🔸Arka:Bab 19🔸

1.1K 59 2
                                    

Hallo reader!!!!
Maaf lama nggak up,saya lagi sibuk simulasi jadi nggak bisa up deh hehehe..
Kalau begitu langsung baca aja ya...



Happy reading!!!!




"Mata itu digunakan untuk melihat"kata orang itu sehingga Kay mengerutkan keningnya saat mendengar suara yang tak asing untuknya.

"Kamu!!" pekik Kay.

.......

Sedangkan orang yang ditunjuk Kay hanya menatap dengan tatapan tajam.

"Ngapain lo ada dimana-mana sih!!"pekik Kay sambil membenarkan gaunnya yang agak kusut.

"Aduh..gue lupa,lo kan raja setan pasti lo bisa pindah-pindah tempatkan"gumam Kay sambil menepuk jidatnya sedangkan orang yang sejak tadi dia sebut raja setan menatap dengan tatapan yang semakin tajam.

"Kau sedang bicara dengan siapa,Ron?" tanya sebuah suara sehingga mengalihkan pandangan Kay dan seketika matanya terpaku oleh dua orang pria tepat berada disebelah Aron.

"Tidak penting"jawabnya ketus dan masih menatap Kay sedangkan kedua mata Kay masih fokus pada kedua pria yang tampak sedang meledek Aron dengan bahasa yang tidak dimengerti Kay.

"Kau sedang melihat apa,nona" intrupsi sebuah suara sehingga membuat Kay kembali pada kenyataan.

"Oh...maaf" kata Kay lalu pergi dari sana sehingga membuat kedua orang itu menatap bingung kecuali Aron yang menatap tajam kearah gadis bergaun hitam yang semakin masuk kekerumunan orang.

"Kau kenal gadis tadi?"tanya orang itu pada Aron tapi cowok itu langsung berlalu dari sana.

"Kenapa dengan dia?"tanyanya pada orang yang tepat berada disebelahnya.

"Entahlah,lebih baik kita cari bocah setan yang entah pergi kemana"jawab pria yang tampak lebih muda dari pria pertama tadi.

"Kau benar Haiden,aku tidak mau uncle Zean marah"putusnya dan berlalu dari sana.

......

Sekarang Kay telah berada didalam toilet yang berada di hotel tersebut.

"Masa gue kena serangan jantung mendadak sih tadi dan setahu gue keluarga nggak ada riwayat jantung" gumam Kay tepat didepan kaca dengan tangan memegang dada kirinya seakan memeriksa jantungnya tidak apa-apa.

Tiba-tiba lagu dari boyband asal negeri gingseng membuyarkan fikiran Kay yang masih kemana-mana.

"Hallo"ucap Kay dan dia langsung menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar suara bernada amarah dari sang penelepon.

"Aku tadi tersesat Kak Den"katanya dengan sedikit bumbu kebohongan(tidak patut untuk ditiru). Padahal dia tadi bertemu dengan cowok tembok bersama dua sosok bule tampan disebelah cowok tembok itu.

"Iya,aku kesana sekarang"katanya lagi kemudian memutuskan sambungan telepon tadi dan sedikit merapikan penampilannya didepan cermin setelah rapi Kay berjalan keluar dari toilet.

.......

Kay mencari sang kakak dibanyaknya tamu undangan,tak lama dia menemukan sang kakak tampak sedang berbincang dengan seorang pria dan dengan segera Kay melangkahkan kakinya untuk sampai didepan Denzel.

"Kak Den" panggil Kay dan Denzel menoleh melihat sang adik tampak kelelahan.

"Kau sudah kembali rupanya,sini kakak perkenalkan kamu dengan seseorang" ucap Denzel dan Kay hanya mengikiti apa yang kakaknya ucapkan dan Kay terbengong melihat pria yang tadi bersama dengan Aron tadi.

"Hola,kita bertemu lagi ya" kata pria itu dan Kay masih terpana akan ketampanan pria seusia sang kakak.

"Perkenalkan ini adik saya" ucap Denzel lagi.

"Nama saya Oliver" katanya sambil mengulurkan tangannya pada Kay.

"Saya Kayla"kata Kay gelagapan dan segera menyambut uluran tangan Oliver.

"Senang bertemu denganmu,Kayla"kata Oliver dengan senyuman yang mampu membuat setiap gadis meleleh termasuk Kay.

"I...iya"kata Kay gugup sedangakan Oliver hanya tersenyum tipis.

........

Disebuah ruangan dengan cat didominasi oleh warna hitam tampak sebuah meja persegi panjang dan beberapa pria tampak duduk dikursi yang berada didepan meja tersebut.

"Kau sudah menyelidikinya?"tanya salah satu dari mereka.

"Yap memang benar dialah pelakunya" jawab yang lain tampak sangat santai dengan rubik ditangannya.

"Apa kita akan bermain dengan para hama kecil itu?"tanya yang lain sambil mengeluarkan sebuah kotak hitam entah apa isinya.

"Nanti saja,biarkan mereka menikmati pesta dulu"cegatnya sedangkan yang lain hanya mengangguk pasrah.

"Mungkin kita perlu bantuan uncle" sarannya dan meletakan rubiknya yang sudah disusun sesuai warnanya.

"Benar,dari pada Perusahaan yang dibangun hancur akibat para hama itu" imbuh salah satu tampak hanya diam dan memandang dengan tatapan dingin.



Sampai sini dulu ya reader,maaf pendek soalnya kepala saya masih mumet dengan simulasi ini.Seperti biasa vito and comment ya!!!!
Sampai jumpa dichapter berikutnya!!

Arka[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang