🔸Arka:BAB 4🔸

1.8K 73 1
                                    

Hallo reader!!
Bertemu lagi dengan saya tentunya dengan salah satu kembar Zaiden.Tak menunggu waktu lama.
Cusss.....Happy reading!!!




"Cowok tembok!!!" kata Kay lagi.

..........

Teriakkan Kay masih tidak dihiraukan oleh cowok itu dan hal itu membuat Kay badmood seketika.

"Emang sialan amat tuh cowok,dasar muka tembok,datar,mulut cabe"umpat Kayla sambil berjalan turun dari atap karna jam istirahat telah berakhir.

"Wajah sih ok,tapi sifat nol besar"gerutunya lagi.

"Kenapa lo?" tanya Sindy yang sejak tadi melihat Key sejak masuk kedalam kelas ngomel-ngomel tidak jelas.

"Lo tau nggak" kata Kayla dengan muka kesalnya.

"Nggak,kan lo belum kasih tau kekita"kata Yana yang baru bergabung dengan mereka berdua.

"Sialan amat tuh cowok tembok nyamain gue sama bulldog lagi"sungut Kayla dengan tangan meremas kertas entah dari mana dapatnya.

"Cowok tembok?siapa sih yang lo kasih panggilan aneh?" tanya Sindy yang sejak tadi mendengarkan Key bicara.

"Gue nggak tau namanya,tapi tuh orang rasanya pakai baju basket deh" kata Kay berusaha mengingat-ingat cowok yang membuatnya kesal.

"Oh ya,rambutnya kalau nggak salah hitam gitu deh"lanjut Kayla.

Dan seketika kedua mata sahabatnya itu membola mendengar ucapan Kay tadi,seakan tahu siapa orang yang dimaksud Kayla.

"Kay!!" pekik mereka berdua membuatnya menutup kedua telinganya.

"Apa'an sih?!" tanya Kay kesal pada kedua sahabatnya itu.

"Lo beruntung banget!!" kata Yana dengan antusias dan diangguki oleh Sindy.

"Beruntung apanya?sial mah iya"kata Kay kesal.

"Ih...Kayla,lo kurang update yang lo sebut cowok tembok itu kapten basket yang sangat mempesona itu!!" kata Sindy histeris.

"Dimana pesonanya,datar mah iya" gerutu Kay dan langsung meninggalkan keduanya karna kesal.

"Eh..ngambek dia" kata Sindy memperhatikan Kay yang keluar dari kelas padahal jam istirahat masih duapuluh menit lagi.

"Biarin aja"sahut Yana yang kembali duduk dikursinya.

...........

Sepanjang jalan Kayla menggerutukan kedua sahabatnya itu,bukannya membuat moodnya baik malah dibuat masuk kedalam jurang terdalam.

"Emang apa hebatnya tuh cowok jadi kapten aja dipuja nanti gue jadi presiden gue bumi hanguskan spesies makhluk macam dia" gerutunya disepanjang koridor sekekali menghisap capucino cincau miliknya.

Tak lama terdengar teriakan dari para siswi seakan memuja seseorang dilapangan.

"Apa'an tuh,berantem ya?"tanyanya pada dirinya sendiri kemudian berjalan mendekati gerombolan cabe lambe.

"Kak Aron!!"

"Aron,tampan banget.Ya ampun!!"

"Kapten basketku!!"

"Aron!!"

"Ya ampun Aron dihati aku!!"

Begitulah teriakan dari para siswi yang berada dipinggir lapangan dan Kayla berusaha masuk kedalam gerombolan itu,setelah sampai didepan dia bisa melihat cowok tembok yang dia temui diatap tadi sedang latihan bersama tim basket dan sepertinya cowok itu sedang mengarahkan anggota basket lainnya.

"Eh..Kay gue cari'in juga ternyata lo malah angkring disini"celetuk sebuah suara dan hal itu membuat dia menengok keasal suara ternyata adalah Yana dan disusul oleh Sindy dibelakang.

"Emang lo pikir gue cabe-cabean yang nangkring dipinggir jalan" gerutu Kayla dengan muka cemberutnya.

"Sedikit mirip sih"imbuh Sindy dengan muka tampa dosanya.

"Sialan lo pada"kata Kayla kesal

"Omg kak Aron!!" pekik Yana saat melihat orang yang sejak tadi menjadi objek yang dilihat Kayla tadi.

"Siapa?Laron maksud lo?" tanya Kayla dengan alis terangkat dan langsung digeplak oleh Sindy dan wajahnya dipaksa melihat objek yang tadi dilihatnya.

"Itu,yang namanya Aron atau laron?"tanya Key sambil menepis tangan Sindy diwajahnya.

"Ya ampun lo kudet amat sih,Kay"kata Yana kesal dengan sahabatnya itu.

"Ya iyalah dia itu yang jadi kapten basket baru disekolah kita,cogankan Kay?"imbuh Sindy.

"Biasa aja sih"kata Kayla acuh.

"Ya ampun mata lo katarak ya,cogan gitu lo bilang biasa aja" kata Yana sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan Kayla.

"Kak Aron itu most wanted Kayku tersayang,walaupun dia dingin dan banyak diem tapi karismanya itu selalu uhh"kata Yana berlebihan.

"Gue nggak peduli mau dia anak presiden kek,pangeran kek,aktor kek gue tetep nggak peduli" kata Kayla acuh sambil berjalan menjauhi lapangan.

Gimana ceritanya,seru atau nggak.Kalau nggak mohon maaf karena saya masih amatir dalam dunia tulis-menulis,seperti biasa saya hanya minta vito and comment.
Sampai jumpa dichapter berikutnya!!!

Arka[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang