"Temanmu memukulku dengan wajan-" jawab Chanyeol namun belum sempat ia menyeselesaikan ucapannya Lisa sudah lebih dulu tertawa terbahak-bahak. "Ya! Diam-"
"Ya, aku diam," potong Lisa yang langsung mengentikan tawanya sebelum ia kehilangan tujuannya datang kesana. "Tapi aku datang kesini bukan untuk meminta makanan," lanjut Lisa yang kemudian menahan tangan Chanyeol agar tidak sibuk dengan masakannya. "Minta maaf pada Jennie eonni, atau aku akan memberitahu Rose kalau kau berselingkuh, lagi,"
"Tidak-"
"Kalau begitu kau sudah siap bercerai? Padahal baru satu tahun kalian menikah,"
"Ya! Lalisa Park!"
"Ya! Park Chanyeol! Aku membiarkan saudaraku menikah denganmu bukan untuk kau selingkuhi! Minta maaf pada Jennie eonni atau bercerai?!"
"Tsk... Baru disaat seperti ini kau mengakuinya sebagai saudaramu?"
"Tidak perlu mengalihkan pembicaraan kita, Park Chanyeol-ssii," ucap Lisa yang kemudian melemparkan tatapannya ke sekeliling restoran itu. "Tempat ini lumayan ramai, tapi apa yang akan terjadi kalau aku memberitahu pelangganmu kalau chef disini adalah pria mata keranjang yang bersikap kasar pada asisten chefnya? Baiklah kalau kau tidak mau meminta maaf pada Jennie eonni, aku akan membuatmu menyesalinya," ancam Lisa.
Lisa melangkah ke arah meja tamu, memperhatikan satu persatu tamu yang telah duduk disana. Para tamu sudah datang untuk menikmati sarapan pagi mereka namun Lisa tidak cukup berani untuk menghampiri salah satu meja dan mengatakan pada tamu tersebut kalau chef disana berengsek. Lisa terlalu malu untuk meminta perhatian seseorang disana dan Chanyeol menyadarinya. Chanyeol hanya diam, karena tahu Lisa tidak akan berani menegur siapapun disana.
"Kau pikir aku tidak bisa?" gumam licik seorang Lalisa ketika di salah satu meja ada seorang yang ia kenal– G Dragon dan TOP Big Bang. "Kita lihat apa yang bisa ku lakukan dengan nama baikmu," ancam Lisa yang langsung berjalan menghampiri meja Jiyong dengan seorang temannya itu. "Selamat pagi, oppa-"
"Lisa-ya, hentikan, aku akan menuruti-" tahan Chanyeol, namun dua pria yang Lisa sapa justru sudah terlanjur memberikan perhatian mereka pada Lisa.
"Selamat pagi oppa," ulang Lisa yang kemudian tersenyum manis pada Jiyong dan Seunghyun. "Tidak ku sangka kita akan bertemu disini,"
"Ya, senang bertemu denganmu disini Lisa," jawab Jiyong sembari melirik tangan Chanyeol yang meraih pergelangan tangan Lisa. "Kau juga sarapan disini? Sudah makan?"
"Restoran ini milik seorang temanku," ucap Lisa sembari tersenyum. "Aku hanya datang untuk menyapa, tidak ku sangka akan bertemu denganmu disini, apa yang kau pesan? Temanku adalah chef disini, kenalkan ini Park Chanyeol, chef yang bertanggung jawab pada makanan enak disini. Oppa mereka temanku,"
***
Ini dari drama Welcome To Waikiki Season 2, recommended banget buat di tonton huehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Potato
FanfictionSweet Potato, si manis yang hangat. Tidak harus ada B setelah A. Tidak harus ada 2 di belakang 1. Nyatanya, hati manusia jauh lebih rumit di banding logika matematika.