***
Pada akhirnya kontak tiga bulan diantara Jiyong dan Lisa akhirnya berakhir. Dan hari ini adalah hari terakhir kontrak tersebut. Di hari penting ini, Jiyong menyuruh Lisa untuk datang ke agensinya. Namun sejak awal, Lisa memang bukan seorang kekasih yang merepotkan, jadi Jiyong yang sudah dua hari tidak keluar dari agensinya tidak perlu lagi menjemput Lisa. Gadis itu bilang, Jennie bisa mengantarnya.
"Selamat datang nona," ucap Jiyong yang kemudian mempersilahkan Lisa untuk duduk studio rekamannya– setelah ia mengusir semua teman-temannya yang sibuk mempersiapkan album mereka. "Bagaimana perasaanmu hari ini?"
"Aku merindukanmu," jawab Lisa sembari mendudukan tubuhnya di atas kursi beroda.
"Ya, aku sudah menerima suratmu pagi ini, yang kau titipkan pada Taehee, aku suka gambar yang kau berikan,"
"Bukan itu jawaban yang ku harapkan," gumam Lisa, sembari menundukan kepalanya malu-malu.
"Heish... Biarkan aku menyelesaikan aktingku sayang," ucap Jiyong yang kemudian buru-buru menghampiri Lisa dan merangkul gadis itu dengan lengan bertattonya. "Tidak perlu ditanya, tentu saja aku merindukanmu, sangat merindukanmu,"
Lisa menolehkan kepalanya, ia menatap Jiyong yang terus tersenyum kemudian mengecup singkat pipi prianya. Tidak terlalu dingin, juga tidak terlalu panas, suasana dalam studio rekaman itu rasanya sangat nyaman untuk keduanya. Bayang-bayang akan segala hal yang pernah terjadi di dalam sana masih teringat sangat jelas di kepala keduanya. Bagaimana mereka bekerja bersama, bagaimana mereka beradu argumen sampai bagaimana menghela nafas lega ketika lagu yang mereka kerjakan akhirnya selesai.
"Aku benar-benar senang karena laguku di nyanyikan olehmu, oleh Big Bang," ucap Lisa sembari memainkan jemari Jiyong dengan jemarinya. "Terimakasih oppa, untuk tiga bulan yang luar biasa ini. Aku benar-benar menikmatinya, amat sangat menikmati dan menyukainya,"
"Kalau begitu, apa kau ingin memperpanjang tiga bulanmu? Kita masih punya satu kontrak lagi," tawar Jiyong– yang dulu pernah berencana menjebak Lisa dengan sebuah kontrak tambahan. Jiyong benar-benar ingin bekerja bersama Lisa, ditambah lagi, usai kontrak tiga bulannya dengan Lisa berakhir, Jiyong semakin yakin kalau Lisa adalah satu-satunya gadis yang dapat bertahan untuk berkencan dan bekerja bersamanya. "Sebenarnya, aku benar-benar ingin bekerja bersamamu lagi. Aku tidak pernah punya banyak waktu untuk berkencan, aku khawatir kau akan meninggalkanku karena aku terlalu sibuk dan alasan utamanya adalah... bekerja denganmu benar-benar menyenangkan,"
"Apa yang menyenangkan? Saat memarahiku? Atau saat menjahiliku?"
"Semuanya menyenangkan kalau itu bersamamu?" jawab Jiyong yang lantas membuat si pendengarnya terkekeh geli namun tetap saja tersipu senang mendengarnya. "Jadi... Kau sudah punya keputusan kan?"
"Hm... Aku sudah memutuskannya," jawab Lisa yang kemudian menatap Jiyong lekat-lekat. "Aku tidak ingin menulis lagu untuk bekerja lagi. Aku tidak ingin menjadi produser apalagi penyanyi. Aku sudah terbiasa hidup tanpa bertemu banyak orang, dan Taehee oppa bilang aku bisa bekerja di YG sebagai asisten produsermu, aku hanya perlu belajar merekam dan menyimpan hasil rekamannya, aku bisa membantumu, dan Taehee oppa bilang, oppa pasti akan mengizinkanku kalau aku hanya ingin bekerja denganmu– maksudku aku tidak ingin bekerja untuk produser lain,"
"Hhh... Jadi kau akan selamanya menjadi asisten produserku?"
"Sampai oppa memecatku?" jawab Lisa dan Jiyong pun mengakhiri kesepakatan itu.
Jiyong berhasil. Berhasil membuat Lisa bekerja untuknya, berhasil membuat sebuah rencana agar dapat melihat Lisa setiap hari– setidaknya saat rekaman– dan berhasil membuat Lisa 'menolak' untuk bekerja dengan orang lain. Sejak awal, Jiyong tidak ingin Lisa bekerja dan jatuh cinta pada orang lain. Jiyong tidak ingin Lisa jauh darinya apalagi sampai meninggalkannya, sebutlah pria itu posesif dengan menciptakan sebuah keadaan dimana Lisa mau tidak mau harus terus bersamanya, namun rasanya Lisa tidak menyadari sisi posesif milik kekasihnya. Setidaknya sisi posesif milik Jiyong itu tidak membuat Lisa merasa terkekang.
Sama seperti tiga bulan sebelumnya, berkencan dan bekerja bersama Jiyong membuat hari-hari Lisa menjadi semakin menyenangkan. Gadis itu menyukai pekerjaannya, pemasukan tetapnya, ditambah dapat melihat idolanya setiap waktu. Jiyong pun sama, pria itu pun semakin menikmati pekerjaannya, bekerja sembari menatap gadis menggemaskan yang tidak pernah mengeluhkan tempramennya.
Seperti pada suatu siang, Seungri mengeluhkan tempramen Jiyong pada Lisa. Seungri mengeluh karena baru saja dimarahi Jiyong. Dan yang Lisa ucapkan untuk menanggapi keluhan Seungri itu hanyalah "memangnya apa alasan Jiyong oppa marah?"
"Aku terlambat sepuluh menit," ucap Seungri, saat itu bersamaan dengan perginya Jiyong ke toilet.
"Ah... kalau begitu oppa memang pantas dimarahi," jawab Lisa yang sukses membuat Seungri serta Taehee tidak percaya, karena gadis itu tidak pernah berhenti mengidolakan Jiyong– bahkan setelah dimarahi ratusan kali.
Sayangnya, pada hari ini, beberapa hari sebelum Sober di rilis atau 9 bulan setelah Lisa bekerja sebagai asisten produser Jiyong mengakhiri hubungan mereka. Setelah semua hal manis yang mereka lakukan bersama selama hampir satu tahun, Jiyong mencampakan dan memecatnya.
Kejadiannya terjadi di sebuah malam, ketika Jiyong meminta Lisa untuk datang ke agensi di pukul 10 malam. Atas permintaan itu, Lisa benar-benar datang ke agensi dengan Taeyong. Gadis itu meminta Taeyong mengantarnya ke agensi dan Taeyong bersedia. Akan tetapi, setibanya ia di agensi, Lisa tidak langsung menemui Jiyong.
Lisa justru pergi ke atap, menghabiskan beberapa jam disana sampai Jiyong akhirnya menyusulnya. Namun di atap, Jiyong justru merasa kecewa. Kecewa sampai ke dasar hingga ia tidak dapat menahan dirinya.
"Kita putus, dan kau di pecat. Aku tidak ingin melihatmu lagi," ucap Jiyong pada malam itu, yang sukses menjatuhkan bulir-bulir air mata di pipi Lisa. Pada malam itu, apapun yang Lisa katakan, apapun yang berusaha Lisa jelaskan, apapun yang Lisa lakukan, Jiyong tidak ingin mengetahuinya.
Pada malam hari itu, Jiyong meninggalkan Lisa setelah mencampakannya. Pria itu sudah melupakan alasannya meminta Lisa untuk datang bahkan tidak lagi peduli dengan beberapa pria yang menunggunya di studio rekaman. Dengan emosi yang memuncak sampai ke ubun-ubun, Jiyong turun dari atap dan meninggalkan Lisa dengan pergi begitu saja bersama mobilnya. Marah membuat Jiyong dengan tega meninggalkan Lisa menangis sendirian di tempat parkir.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Potato
FanfictionSweet Potato, si manis yang hangat. Tidak harus ada B setelah A. Tidak harus ada 2 di belakang 1. Nyatanya, hati manusia jauh lebih rumit di banding logika matematika.