***
"Kemana kita akan pergi?" tanya Jennie sembari memaksa kakinya untuk mengikuti langkah Lisa di tempat parkir. "Lisa-ya... Kemana kita akan pergi, hm?" tanya gadis itu sekali lagi namun Lisa tidak menjawabnya. Gadis itu hanya menggandeng Jennie, memaksanya untuk pergi ke tempat parkir dimana Ten dan Taeyong sudah berada disana.
"Semuanya sudah siap?" tanya Lisa dan Taeyong menganggukan kepalanya. "Lalu dimana Ten?"
"Aku menemukan tendanya!" seru Ten yang justru berlari dari arah apartemen. "Ternyata kita tidak punya tenda, aku meminjamnya dari tetangga depan,"
"Ya! Kemana kita akan pergi??" seru Jennie, melemparkan tatapan sinisnya pada tiga temannya itu. "Jangan bilang kalian akan membawaku pergi kemping? Aku tidak- Ya!!" jerit Jennie ketika secara tiba-tiba Taeyong mengangkat tubuhnya dan memasukannya ke bagasi mobil– bersama barang-barang lainnya.
"Tutup! Tutup!" seru Ten, menjatuhkan dua buah tenda yang ada di pegangannya dan menjahili Jennie dengan menutup pintu bagasi mobil SUV miliknya, membuat Jennie lantas menjerit karena merasa akan terjepit. Sementara Lisa? Gadis itu justru sibuk menyelamatkan kedua tenda yang Ten pinjam pada Jiyong. Lisa mengenali tenda itu, Lisa pernah melihat tenda hijau itu di salah satu foto Jiyong dan teman-temannya.
Ten menyetir, Taeyong duduk di sebelahnya dan menjadi navigator mereka, sementara Jennie duduk di kursi belakang bersama Lisa yang masih memeluk kedua tenda milik idolanya itu. Jennie memang masih menggerutu karena diajak kemping secara paksa, namun perlahan ia mulai tertawa karena lelucon konyol dari dua pria di depannya. Jennie bahkan terbahak-bahak setiap kali Taeyong mengejek Lisa dan mendapatkan pukulan telak dari Lisa.
"Chanyeol meminta maaf padaku," ucap Jennie di tengah perjalanan mereka. "Dia memintaku bekerja lagi di restoran,"
"Kau akan bekerja disana lagi?" tanya Taeyong dan Jennie menggelengkan kepalanya. Jennie tidak ingin bertemu dengan seseorang yang sudah melukai perasaannya lagi. Jennie tidak ingin bertemu dengan seseorang yang sudah bersikap jahat kepadanya. "Kalau begitu aku akan membantumu mencari pekerjaan di tempat lain, aku juga punya beberapa teman yang bekerja di dapur-"
"Hanya teman atau teman kencan guru Lee?" tanya Lisa membuat Taeyong lantas menoleh ke kursi belakang dan melemparkan tatapan sinisnya pada Lisa. "Ada apa? Aku hanya bertanya... Temanmu 'kan hanya Ten oppa, aku dan Jennie eonni... Kau tidak punya teman selain kami,"
"Kau benar-benar sedang mencari masalah denganku?" balas Taeyong membuat Jennie terkikik geli mendengarnya. Jennie jelas tahu kalau selama ini Taeyong menyukai Lisa, dan hanya Lisa satu-satu orang yang tidak menyadarinya.
"Memangnya aku salah?" ujar Lisa sembari menjulurkan lidahnya, hanya untuk menggoda Taeyong. "Ah! Dan jangan masuk ke kamarku seperti tadi! Eonni, kau tahu? Tadi pagi Taeyong oppa masuk ke kamarku dan menggedor pintu kamar mandiku. Aku ingin mengabaikannya, setidaknya sampai mandiku selesai tapi aku takut dia akan menghancurkan pintuku, dan saat aku membuka pintunya, Taeyong oppa-"
"Jennie-ya, karena kita akan pergi berkemah untuk menghiburmu-"
"Kemping," ralat Ten, menyela Taeyong yang sudah lebih dulu menyela Lisa.
"Sama saja!" omel Taeyong, yang sebenarnya hanya ingin menghentikan cerita Lisa. Taeyong hanya ingin membungkam mulut Lisa, namun posisi duduk mereka yang terlalu jauh membuatnya tidak dapat menjangkau mulut gadis itu. "Karena kita pergi kemping untuk menghiburmu, nanti kau tidak perlu melakukan apapun, mengerti? Aku akan memasang tendanya, Lisa akan menyiapkan api-"
"Kenapa aku yang menyiapkan api unggun? Itu tugas pria!" protes Lisa yang lagi-lagi memukul bahu Taeyong dengan tenda yang dipegangnya.
"Lalu? Memangnya kau bisa memasak?! Kalau ingin di perlakukan seperti wanita maka bersikaplah seperti seorang wanita! Lihat Jennie, dia-"
"Apa?! Kenapa dengan Jennie eonni?! Jennie eonni cantik?! Aku juga cantik! Jennie eonni seksi?! Kau bahkan tidak berkedip saat melihatku mandi tadi!" omel Lisa yang justru membuat wajah Taeyong kembali merah padam, sedangkan Ten dan Jennie tidak bisa berhenti tertawa karena mendengarnya.
"Augh! Terserah! Aku mau tidur saja!" ucap Taeyong kemudian. Pria itu lantas menatap lurus ke jalanan di depan mobil mereka dan mengabaikan tawa mengejek dari Ten serta Jennie. "Tidak ada habisnya berdebat dengan gadis barbar seperti Lisa,"
"Oh? Begitu? Lihat saja nanti, kau akan menyesal karena selalu menggangguku," balas Lisa sebelum kemudian ia meraih handphonenya yang bergetar. Lisa memekik senang, gadis itu mungkin sudah melompat kegirangan kalau ia tidak berada di dalam mobil. "Eonni, Jiyong oppa menelponku," pamer Lisa sembari menunjukan layar handphonenya pada Jennie, kemudian pada Ten. Lisa juga memamerkan layar handphonenya pada Taeyong namun pria itu mengabaikannya, berpura-pura terlihat tidak peduli.
"Kau akan pergi berkemah hari ini?" tanya Jiyong begitu Lisa menjawab panggilannya dan berbasa-basi untuk beberapa detik pertama. "Dimana? Hari ini aku juga akan berkemah- maksudku syuting di lokasi perkemahan,"
"Sungguh?? Dimana oppa berkemah?" tanya Lisa membuat Jennie menutup mulutnya dengan kedua tangannya– menunjukan rasa kagetnya. "Tapi kenapa oppa menelponku? Hanya untuk menanyakan ini?"
"Haha... Tentu saja tidak, aku menelponmu untuk menanyakan keputusanmu atas tawaranku waktu itu," jawab Jiyong membuat senyum Lisa lantas lenyap, gadis itu kembali bersandar pada kursi yang didudukinya kemudian menatap keluar jendela. Lisa hanya perlu berfikir, namun sikapnya tetap membuat Taeyong yang diam-diam berusaha menguping merasa sedikit khawatir. "Kenapa? Kau belum membuat keputusan?"
"Boleh aku memikirkannya lebih lama lagi?" tanya Lisa, kali ini dengan suara yang lebih serius.
"Tentu, tapi walaupun kau ikut trainee, aku yakin trainee-nya tidak akan lama. Secara pribadi, aku menyarankanmu untuk memilih trainee, memang tidak di gaji, tapi agensi akan memenuhi kebutuhanmu, kau juga bisa tinggal di dorm," ucap Jiyong yang tentu saja tetap terdengar sangat ramah. Namun saran Jiyong itu, justru membuat Lisa semakin tidak ingin memilih trainee sebagai keputusannya. Bagaimana dengan teman-temannya kalau ia kehilangan penghasilannya?
"Aku akan memikirkannya," jawab Lisa kemudian dan Jiyong mengiyakannya. "Ah, dan terimakasih karena sudah meminjamkan kami tenda,"
"Hm... Itu bukan masalah, kita bertetangga," jawab Jiyong membuat Lisa kembali terkekeh sebelum ia mengakhiri panggilan tersebut dan kembali tertawa untuk memamerkan panggilan yang baru saja ia terima. Lisa tidak ingin memberitahu teman-temannya mengenai tawaran yang Jiyong berikan.
"Woaa... Lili~" seru Jennie begitu Lisa menaruh kembali handphonenya. "Kau sudah berani bicara dengan G Dragon sekarang?"
"Hehe... Eonni tahu? Dia benar-benar sangat baik," ucap Lisa yang kemudian memulai pembicaraan khas wanitanya bersama Jennie. "Kemarin, aku pergi makan malam dengannya. Kami makan di kafetaria YG lalu dia mengambilkan minum untukku, dia juga memberikan pudingnya untukku-"
"Itu karena rasa pudingnya tidak enak, dia tidak menyukainya jadi dia memberikannya padamu," potong Taeyong yang lagi-lagi membuat Lisa kesal.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Potato
FanfictionSweet Potato, si manis yang hangat. Tidak harus ada B setelah A. Tidak harus ada 2 di belakang 1. Nyatanya, hati manusia jauh lebih rumit di banding logika matematika.