26

2.3K 411 23
                                    

***

"Oppa sudah makan siang? Tadi Jennie eonni membuat bulgogi," ucap Lisa sembari menarik tubuhnya untuk bangkit dari ranjang dan berjalan keluar dari kamarnya. Dadanya sesak, karena terlalu senang mendengar apa yang Jiyong ucapkan. Lisa sangat senang sampai kepalanya tidak dapat memikirkan apapun dan dirinya tidak tahu apa reaksi yang tepat untuk menanggapi ucapan Jiyong barusan.

Bukan kali pertama Lisa mendengar seseorang menyatakan perasaannya. Bukan kali pertama ada pria yang datang dan memberitahunya kalau ia menyukai Lisa. Tapi kali ini rasanya berbeda, tentu saja berbeda karena yang baru saja menyatakan perasaannya adalah G Dragon– seseorang yang bagi Lisa sendiri sangat mustahil akan menyukainya.

Lisa pernah bermimpi bisa berkencan dengan G Dragon. Dalam kepala gadis itu, G Dragon selalu menjadi kekasihnya, apapun yang G Dragon lakukan, apapun yang ia katakan, apapun berita yang menerpa G Dragon, ia selalu bermimpi G Dragon adalah miliknya. Hanya saja, saat ini, ketika seorang G Dragon benar-benar menyatakan perasaannya, Lisa tidak bisa mengatasinya.

"Aku di tolak?" tanya Jiyong, menghentikan langkah Lisa yang baru saja melewatinya. Lisa baru saja mengulurkan tangannya untuk meraih kenop pintu kamarnya, namun ucapan Jiyong membuatnya menarik kembali tangannya dan berbalik untuk melihat Jiyong.

"Kenapa?"

"Aku-"

"Tunggu dulu," tahan Lisa yang lantas menutup mulut Jiyong dengan tangannya. "Mengetahui kalau seorang G Dragon menyukaiku saja sudah membuatku merasa seperti tersambar petir. Tunggu sebentar, ya?" pinta Lisa, masih sembari menutup mulut Jiyong dan membuat Jiyong hanya menganggukan kepalanya. "Terimakasih," gumam Lisa yang kemudian melepaskan mulut Jiyong dan bergegas pergi ke dapur.

Di dapur, Lisa masih sangat gugup. Gadis itu menghangatkan lagi lauk-lauk yang sebelumnya sudah disiapkan Jennie, menyusunnya di meja tanpa berani menatap Jiyong– yang hanya diam dan menontonnya.

"Jangan menatapku terus," pinta Lisa sembari memunggungi Jiyong– gadis itu sangat gugup hingga tanpa sadar terus mengaduk air yang sedang dipanaskannya.

"Aku hanya penasaran, kenapa kau memasak air?" tanya Jiyong, padahal di atas meja makan sudah ada beberapa piring lauk dan dua mangkuk nasi. Lisa hanya berpura-pura sibuk untuk menghindari Jiyong. "Tidak bisakah kau duduk saja? Sudah ada banyak makanan disini, dan kurasa kau tidak suka-"

"Kenapa oppa menyukaiku?! Ah tidak! Ini sungguhan? Aku tidak sedang bermimpi sekarang?" potong Lisa yang lantas mematikan kompornya kemudian menyeret gips di kakinya untuk segera duduk di depan Jiyong, di meja makan. "Aku sudah berkali-kali memimpikanmu, aku bahkan pernah bermimpi tidur denganmu. Tapi tidak ada satu mimpi pun yang terasa sangat nyata seperti sekarang! Aku senang, kalau oppa menyukaiku, aku bersyukur karenanya tapi aku juga takut. Bagaimana kalau ini hanya mimpi dan aku tidak sengaja bangun? Ini tidak masuk akal,"

"Kenapa ini tidak masuk akal?" tanya Jiyong, sembari meraih sumpit yang sebelumnya Lisa siapkan untuknya dan mulai mencicipi masakan Jennie. "Hm... Kurasa Jennie memang seorang chef yang-"

"Bagaimana bisa ini masuk akal? Seorang G Dragon menyukai gadis sepertiku?"

"Gadis seperti apa dirimu?"

"Gadis sakit? Yang selalu gugup setiap kali di lihat orang lain?" jawab Lisa yang bahkan tidak bisa mencium aroma makanan di depannya, Lisa terlalu 'bingung' dengan kejadian yang baru saja menimpanya. "Selain itu, kita juga tidak cocok. Kita terlalu berbeda,"

"Begitukah?"

"Oppa lebih suka wine, sedangkan aku lebih suka beer. Oppa pergi ke restoran mewah sedangkan aku ke restoran biasa. Oppa suka barang-barang mewah sedangkan aku tidak. Aku lebih suka diam di rumah sementara oppa suka berpergian. Aku tidak punya banyak teman sementara oppa selalu dikelilingi banyak orang. Oppa lebih suka berbelanja sedangkan aku lebih suka menonton film di rumah. Oppa suka film ber-genre drama romantis sedangkan aku-"

"Apa kau suka nasi mentah? Maksudku memakan beras?"

"Tidak,"

"Aku juga tidak. Kau suka mandi air dingin di musim dingin?"

"Tidak,"

"Aku juga tidak. Kau suka makan buah yang sudah busuk?"

"Tidak,"

"Aku juga tidak. Kau suka makanan kadaluarsa?"

"Tidak, kenapa kita membicarakan masalah itu sekarang?"

"Kalau di cari, entah itu persamaan atau perbedaan, pasti akan selalu ada. Kita punya banyak perbedaan, karena kau mencarinya. Tapi kita juga punya banyak kesamaan, kalau kau mencarinya juga," jawab Jiyong terdengar sangat santai karena ia merasa Lisa tidak akan menolaknya, Lisa hanya butuh bukti kalau saat itu ia tidak sedang bermimpi. "Kau menyukaiku, iya 'kan?"

"Tentu saja,"

"Kau ingin berkencan denganku?"

"I- iya- iya- tapi kalau ini benar-benar sungguhan. Bukan mimpi apalagi permainan-"

"Aku ingin jadi lebih dekat denganmu, aku ingin berkencan denganmu dan aku bersungguh-sungguh," potong Jiyong membuat Lisa benar-benar kebingungan sekarang.

"Tidak semua mimpi menjadi kenyataan..."

"Tidak semua bukan berarti tidak ada mimpi yang jadi kenyataan,"

"Kalau begitu, tunggu disini," ucap Lisa yang kemudian kembali berjalan ke dalam kamarnya. Seorang G Dragon mengajaknya berkencan adalah sebuah kenyataan yang tidak bisa Lisa terima. Tentu itu adalah sebuah keberuntungan, bodoh kalau Lisa menolak keberuntungan sebesar itu. Tapi perasaan aneh seakan tengah bermimpi tetap tidak dapat Lisa hindari.

Di banding masuk ke dalam kamarnya, Lisa melangkah masuk kedalam kamar Jennie dengan kaki yang pincang. Jiyong tidak tega melihat gadis itu terus berjalan namun ia tidak bisa berbuat apa-apa ketika Lisa dengan sangat jelas terlihat kalut. Lisa benar-benar tidak bisa menerima kenyataan kalau seorang pria hebat seperti G Dragon mengajaknya berkencan. Lisa sudah cukup bersyukur ketika ia bisa menjadi tetangga Jiyong, tapi sekarang menjadi kekasih seorang Kwon Jiyong? Lisa khawatir ia akan terbangun dari mimpi indah itu besok.

Jennie selalu menaruh sebuket bunga segar di dalam vas di kamarnya. Sebagai teman serumah, tentu saja Lisa mengetahuinya dan sekarang, Lisa meminjam sebuket bunga tulip tersebut. Gadis itu kembali berjalan ke meja makan, menghampiri Jiyong dan mengulurkan tangkai-tangkai bunga tulip aneka warna itu.

"Untukku, tidak masuk akal kalau seorang pria hebat seperti G Dragon memohon untuk jadi kekasihku. Siapa aku? Kenapa seorang G Dragon harus menurunkan harga dirinya untuk meminta gadis sepertiku berkencan dengannya? Padahal dia bisa menunjuk gadis manapun yang lebih hebat dariku," ucap Lisa sembari menggenggam kuat tangkai-tangkai tulip di tangannya. Tangan gadis itu gemetar ketika ia mengulurkan bunga itu kepada Jiyong, namun ia tidak ingin mundur. "Tapi kesempatan untuk berkencan dengan seorang G Dragon juga bukan hal yang bisa ku tolak. Jadi- jadi- jadi- hhh- jadi... Oppa- oppa aku menyukaimu. Aku sangat-sangat menyukaimu, maukah oppa berkencan denganku? Aku akan melakukan apapun untukmu kalau kau mau menerimaku sebagai kekasihmu,"

"Hm... Aku mau,"

***

Sweet PotatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang