4

3.5K 559 24
                                    

***

"Kenapa aku harus kesana sekarang?" tanya Lisa, sembari memeluk lengan Jennie. Lisa baru saja pulang dengan Jennie ketika seorang pria datang menemuinya– manager Zion T. "Ini sudah sangat malam," lanjut Lisa enggan untuk pergi saat itu. Pasalnya, malam itu Jennie, Taeyong dan Ten mengajaknya untuk pergi bersenang-senang di sebuah kelab malam dekat gedung apartemen mereka.

"Ada apa ini?" tanya Ten, yang baru saja keluar dari gedung apartemen mereka bersama Taeyong. Pria itu buru-buru menghampiri dua gadis serumahnya, dan Lisa langsung melepaskan tangan Jennie untuk menggandeng tangan Ten. Si gadis penakut itu membutuhkan Ten untuk di jadikan alasan agar ia tidak perlu pergi.

"Haesol ada di mobil," ucap si manager begitu Lisa meraih tangan Ten untuk di gandeng. Lisa tidak ingin pergi, namun ia tidak pernah benar-benar berhasil menolak ajakan seseorang tanpa bantuan dari Ten. "Dia ingin membicarakan sesuatu denganmu di agensi sekarang,"

"Mengenai apa?" tanya Ten

"Lagu yang Lisa jual, Zion T ingin membeli lagu lainnya," jawab Jennie membuat Taeyong dan Ten lantas bertukar tatapan tidak percaya. Tidak ada yang tahu kalau Lisa dapat dianggap cukup berbakat untuk menjual lagunya ke YG.

"Tapi aku tidak punya lagu lainnya," bisik Lisa– yang selalu gugup setiap kali bicara dengan orang asing. "Tidak ada yang bisa ku jual lagi,"

"Dia bilang, dia tidak memiliki lagu lain yang bisa di jual," ujar Ten, menyampaikan pesan yang Lisa bisikan padanya. "Kalian pergi saja duluan, kami akan menyusul nanti," suruh Ten, kali ini pada Jennie dan Taeyong.

Seperginya Jennie dan Taeyeon, Ten kembali bicara dengan manager Zion T, keduanya berdiskusi sampai akhirnya Lisa terpaksa ikut naik ke mobil Zion T dan pergi ke YG. Dengan terus menggerutu, Lisa meninggalkan Ten di depan gedung apartemennya dan pergi bersama Zion T serta managernya.

Dengan sebuah rok denim sebatas paha, serta kaos berlengan pendek Lisa melangkah mengekori Zion masuk ke sebuah studio rekaman. Tidak ada siapapun di dalam studio rekaman itu dan Lisa hanya diam, menundukan kepalanya menunggu seseorang menyuruhnya pulang. Lisa tidak ingin berada disana.

"Kenapa kau terus saja diam?" tanya Haesol, setelah ia mempersilahkan Lisa untuk duduk.

"Tidak ada yang ingin ku bicarakan," jawab Lisa seadanya, gadis itu duduk sembari menundukan kepalanya. Sementara Haesol sendiri juga tidak tahu alasan Lisa harus berada disana. Jiyong seharusnya berada di ruangan itu, namun saat mereka datang tidak ada siapapun disana.

Dengan kesal, Lisa mengirim sebuah pesan pada Ten, menyalahkan Ten karena membuatnya harus ikut bersama Haesol. "Katamu kau bosan menjadi pekerja lepas? Ini kesempatan untukmu, siapa tahu kau bisa bekerja di YG dan merilis lagumu sendiri, aku akan menjemputmu kalau sesuatu yang buruk terjadi," tulis Ten dalam pesannya.

Lisa hendak membalas pesan tersebut, namun pintu studio sudah lebih dulu terbuka dan Jiyong berdiri disana– sembari tersenyum jahil melihat Lisa.

"Bisa tinggalkan kami sebentar? Ini lirikku," ujar Jiyong, yang lantas memberikan selembar kertas di atas meja pada Haesol. Sementara Lisa? Gadis itu membeku di kursi tempatnya duduk, terlalu terkejut sampai menjatuhkan handphonenya ke atas lantai. "Jadi, namamu Lalisa? Ah... Maaf karena memintamu datang di tengah malam begini, namaku Jiyong," ucap Jiyong, mengulurkan tangannya untuk menyapa Lisa– pria itu justru berpura-pura tidak mengenal si Sweet Potatonya.

Lisa terdiam, tidak segera menerima jabatan tangan Jiyong. Kepala gadis itu tengah berusaha keras untuk mencari cara melarikan diri dari sana.

Dia tidak mengenaliku, pikir Lisa yang kemudian buru-buru menjabat tangan Jiyong. Seperti kata Ten, ini mungkin kesempatan untuk karirnya.

Sweet PotatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang