🔸Arka:Bab 9🔸

1.4K 69 1
                                    

Hai reader!!!!
Ketemu lagi ya...
Kalau kalian sangat rindu sama si muka tembok langsung aja cuss...baca ya reader!!!

Happy reading!!

"Jadi mereka semua blasteran?"tanya Kay dan langsung diangguki oleh mereka berdua.

.........

Kedua sahabatnya itu melihat Kay seperti orang dari planet mana.

"Kenapa dengan ekspresi kalian!"kata Kay kesal pada kedua sahabatnya yang sekarang malah tertawa.

"Bener-bener obat kalian pada habis"gerutu Kay sambil meminum minumannya yang tinggal setengah dan kembali menatap gerombolan cowok most wanted itu,matanya melihat kembar Zaiden pergi dari sana.

......

Aron masih saja menatap para sahabatnya yang masih saling menghina satu sama lain.

"Ron,pulang"kata Arion sambil melihat sang adik yang sejak tadi hanya menjadi pendengar.

"Kenapa?" tanyanya dan balik melihat sang kakak.

"Uncle Zean datang kata papa"jawab Arion sambil berdiri dari duduknya.

"Hem.."dehemnya dan ikut bangkit dari duduknya.

"Gue cabut ya"pamit Arion pada yang lain.

"Yoi"

"Hati-hati"

"Gue ikut,rion"kata Revan dan hanya dibalas acungan jempol dari Arion karena sudah berjalan menjauh dari sana.

"Gue cabut juga ya"pamit Revan pada yang lain dan dibalas anggukan.

......

Kay yang sejak tadi melihat cowok tembok yang ternyata bernama Aron melangkah keluar dari Cafe di ikuti oleh kembarannya dan satu cowok bernama Revan.

"Kay !!" pekik sebuah suara sehingga membuat Kay kaget.

"Apa'an sih?" tanya Kay kesal pada Yana yang tak merasa bersalah sedikitpun.

"Lo dari tadi gue panggil malah geleng-geleng kayak orang dugem" omel Yana sedangkan Sindy terkekeh kecil melihat Kay yang dimarahi oleh Yana.

"Gue nggak bisa beda'in"gumam Kay pelan bahkan seperti angin saja.

"Apa?" tanya Sindy yang kebetulan berada disebelah Kay dengan muka penasaran.

"Nggak"jawab Kay.

"Nih anak ditanya jawabnya nggak" kata Sindy kesal.

Suara tawa masih terdengar dari meja dimana para most wanted berkumpul.Kay tersentak kaget saat melihat jam tangannya.

"Alamat gue lupa" kata Kay kemudian bangkit dari duduknya.

"Kenapa?" tanya Yana melihat Kay yang tampak sangat terburu-buru.

"Gue lupa kalau cafe tempat gue kerja buka lebih awal"kata Kay memasukan ponselnya kedalam tas yang dia bawa tadi.

"Gue pergi du.."

"Gue anter"potong Sindy dan hanya dibalas anggukan dari Kay karena percuma pasti Sindy akan memaksa untuk mengantarnya.

"Gue ikut" seru Yana dan mereka bertiga keluar dari cafe itu menuju tempat parkir.

Mereka telah sampai di parkiran yang lumayan ramai karena ini adalah malam minggu dimana para anak muda merasa bebas dari rutinitas belajar dan memuaskan diri dengan berkumpul dengan teman maupun pasangan.

"Siapa yang nyetir?" tanya Sindy karena dia malas nyetir apa lagi sudah mau sore gini yang waktu dirinya nyantai dipulau kapuknya.

"Yaudah gue aja"jawab Yana dan Sindy langsung menyerahkan kunci mobilnya.Mobil membelah jalan yang lumayan macet karena kebanyakan orang-orang keluar untuk berkumpul dengan keluarga.

........

Mereka sampai disebuah cafe yang sangat ramai oleh pengunjung.

"Makasih atas tumpangannya,gue kerja dulu" pamit Kay dan hanya dibalas acungan jempol dari kedua sahabatnya itu.Kay melihat mobil sahabatnya semakin menjauh setelah itu dia masuk kedalam cafe yang sangat ramai,Kay langsung menerobos masuk kedalan dapur.

"Maaf bos,aku telat"kata Kay dengan senyum canggungnya pada seorang pria tampak masih muda yang sekarang tengah berkutat dengan penggorengan.

"Ya,sudah sekarang ganti pakaianmu Kay" kata pria itu tanpa mengalihkan pandangan dari penggorengan.

"Siap 86" kata Kay dan berlalu pergi menuju ruang ganti.lima menit kemudian Kay keluar dari ruang ganti dan langsung menuju pria yang dipanggilnya bos tadi.

"Ini Kay,bawa kemeja nomor enam" kata pria itu sambil menyerahkan nampan berisi pesanan pelanggan.

"Ok bos Deon" kata Kay dan berlalu keluar untuk mengantarkan pesanan pada pelanggan sedangkan pria yang dipanggil Deon itu hanya tersenyum lembut.

.........

Sebuah mobil memasuki perkarangan sebuah rumah megah bergaya eropa dan tak lama tiga orang cowok keluar dari mobil hitam itu.

"Rame amat dah" kata salah satu dari mereka saat melihat tiga mobil berjejer rapi.

"Mana ramenya,lo halu.Kalau rame tuh udah kedengeran suara dari sini,Revan" imbuh cowok satunya lagi.

"Berisik lo berdua"kata cowok disebelah Revan dan berlalu meninggalkan mereka berdua.

"Aron tungguin gue"kata cowok yang tak lain adalah Arion.

"Hadeh...punya sepupu gini amat dah,yang satu dingin yang satu kebalikannya.Benar-benar kombinasi yang aneh"gumamnya sambil melihat dua cowok yang berjalan menjauh.

"Woy tunggu!!"serunya sambil berjalan.

.......

Mereka bertiga masuk kedalam rumah dan langsung disuguhkan oleh seorang bocah laki-laki yang tampak memainkan sebuah plasdisk.

"Punya gue!!" pekik Arion saat sebuah flashdisk berewarna silver entah apa isinya,sedangkan bocah bermata biru itu memandang Arion dengan polos.

"Kembali'in punya gue!" kata Arion merebut benda kecil itu tapi bocah laki-laki itu berusaha mempertahankannya.

"Ada apa ini"kata sebuah suara sehingga Aron dan Revan menengok kearah tangga tampak seorang wanita yang masih terlihat muda sedangkan Arion berusaha merebut barang miliknya.

"Arion!!!" teriak wanita itu sehingga membuat Arion membatu sedangkan kedua cowok yang sejak tadi memperhatikan dua orang yang berebut sebuah benda kecil itu bergidik takut.





Waduh....Arion dalam masalah dan  apa kalian masih ingat dengan keluarga Walten generasi Al karna dichapter berikutnya mereka akan muncul.Vito and comment ya..
Sampai jumpa dichapter berikutnya!!!!

Arka[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang