***
Sore ini Lisa bangun dari tidurnya karena suara gaduh di luar kamarnya. Gadis itu tidak menutup rapat pintunya ketika ia mulai tidur empat jam yang lalu. Dengan malas ia berjalan keluar kemudian melihat tiga orang gadis berseragam sekolah menengah lewat di depan kamarnya, berjalan dari ruang santai ke ruang tamu.
"Siapa mereka?" tanya Lisa, pada Ten yang baru saja mematikan tv di ruang tengah dan akan masuk ke kamarnya.
"Murid Taeyong hyung, mereka datang untuk menjenguk Taeyong hyung,"
"Taeyong oppa sakit? Tadi pagi ia terlihat baik-baik saja,"
"Ya, karena merasa bersalah padamu. Sudah tiga hari dia sakit. Hari ini dia mengajar, tapi pulang lebih awal karena sakit kepala. Sekarang murid-muridnya menjenguk," jawab Ten membuat Lisa mengangguk-anggukan kepalanya.
"Haruskah aku membelikannya bubur? Akan ku tanya dia sudah makan atau belum,"
"Muridnya sudah membelikannya bubur tapi Taeyong hyung belum memakannya," jawab Ten dan Lisa menganggukan kepalanya lagi. Gadis itu lantas mengikat rambutnya kemudian berjalan ke ruang santai, Lisa pikir Taeyong ada disana namun tidak ada siapapun disana. Jadi setelah Ten masuk ke dalam kamarnya, Lisa mengetuk pintu kamar Taeyong yang terbuka dan menarik perhatian Taeyong serta tiga muridnya yang ada disana. "Oppa, ku dengar kau sakit? Sudah pergi ke rumah sakit?"
"Migrain-ku kambuh, tapi aku sudah membeli obat," jawab Taeyong, tentu saja sedikit canggung karena Lisa bersikap sangat santai padanya– padahal pagi tadi gadis itu bicara dengan sangat dingin padanya.
"Kalau begitu akan ku buatkan teh jahe- ah tapi kita tidak punya teh jahe,"
"Tidak perlu Lisa, aku sudah-"
"Akan ku mintakan pada Jiyong oppa, semoga dia sudah bangun. Teh jahe sangat ampuh untuk migrain eommaku, tunggu disini," lanjut Lisa yang kemudian berlalu, tanpa menyapa tamu-tamu Taeyong. Gadis itu berlari kecil ke rumah Jiyong, tanpa sempat mencuci wajahnya, tanpa sempat mengganti pakaian tidurnya, tanpa sempat merapihkan rambutnya.
"Guru Lee, apa dia kekasihmu? Bukan kan?" tanya salah seorang murid wanita yang menjenguk Taeyong. "Kau tidak berkencan dengan gadis sepertinya kan?"
"Dia temanku, kenapa kalian masih disini? Kalian tidak pulang atau pergi ke tempat les?" balas Taeyong– yang beberapa bulan lalu sudah pernah di gosipkan berkencan dengan Lisa karena Lisa datang ke sekolah tempatnya mengajar.
"Bukankah gadis itu pernah datang kesekolah? Dia menunggumu di depan sekolah dan kalian pergi bersama, kalian berkencan dan tinggal serumah?" tanya seorang murid lainnya, membuat Taeyong justru semakin sakit kepala. Taeyong pernah berharap ia memang berkencan dengan Lisa, namun setelah ucapannya membuat Lisa pingsan di stasiun, Lee Taeyong merasa ia tidak pantas untuk Lisa.
Ketiga murid yang datang untuk menjenguk Taeyong tersebut tetap berada disana bahkan setelah Taeyong mengusir mereka, ketiganya tetap berada di dalam kamar Taeyong bahkan setelah Lisa kembali dengan secangkir teh dari rumah Jiyong.
"Ini tehnya," ucap Lisa sembari meletakan teh yang ia bawa dari rumah Jiyong di meja kayu sebelah ranjang Taeyong. "Kalau sampai nanti malam migrainnya belum berkurang, periksakan saja ke rumah sakit. Minta Ten mengantarmu, oppa. Malam ini sepertinya aku tidak pulang lagi,"
"Ah ya-"
"Kau tidak bertanya kemana aku akan pergi?"
"Rumah depan?"
"Tidak," jawab Lisa sembari menggelengkan kepalanya. "Aku sedang sibuk bekerja sekarang, aku akan ada di kamarku, kau bisa memanggilku kalau membutuhkan sesuatu," lanjut Lisa yang lantas pergi ke kamarnya. Gadis itu enggan berlama-lama disana, enggan berlama-lama menjadi tontonan murid-murid Taeyong yang menatapnya dengan sinis. Awalnya Lisa ingin menyapa gadis-gadis itu, namun begitu melihat tatapan sinis anak-anak sekolah menengah itu Lisa mengurungkan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Potato
FanfictionSweet Potato, si manis yang hangat. Tidak harus ada B setelah A. Tidak harus ada 2 di belakang 1. Nyatanya, hati manusia jauh lebih rumit di banding logika matematika.